IMS 2019: Tinggalkan Media, Grace Natalie Ajak Anak Muda Cinta Politik

Ternyata, politik itu dekat dengan kita lho!

Nama Grace Natalie telanjur melekat di hati kita sebagai pembawa acara berita yang kawakan. Berbagai prestasi di bidang jurnalisme sudah ia catat. Dari membawakan berbagai topik berita, berhasil mewawancarai tokoh-tokoh internasional, hingga meliput peristiwa yang risikonya tinggi.

Sayangnya, ia meninggalkan dunia yang telah membesarkannya pada tahun 2012. Belakangan, namanya muncul ke permukaan berkat menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Di balik alasannya berkiprah di partai politik, Grace Natalie ingin mengajak millennials mencintai politik lho! Yuk, simak hasil wawacaranya berikut!

1. Bagi Grace, millennials disconnected dengan politik karena tak diajarkan di sekolah. Namun ia merasa pentingnya politik hingga terjun ke sana

IMS 2019: Tinggalkan Media, Grace Natalie Ajak Anak Muda Cinta PolitikDok. IDN Times

"Millennials bukan tidak suka atau tidak peduli dengan politik, melainkan disconnected," sebut Grace saat mengomentari soal millennials di tahun-tahun politik. Menurutnya, ini karena di sekolah tidak ada pendidikan politik. "Kita menghafal apa fungsi eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Tapi sebatas hafalan," tambahnya. Sementara itu, relevansi dengan kehidupan politik bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari. 

Barangkali, hal itu juga pernah ia rasakan di masa muda. "Tapi begitu ngerti fungsi politik dalam kehidupan sehari-hari, saya jadi menemukan jalannya sendiri," Grace menjelaskan alasannya berkecimpung di dunia politik. Baginya, seseorang tidak bisa lari dari politik bahkan sampai seseorang mati.

2. Ia berpendapat, politik bisa diedukasikan ke anak-anak dengan cara-cara sederhana dan mudah dipahami

dm-player
IMS 2019: Tinggalkan Media, Grace Natalie Ajak Anak Muda Cinta PolitikDok. IDN Times

"Beri edukasi. Perbincangan yang santai saja supaya mereka tidak merasa wah pelajaran politik dimulai, nih," ungkapnya. Anak-anak bisa dibuat mengerti politik dalam ranah kehidupan sehari-hari karena contohnya begitu banyak. Misalnya, kenapa anak-anak harus mengenakan seat belt saat berkendara dengan mobil, mengapa mencuri itu tidak boleh, dan sebagainya.

Ia sendiri merasa politik penting saat mengurus e-KTP saat pemerintahan gubernur Jokowi-Ahok. "Waktu saya urus surat nikah, ribet banget. Tapi begitu bikin e-KTP, kok gampang banget!" contohnya. Hal-hal seperti inilah yang menurutnya perlu ditingkatkan sensitifitasnya.

3. Tren anak muda menyukai politik sudah mulai terlihat dari sekarang. Setidaknya, ini tampak dari partai yang ia dirikan

IMS 2019: Tinggalkan Media, Grace Natalie Ajak Anak Muda Cinta PolitikDok. IDN Times

"Caleg di PSI itu 65% millennials," sebutnya. Bisa dikatakan, partai yang didirikannya memang berbeda karena menampung anak-anak muda yang peduli akan politik. Sebut saja nama Tsamara Amany Alatas sebagai salah satunya. Ia juga menyebutkan jika seluruh pengurus di partainya berusia maksimal 45 tahun.

"Kita banyak rekrutmen di media sosial. Media sosial sendiri kan isinya anak-anak muda," jelasnya. Menurutnya, tren peduli politik pada millennials harus direkayasa pada awalnya. Hal ini supaya ekosistem kesadaran politik tercipta dari melihat temannya dan pada akhirnya ikut berkecimpung dalam dunia politik.

Itu dia inspirasi Grace Natalie yang ajak anak muda cinta politik. Bagaimana dengan kamu? Sudah mulai sadar dan peduli akan politik?

Topik:

  • Febriyanti Revitasari
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya