Plan Indonesia Peduli Kesetaraan Gender Sejak Masa Kanak-Kanak

Isu gender equality ini, bisa dimulai diangkat sejak dini...

Jakarta, IDN Times - Di era seperti sekarang, sudah seharusnya tidak ada diskriminasi antara laki-laki dan perempuan. Sudah selayaknya mereka mendapatkan hak yang sama. Tak terkecuali dengan anak perempuan. Hal inilah yang menjadi konsentrasi Plan International Indonesia (Plan Indonesia).

Pada Jumat lalu (20/9) di The MAJ Senayan, digelar perayaan 50 Tahun Plan Indonesia bertema "Journey for Equality". Pada momen yang sama, mereka berbagi tentang kepada awak media tentang wujud kepedulian kesetaraan gender sejak masa kanak-kanak.

1. Selama ini, isu gender equality baru mampir pada perempuan dewasa. Lain halnya dengan Plan Indonesia yang peduli hal ini pada anak perempuan

Plan Indonesia Peduli Kesetaraan Gender Sejak Masa Kanak-KanakIDN Times/Febriyanti Revitasari

"Sebagai organisasi hak anak, kami akan terus berjuang untuk mendukung kesetaraan hak anak perempuan. Kami ingin anak-anak perempuan menikmati kesempatan yang setara untuk pendidikan, pekerjaan, dan hal lainnya sehingga mereka lebih berdaya," tutur Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia.

"Kita harus investasi pada anak-anak perempuan. Yang belum terlalu banyak digali adalah ibu-ibu remaja yang mengalami kehamilan pada usia muda. Kita juga punya fokus stunting," rincinya. 

Dengan upaya yang dilakukan oleh Plan Indonesia, diharapkan anak perempuan dapat lebih berdaya saat dewasa. Mereka bisa memutuskan apa yang baik untuk dirinya sendiri, bahkan di bidang yang dianggap bukan pekerjaan perempuan. Sehingga norma-norma yang mengkotak-kotakkan ini anak perempuan dan itu anak laki-laki, dapat didobrak.

2. Ada banyak wujud nyata yang akan dilakukan Plan Indonesia untuk mendukung gerakan kesetaraan anak perempuan

Plan Indonesia Peduli Kesetaraan Gender Sejak Masa Kanak-KanakIDN Times/Febriyanti Revitasari

Salah satu langkah yang dijalankan adalah menggerakan Girls Fund. Program ini merupakan sebuah inisiatif pendanaan publik untuk kepentingan anak perempuan yang terpinggirkan. Di dalamnya, ada tiga fokus yang hendak diangkat.

Fokus tersebut adalah beasiswa (Girls School), dukungan pendanaan bagi kelompok organisasi kaum muda yang berusaha memberdayakan perempuan (Girls Initiatives), dan dukungan pembangunan infrastruktur untuk anak-anak, terutama anak perempuan yang terpinggirkan (Safe Space for Girls).

"Plan itu kerja program sponsornya berbeda. Kalau proyek lain, 1-2 tahun selesai. Plan ada jangka panjangnya, 10-15 tahun. Karena, tidak ada pembangunan yang selesai dalam waktu dua tahun," ungkap Dini soal cara kerja Plan yang memerlukan pendekatan khusus.

3. Telah berkiprah selama 50 tahun, Plan Indonesia menggandeng seniman cilik Jaimee Maulana dalam penggalangan dana untuk isu tersebut

Plan Indonesia Peduli Kesetaraan Gender Sejak Masa Kanak-KanakIDN Times/Febriyanti Revitasari
dm-player

2 September lalu, Plan Indonesia telah berusia 50 tahun. Banyak sekali program positif yang telah mereka jalankan bagi masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak. "Walau Plan sudah cukup lama meninggalkan Sulawesi Selatan, mereka selalu meneruskan kesetaraan dan nilai-nilai melindungi anak. Buat kami, bayarannya itu," sebut Dini dengan sumringah.

Di ulang tahun yang ke-50 ini juga, Plan menggandeng seniman cilik Jaimee Maulana. Kolaborasi yang diwujudkan adalah dibuatnya tote bag dan syal yang dilukis secara eksklusif oleh Jaimee. Kedua benda tersebut akan dijual secara terbatas pada acara puncak perayaan ulang tahun Plan. Hasilnya akan didonasikan untuk kepentingan anak perempuan Indonesia pula.

"Anak perempuan punya hak yang setara dan kesempatan yang sama dengan anak laki-laki. Mereka juga bisa pemimpin suatu hari nanti," ujar Jaimee saat ditanya mimpinya soal anak perempuan. Ia pun mengaku senang bisa membuat gambar, yang hasilnya dapat digunakan untuk membantu anak-anak Indonesia.

Baca Juga: 5 Negara ini Mampu Tingkatkan Kesetaraan Gender di Dunia Kerja

4. Sebagai puncak perayaan ulang tahunnya, lembaga ini menyelenggarakan Kanaga Award bagi pihak yang mendukung kinerjanya

Plan Indonesia Peduli Kesetaraan Gender Sejak Masa Kanak-KanakIDN Times/Febriyanti Revitasari

Pada acara malam apresiasi "Journey for Equality" tersebut, Yayasan Plan Indonesia memberikan penghargaan Kanaga Award. Penghargaan ini ditujukan kepada individu ataupun institusi yang selama ini mendukung kerja Plan Indonesia dalam mewujudkan kesetaraan hak anak, tak terkecuali hak anak perempuan.

Keluarga Sri Sultan Hamengkubuwono X (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta), Abdul Hafidz (Bupati Rembang), Zudan Arif Fakrullah (Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri), Jonatan Christie (atlet bulu tangkis), dan Selia Narwasti Tangi (PT BTPN dan pejuang hak anak di Sumba Timur) adalah sederet nama yang mendapat penghargaan tersebut.

Atlet Jonatan Christie terpilih lantaran kepeduliannya terhadap bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Palu, tahun lalu. Sementara keluarga Sri Sultan Hamengkubuwono X adalah sosok pembuka kiprah Plan Indonesia, yang dimulai dari provinsi yang dipimpinnya.

5. Berawal dari Yogyakarta, Plan Indonesia telah mencapai seluruh Indonesia dan konsisten membantu anak-anak

Plan Indonesia Peduli Kesetaraan Gender Sejak Masa Kanak-KanakIDN Times/Febriyanti Revitasari

"Perjalanan panjang Plan diawali di Yogyakarta. Sesuai apa yang kami pahami, awal mula Plan menawarkan programnya, tidak ada yang menerima," tutur Tri Harjanto, salah satu anak sponsor Plan Indonesia yang berhasil mengelola koperasi dengan mayoritas anggota perempuan di Gunung Kidul, Yogyakarta.

Nasib baik pun datang Sri Sultan Hamengkubuwono X. "Plan pada saat itu, beroperasi di Yogyakarta. Namanya PKAK, Pembimbingan Kesejahteraan Anak dan Keluarga. Banyak program yang berarti bagi kami. Kami merasakan sangat bermaknanya program Plan saat itu. Plan memberikan polesan program yang membuat anak itu berani tampil dan berkomunikasi dengan orang lain," tambah Tri.

Di samping soal anak dan pemberdayaan perempuan, Plan juga berkontribusi pada pembuatan penampungan air hujan di kala Gunungkidul masih dikenal sebagai daerah kering nan tandus. Setelah itu hingga sekarang, Plan sudah berkarya di Sulawesi Selatan, Bali, NTT, NTB, Aceh, Lombok, hingga Sulawesi Tengah.

Baca Juga: 5 Bentuk Ketidakadilan Gender di Lingkungan Sosial, Apa Saja?

Topik:

  • Febriyanti Revitasari
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya