5 Pelajaran dari Film 'Ali & Ratu Ratu Queens', Hangat dan Penuh Haru

#IDNTimesLife Drama keluarga yang intens dan jenaka

"Ali & Ratu Ratu Queens" merupakan sebuah film bergenre drama-komedi yang tayang di Netflix sejak 17 Juni 2021. Film yang disutradarai oleh Lucky Kuswandi ini memiliki latar tempat di kota Queens, New York, serta Jakarta.

Karakter Ali sebagai tokoh utama, dimainkan oleh Iqbaal Ramadhan. Gak kalah hits, peran pendukungnya punya cerita unik tersendiri dan ditampilkan oleh sederet bintang ternama, seperti Marissa Anita, Nirina Zubir, Asri Welas, Tika Panggabean, dan Happy Salma.

Film berdurasi 1 jam 40 menit ini menghadirkan kisah drama keluarga yang mengharukan, hangat, dan jenaka. Oleh karena itu, IDN Times akan membahas pelajaran dari film "Ali & Ratu Ratu Queens".

1. Air mata bukanlah pertanda kelemahan hati. Sebab, setiap orang pasti punya masalah dan berhak menunjukkan sisi rapuhnya

5 Pelajaran dari Film 'Ali & Ratu Ratu Queens', Hangat dan Penuh HaruIqbaal Ramadhan (instagram.com/iqbaal.e)

Ali merupakan seorang remaja berusia 17 tahun yang memiliki keinginan tulus untuk bertemu sang ibunda. Pertemuan terakhir mereka terjadi saat Ali masih balita. Saat itu, Mia atau ibu Ali (Marrisa Anita) ingin mengejar cita-citanya di New York.

Konflik keluarga yang bertubi-tubi pun datang setelah itu. Ali sebagai anak laki-laki semata wayang diharapkan menjadi sosok yang tangguh. Tetapi, ada beberapa scene yang menunjukkan sisi rapuh dalam dirinya.

Berdasarkan pengamatan penulis, gak jauh berbeda dari dunia nyata, peran anak laki-laki sering digambarkan sebagai sosok yang kuat dan tegar. Padahal keteguhan hati mereka gak melulu bisa ditunjukkan lewat tingkah laku yang bernuansa maskulin saja.

Ketika menghadapi masalah atau tekanan, laki-laki berhak mengekspresikan kesedihan di dalam dirinya. Air mata yang turun perlahan di pipi bukan lambang dari kelemahannya. Justru ekspresi tulus tersebut bisa keluar karena Ali sudah menerima keadaannya.

Dari sana, kita juga bisa belajar bahwa setiap orang berhak diterima sebagai dirinya yang apa adanya dan mendapat konsolidasi saat merasa terpuruk. Penerimaan ini mungkin terkesan sederhana, tetapi menjadi sebuah berkah yang sering kita lupakan maknanya.

2. Bagai memesan "one way ticket" menuju suatu tempat, for better or worse, jalan hidup dipenuhi dengan banyak kejutan

5 Pelajaran dari Film 'Ali & Ratu Ratu Queens', Hangat dan Penuh HaruIqbaal Ramadhan (twitter.com/iqbaale)

Penulis merasa tergugah dengan metafora "one way ticket" yang digunakan Gina S. Noer dalam film ini. Penulis memaknai itu sebagai sebuah pesan yang selama ini ingin Ali sampaikan kepada ia dan ibu kandungnya di masa lalu.

Bahwa berbagai keputusan yang kita buat di dalam hidup itu, mungkin memang gak selalu berjalan sesuai bayangan ideal kita. Bisa jadi kejutan-kejutan yang mampir pun gak selalu menyenangkan.

Namun, karena "tiket" sudah dipesan dan kita sudah harus menuju pemberangkatan, bagaimana pun kita harus bertanggung jawab dengan pilihan yang dibuat. Gak peduli apakah pilihan itu berhubungan dengan mimpi personal atau kolektif yang kita perjuangkan untuk orang di sekitar.

3. Gak ada sosok manusia yang sempurna. Kesalahan pun bisa dilakukan seorang figur ibu

5 Pelajaran dari Film 'Ali & Ratu Ratu Queens', Hangat dan Penuh HaruMarissa Anita (twitter.com/MarissaAnita)
dm-player

Kesempurnaan adalah hal yang gak bisa dimiliki oleh setiap insan di dunia. Kekurangan diri menjadi hal yang harus kita pahami dan pelajari. Hal ini juga terjadi saat kita membayangkan sosok orangtua.

Orangtua memegang peranan yang sangat penting untuk setiap buah hati. Sosok orangtua yang ideal yang sering dipikirkan oleh banyak orang adalah mereka yang selalu hadir untuk anak-anaknya.

Situasi ini, sayangnya, gak terjadi pada Ali. Ia harus mengalami perpisahan dengan ibunya ketika masih kecil dan belum mampu memahami alasan kepergiannya. Ia harus mencari tahu sendiri jawabannya.

Saat Ali menghampiri Mia, bukan hanya rasa rindu yang membuncah yang dirasakan. Ada juga rasa bingung, kecewa, dan penasaran. Secara verbal, Ali juga mengutarakan itu, bahwa dengan mencoba memahami ibunya, ia lebih mudah memaafkan kesalahannya.

Baca Juga: Review Ali & Ratu Ratu Queens: Pencarian Jati Diri dan Makna Keluarga

4. Pepatah mengatakan "blood is thicker than water", tapi lewat kisah Ali, kita menyadari bahwa ikatan keluarga bisa ditemukan di mana pun

5 Pelajaran dari Film 'Ali & Ratu Ratu Queens', Hangat dan Penuh HaruIqbaal Ramadhan (@jozz_felix via twitter.com/iqbaale)

Penonton juga terhibur dengan kehadiran 4 orang perempuan dewasa yang menemani Ali dalam perjalanannya di New York. Mereka adalah Party (Nirina Zubir), Biyah (Asri Welas), Ance (Tika Panggabean), dan Chinta (Happy Salma).

Keempat orang tersebut memiliki kepribadian yang unik dan beragam. Hal ini juga menciptakan warna tersendiri pada film panjang ini.

Ali mendapat limpahan kasih sayang dan perhatian yang begitu besar. Kebersamaan mereka yang hangat, membuat kita membayangkan sosok keluarga.

5. Khas orang Indonesia, sifat ramah dan kekeluargaan yang kental begitu kuat dirasakan

5 Pelajaran dari Film 'Ali & Ratu Ratu Queens', Hangat dan Penuh HaruPoster film Ali & Ratu Ratu Queens (instagram.com/iqbaal.e)

Saat baru sampai di Negara Paman Sam, Ali langsung bertemu dan berinteraksi dengan para "ratu". Mereka menyambut kehadirannya dengan hangat. 

Selain ramah, karakter tolong menolong juga ditunjukkan ketika membantu Ali bertemu dengan ibunya yang telah pindah rumah. Selipan lelucon khas Indonesia juga terasa segar di film ini. Bahkan ada beberapa scene yang menunjukkan kuliner khas nusantara, lho!

Itu dia 5 pelajaran hidup yang bisa kita petik dari film "Ali & Ratu Ratu Queens". Ternyata ada pesan penting yang bisa kita pelajari, ya?

Kalau kamu penasaran dengan kisah lengkapnya, film tersebut bisa kamu tonton di Netflix. Selamat menyaksikan!

Baca Juga: 10 Fakta Peran Iqbaal Ramadhan di Film Ali & Ratu Ratu Queens

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya