Seandainya Saja Surga Membuka Kesempatan untukku Berkunjung Sekali Saja

Sepucuk surat rindu untuk Ayah di surga

Ketika aku masih kecil, aku selalu memikirkan tentang surga dan seperti apa isinya. Aku sering membayangkan bagaimana keadaan mereka (orang yang telah tiada) di surga, abadi dan kekal. Dan seiring aku beranjak dewasa, aku justru tak lagi peduli tentang surga. Aku sudah terjebak dalam realita kehidupan. Realita yang seringkali membuatku tak pernah memikirkan bagaimana keadaan surga lagi.

Lalu, apakah aku harus berusaha untuk bisa masuk sana ketika aku meninggal nantinya?

Kemudian pemikiran tentang surga kembali muncul ketika ayahku meninggal.

Seandainya Saja Surga Membuka Kesempatan untukku Berkunjung Sekali SajaSumber gambar : instagram.com/iaaronwall

Melihat ayahku perlahan berjalan menuju kematian membuatku kembali tertarik ke jalan yang rasanya sudah lama kulupakan. Aku merasa bahwa sebagian dari diriku ikut bersamanya ke gerbang emas surga. Tempat dengan gumpalan awan putih dan menenangkan jiwa. Dan berpikir bahwa dia benar-benar telah berada di surga sedikit membuatku tenang. Paling tidak dia sudah tak lagi merasakan hingar-bingar dunia, yang harus diakui, tak selamanya menyenangkan.

Lalu bagian lain dari diriku mencoba merenungkan. Bagaimana rasanya jika aku bisa mengunjungi ayahku sebagaimana aku mengunjungi orang lain pada umumnya. Bagaimana rasanya jika aku memiliki kesempatan untuk pergi ke surga dan bertemu dengan mereka yang telah tiada.

Seandainya Saja Surga Membuka Kesempatan untukku Berkunjung Sekali SajaSumber gambar: kalamatatimes.gr

Apakah aku bisa berbicara dengan nenekku dan berbagi cerita yang belum pernah kudengar sebelumya? Kadang aku berpikir, apakah cerita tentang surga yang ditinggali nenek akan sama dengan surga versi ayahku. Dan mungkin aku akan tahu kenapa namaku diambil dari nama nenekku.

dm-player

Kemudian bagaimanakah keadaan teman-temanku yang mungkin tak akan pernah menua di sana. Apakah kerinduan ini juga mereka rasakan? Entah kenapa dari sekian banyak orang, aku merasa bahwa akulah yang paling banyak merasakan kehilangan karena kematian. Pernah aku merasa bahwa kehadiranku membawa kesialan sehingga ke mana pun aku pergi, aku selalu bertemu dengan kematian.

Kematian bukanlah sebuah akhir. Aku percaya akan ada satu hari saat kita semua bersama-sama, entah kapan.

Seandainya Saja Surga Membuka Kesempatan untukku Berkunjung Sekali SajaSumber gambar: signorasinasce.wordpress.com

Rasanya mengagetkan karena aku begitu merindukan sosoknya ketika dia telah benar-benar tiada. Aku sangat merindukannya. Tapi aku hanya bisa melihat video dan foto ketika kami masih bersama. Kerinduan ini begitu menyakitkan sehingga aku sering berharap agar Tuhan memberiku kesempatan untuk mengunjunginya meski hanya untuk sesaat.

Aku begitu ingin duduk berdua bersamanya dan berbicara tentang banyak hal. Apakah ayah akan memberi berbagai nasihat yang mungkin selama ini terlewatkan? Apakah ayah akan bercerita bagaimana rasanya terlepas dari berbagai suntikan obat setiap harinya? Ayah mungkin akan terlihat jauh lebih muda dan sehat, siapa yang tahu? Aku akan memberitahunya bahwa ketika ayah jatuh sakit, aku tak pernah sekalipun melewatkan sehari tanpa mendoakan kesembuhannya. Meskipun pada akhirnya kami berdua tak pernah memiliki kesempatan untuk saling berucap kata perpisahan.

Jika saja surga memiliki jam kunjung layaknya rumah sakit. Mungkin kami berdua akan bercanda atau sekedar membicarakan hal yang dia suka. Aku akan menggunakan kesempatanku untuk bercerita tentang hal-hal yang selama ini belum sempat kusampaikan pada ayah.

Seandainya Saja Surga Membuka Kesempatan untukku Berkunjung Sekali SajaSumber gambar: travelblog.org

Jika saja surga punya jam berkunjung untuk mewujudkan rinduku. Namun sayangnya kesempatan seperti itu tak akan pernah ada. Yang bisa kulakukan adalah mengisi hariku dengan berbagai kegiatan bermanfaat sehingga nantinya ketika saat aku tiada, aku bisa bertemu dengan ayah di surga. Dan berdoa bahwa dia akan selalu bahagia. Kuharap begitu.

Topik:

Berita Terkini Lainnya