5 Dampak Buruk yang Biasanya Diderita oleh Pengidap FoMO
pixabay/Erik Lucatero
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini, hampir semua orang menjadi pengguna media sosial. Banyak manfaat yang ditularkan oleh media sosial mulai dari mempermudah komunikasi hingga memunculkan narasi-narasi bernas terkait informasi terkini. Media sosial kini tak hanya menciptakan kesenangan dengan interaksi luwes antarpenggunanya, tapi juga memicu opini publik dengan pengaruh besar.
Meski manfaatnya sangat banyak, media sosial yang beragam jenis platformnya juga tak pelak menimbulkan dampak buruk bagi penggunanya. Satu di antaranya adalah FoMO.
FoMO atau fear of missing out adalah gangguan psikologi berupa rasa cemas dan takut akan ketinggalan informasi yang sedang santer dan tren-tren baru. Gangguan ini memang dialami oleh sebagian pengguna media sosial dengan level akut berbeda-beda, dari rendah hingga tinggi.
1. Ketergantungan pada gawai makin tinggi
Unsplash/Luke PorterBisa dipastikan, FoMO bikin ketergantunganmu terhadap gawai semakin tinggi. Bagaimana tidak?
Saat perasaanmu terdorong kuat untuk melihat informasi terkini di medsos seperti fashion, berita viral, keseruan travelling dan sejenisnya, semakin besar intensitasmu berinteraksi dengan gawai. Dikit-dikit jadi ngecek ponsel pintar, deh!
2. Dikit-dikit mudah frustrasi
pixabay/ Free-PhotosPercaya gak kalau semakin sering bermain media sosial, maka semakin besar potensi frustrasi yang melanda? Itu bisa banget terjadi pada pengguna medsos.
Pemicu frustrasi akibat media sosial biasanya berupa rasa tidak bahagia, kurang bersyukur, sulit menerima keadaan diri dan ekspektasi yang berlebihan. Kebiasaan manusia di era millennial memang begitu mudah menunjukkan sisi-sisi privat yang tak terlihat saat di dunia nyata. Mulai dari prestasi, rutinitas, hadiah yang baru diterimanya hingga curahan hatinya.
Jadi, jangan protes kalau ada segelintir orang akan berkomentar positif hingga negatif, merasa iri dan benci saat melihat pencapaian maupun penderitaanmu.
Baca Juga: 7 Cara Mengatasi FoMO, Gangguan Kesehatan Mental Zaman Now
3. Gangguan fisik mulai dari tidak nafsu makan hingga sulit tidur
Editor’s picks
pixabay/Jess FoamiPerasaan cemas karena takut ketinggalan tren yang berlaku di medsos tidak jarang juga menimbulkan gangguan fisik. Terus memelototi layar gawai bikin kamu susah tidur, tidak nafsu makan hingga mual.
Perasaan cemas yang mengganggu psikologi akan memengaruhi kondisi fisik. Ujung-ujungnya, terlalu asyik sama media sosial bikin kamu gak sehat, loh!
4. Kamu jadi sering melupakan realitas
pixabay/PexelsDi saat melihat postingan berisi keberhasilan dan kebahagiaan orang lain di medsos, biasanya berpengaruh ke penerimaan hatimu. Kamu bisa iri atau malah senang dan ingin menghargai kabar gembira yang ia dapatkan.
Misalnya, kamu yang notabene seorang jomlo, menyaksikan momen pernikahanmu. Nyesek dan ikut bahagia kadang beda tipis, loh! Selain itu, banyak contoh kebahagiaan atau kesuksesan lain yang biasanya diumumkan di medsos.
Yakinlah, tidak semua yang terlihat membahagiakan atau sukses itu 100 persen benar. Ada kisah pilu di balik itu semua yang tidak kita ketahui kebenarannya. Jika kamu mengetahuinya, bisa jadi responmu biasa saja dan memakluminya.
5. Mengesampingkan urusan di dunia nyata
pixabay/Jess FoamiGara-gara sibuk update untuk mengukuhkan eksistensi dan pencitraanmu di dunia maya, bisa saja urusan di dunia nyata malah terabaikan. Kalau gini jadi miris, 'kan?
Di saat kamu seharusnya menyimak penjelasan dosen, malah sibuk komentar di sana sini di akun medsos. Di saat kamu seharusnya belajar untuk persiapan ujian, malah sibuk cari hiburan di beranda medsos hingga lupa waktu. Masih banyak contoh lain yang menunjukkan, sibuk di medsos bikin urusanmu dunia nyata terlantar.
Nah, itulah dampak buruk yang bisa menimpa dirimu saat mengidap FoMO. Gunakanlah medsos sewajarnya aja!
Baca Juga: 5 Alasan Gak Semua Momen Bahagia Harus Dibagikan di Media Sosialmu
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
