Pameran Arsitektur ARCH:ID, Jadi Forum Pertemuan Arsitek dan Industri

ARCH:ID digelar pada 27-29 Februari 2020 di ICE BSD

Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan PT Citra Inovasi Strategi (CIS) menggelar pameran dan konferensi arsitektur perdana mereka ARCH:ID di ICE, BSD. Diselenggarakan pada 27-29 Februari, pameran ini berupaya melahirkan kolaborasi baru dari para arsitek dan industri.

Pameran dikuratori oleh tiga arsitek ternama, yaitu Andra Matin, Danny Wicaksono, dan Wiyoga Nurdiansyah. Berikut ini IDN Times rangkum 5 poin penting dari ARCH:ID.

1. Peran arsitek lebih dari sekadar mendesain

Pameran Arsitektur ARCH:ID, Jadi Forum Pertemuan Arsitek dan IndustriSalah satu instalasi di pameran arsitektur ARCH:ID yang digelar di ICE, BSD. 26 Februari. IDN Times/Tyas Hanina

Pada pembukaan acara tersebut, mereka mengundang Budi Karya selaku Menteri Perhubungan Republik Indonesia. Budi mengatakan bahwa arsitek memiliki peranan penting untuk pembangunan Indonesia.

"Sebentar lagi, kita akan banyak membangun bandara nih. Itu juga salah satu contoh bahwa peran arsitek tidak terbatas pada kemampuan kita mendesain saja, tapi bagaimana outcome-nya bisa bermanfaat untuk masyarakat," tuturnya.

2. ARCH:ID berupaya menonjolkan sisi desain dalam pameran mereka

Pameran Arsitektur ARCH:ID, Jadi Forum Pertemuan Arsitek dan IndustriTampilan depan instalasi "Re-Framing Louis Khan" di pameran arsitektur ARCH:ID yang digelar di ICE, BSD. 26 Februari. IDN Times/Tyas Hanina

Kehadiran ARCH:ID di dalam dunia arsitek Indonesia, menurut Wiyoga Nurdiansyah, diharapkan dapat membuat bidang arsitektur menjadi penyokong pembangunan peradaban Indonesia.

Ketua IAI ini, mengatakan bahwa hal yang membedakan ARCH:ID dengan pameran arsitektur lainnya adalah desain.

"Tahun pertama ini, memang masih banyak PR yang harus kita perbaiki. Tetapi, kita berusaha untuk membuat pameran ini terkurasi secara desain. Jadi, bagaimana seorang arsitek mendesain sebuah perhelatan untuk industri mereka sendiri," ujarnya.

3. Ada lima featured exhibition dan 150 booth

Pameran Arsitektur ARCH:ID, Jadi Forum Pertemuan Arsitek dan Industridok. Jayaboard

Pameran yang digelar di Hall 3A Indonesian Convention Exhibition (ICE) di BSD, Tangerang, ini menampilkan 5 featured exhibitions yang bisa disambangi.

Di antaranya adalah Aga Khan Awards Exhibition (studiodasar & SPOA), Architecture Student Exhibition (ARA Studio), Indonesia Architect Creation Exhibition (Dua Studio), Inisiatif Scriptura Exhibition (Each Other Company & studiodasar), dan Re-Framing Louis Kahn Exhibition by Cemal Emden (Andra Matin & studiodasar).

dm-player

Selain itu, juga ada kolaborasi dari arsitek dengan brand bahan bangunan. Salah satunya terlihat dari booth Jayaboard. Mereka menampilkan instalasi paviliun dengan tema "Beyond the Ceiling".

Instalasi ini berupaya untuk mengubah persepsi tentang batasan material dan fungsi sebuah bidang. Ada juga ruang kontemplasi untuk pengunjung dengan menampilkan ruang bidang lengkung.

Baca Juga: Penerbitan SIM-STNK Mau Dialihkan ke Kemenhub, Ini Kata Budi Karya

4. Mengundang para pembicara yang kredibel dan berprestasi dari penjuru dunia

Pameran Arsitektur ARCH:ID, Jadi Forum Pertemuan Arsitek dan IndustriSalah satu instalasi di ARCH:ID yang berupa kumpulan penghargaan arsitektur dari seluruh dunia. 27 Februari. IDN Times/Tyas Hanina

Sebagai forum tempat pertemuan para pekerja di bidang arsitektur dan industri pembangunan, ARCH:ID menghadirkan sederet pembicara ternama dari dalam maupun luar negeri.

Press conference ARCH:ID (27/2) mengangkat isu plagiarisme dalam bidang arsitektur. Wiyoga mengatakan, "Itu bukan sebuah situasi yang mempersalahkan kita, tapi menjadi tantangan. Tapi, rasanya plagiarisme dan semua hal tentang pertandingan akan kami perbaiki karena kami punya modal yaitu kode etik arsitek".

Dalam menanggapi isu tersebut, Danny Wicaksono salah satu kurator ARCH:ID mengatakan bahwa, "Usaha-usaha desain itu dalam reaksi yang lebih epik kayak tadi, lebih beretika. Saya rasa belajar tentang plagiarisme adalah etika yang penting sekali untuk kita cermati.".

5. "Bangsa yang beradab adalah mereka yang menghargai desain," tutur Wiyoga.

Pameran Arsitektur ARCH:ID, Jadi Forum Pertemuan Arsitek dan IndustriPress conference acara ARCH:ID yang membicarakan tentang pentingnya forum terbuka untuk arsitek dan industri. 27 Februari. IDN Times/Tyas Hanina

Ketika membahas tren arsitektur terkini, ketiga pembicara menuturkan bahwa tidak ada tren yang pasti. Danny mengatakan bahwa sangat penting untuk membawa isu sosial sehari-hari dalam desain arsitektur lokal.

"Perlu ada tren untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di lingkar kehidupan kita sehari-hari, termasuk arsitektur. Yang penting juga, kita bisa punya kualitas bersama yang lebih baik," ujar Danny.

Konferensi dan pameran arsitektur yang mengangkat tema "Mari Bicara" ini, membawa misi ke depan. Para penyelenggara berencana untuk mengadakan acara ini sebagai agenda tahunan selama 3 tahun ke depan.

"Buat saya desain itu adalah tanda peradaban. Bangsa kalau bangsa yang belum beradab, memang bangsa yang belum bisa memahami dan menghargai desain," tutur Wiyoga dalam press conference.

Itu dia rangkuman acara dari pameran arsitektur Indonesia, ARCH:ID! Ternyata dunia arsitek itu seru dan luas ya! Acara ini dibuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya masuk. Kunjungi akun media sosial ARCH:ID untuk informasi lebih lanjut ya.

Baca Juga: Dilema Industri Vs Arsitek, ARCH:ID Jadi Wadah Bertukar Pikiran

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya