7 Tradisi Menyambut Ramadhan dan Lebaran ala Arek Malang

Warga Ngalamania pasti tidak asing dengan tradisi ini

Indonesia, negeri dengan sejuta budayanya tak terlepas dari berbagai acara adat istiadat. Kota Malang juga memiliki budaya dan tradisi dalam penyambutan bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Budaya dan tradisi berikut ini masih kental di daerah perkotaan, berbeda dengan Kabupaten Malang yang memiliki budaya dan tradisi lebih banyak dan bervariasi. Untuk Kabupaten Malang, sedikit banyak budaya dan tradisinya akan menyangkut pautkan dengan alam seperti laut atau pegunungan. Berikut ini 6 tradisi warga Kota Malang dalam menyambut Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri!

1. Gugur gunung

7 Tradisi Menyambut Ramadhan dan Lebaran ala Arek MalangIllustrasi kegiatan gugur gunung (instagram.com/garudakarangtaruna)

Gugur gunung disebut juga dengan kegiatan gotong royong atau kerja bakti. Di Kota Malang, gugur gunung identik dengan gotong royong membersihkan pemakaman umum. Warga se-RW akan bahu membahu membersihkan area pinggiran makam, jalanan menuju makam, dan tentunya makam-makan leluhurnya masing-masing.

Biasanya warga akan menerima undangan berukuran A5 dari ketua RW untuk melaksanakan kegiatan gugur gunung. Namun, kegiatan ini tidak menyeluruh dilaksanakan di Kota Malang, beberapa daerah yang memiliki tempat pemakaman khusus warga tertentu masih menganut sistem budaya ini, tetapi daerah lain yang menyerahkan pemakaman leluhurnya ke Tempat Pemakaman Umum Terpadu tidak lagi melakukan budaya ini karena area tersebut sudah dijamin oleh juru kunci.

Tak hanya pemakaman, ada pula imbauan kepada warga RT setempat untuk membersihkan musholla dan masjid sebelum memasuki bulan Ramadhan. Intinya, kegiatan ini lebih ke arah membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal.

2. Megengan

7 Tradisi Menyambut Ramadhan dan Lebaran ala Arek MalangIllustrasi kegiatan megengan (instagram.com/olivianyazizah)

Megengan merupakan budaya asli Jawa dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Tak terkecuali Kota Malang, juga masih kental menganut budaya Megengan. Budaya ini berbentuk kenduri atau hajatan selepas sholat Magrib. Disuguhkan dengan berkat didalam kerdus atau baki dengan aneka lauk-pauk.

Umumnya, megengan di Kota Malang dilakukan di musholla, masjid, atau di rumah-rumah RT setempat. Setelah berkat terkumpul, akan dilakukan doa bersama untuk para leluhur yang telah meninggal dan doa untuk kelancaran ibadan puasa selama satu bulan kedepan. Karena menyangkut leluhur yang meninggal, tentunya berkat megengan identik pula dengan buah pisang dan kue apem. 

Setelah doa bersama, warga akan saling bertukar berkat dan kemudian kembali ke rumah masing-masing untuk persiapan ibadah sholat Isya' dilanjutkan sholat Tarawih  berjamaah.

Baca Juga: 5 Tradisi Unik Orang Madura saat Menyambut Lebaran

3. Ater-ater

7 Tradisi Menyambut Ramadhan dan Lebaran ala Arek MalangIllustrasi kegiatan ater-ater (instagram.com/megicslicecake)

Ater-ater masih sama dengan berkat. Ater-ater berasal dari kata "antar atau mengantarkan", karena kegiatannya mengantarkan makanan dari satu rumah ke rumah lainnya. Warga Kota Malang akan melakukan sedekah makanan kepada tetangga atau saudara-saudaranya.

Proses menyiapkan makanannya bisa pesan ke katering atau memasak sendiri dengan jumlah yang lumayan banyak. Kemudian makanan itu diantarkan dari satu rumah ke rumah lainnya. Mereka yang menerima ater-ater dari kita, akan berbalik memberi juga. 

Waktu dilakukannya ater-ater sebenarnya bebas, selama bulan Ramadhan. Umumnya, warga Kota Malang melakukan ater-ater mulai minggu kedua puasa sampai mendekati lebaran. Jadi, tak heran kadang seminggu terakhir bulan Ramadhan, ibu-ibu di Kota Malang sudah tidak terlalu pusing urusan masak karena mendapat banyak makanan dari tetangga maupun saudara.

dm-player

4. Arisan jajan dan sembako

7 Tradisi Menyambut Ramadhan dan Lebaran ala Arek MalangIllustrasi kegiatan arisan jajan atau sembako (instagram.com/italianugroho)

Lebaran biasanya identik dengan suguhan kue-nya. Begitu pula dengan kegiatan menyetok sembako, karena seminggu pertama pada saat lebaran masih banyak toko, warung maupun pasar yang tutup sehingga ibu-ibu di Kota Malang biasanya melakukan tradisi arisan jajan lebaran atau kebutuhan bahan pokok.

Arisan ini dilakukan setiap minggu sampai dengan satu bulan sebelum Ramadhan harus sudah lunas. Karena waktu yang cukup lama, besaran uang untuk arisanpun menjadi terjangkau, misalnya saja sepuluh sampai lima puluh ribu per minggu. Kue-kue atau jajan-jajan yang dikehendaki juga bervariasi. Sembako pun juga umumnya beras, telur, mie bahkan frozen food juga ada. Ketua arisan biasanya diprakarsai oleh Bu RT. Jadi, pada saat lebaran kamu gak perlu heran kalau dari satu rumah ke rumah berikutnya, jajan maupun kue yang disajikan sama semua.

5. Nyekar

7 Tradisi Menyambut Ramadhan dan Lebaran ala Arek MalangIllustrasi kegiatan nyekar (instagram.com/sry_84)

Setelah melalui berbagai tradisi selama bulan Ramadhan. Pada tiga hari terakhir puasa, warga kota Malang akan disibukkan dengan kegiatan nyekar atau ziarah kubur. Setelah pembersihan lingkungkan sekitar rumah, hajatan dan lain sebagainya, tradisi berziarah dan mendoakan leluhur dilakukan sebagai wujud memaksimalkan ibadah. Diyakini bahwa selama bulan puasa berlangsung, arwah para leluhur pulang ke rumah masing-masing dan akan kembali ketika menjelang malam takbir.

Sehingga kegiatan ziarah ini dianggap pula sebagai proses perpisahan dengan arwah para leluhur yang pulang ke rumah setahun sekali. Tak afdol rasanya jika tidak berpamitan dan mendoakan leluhur dalam proses ibadah puasa yang sudah dilakukan sebulan penuh.

6. Kirab oncor

7 Tradisi Menyambut Ramadhan dan Lebaran ala Arek MalangIllustrasi kegiatan kirab oncor (instagram.com/ibnuamsa)

Masyarakat Kota Malang setiap malam takbir tidak terlepas dengan uforia-nya. Malam yang meriah dengan berbagai pawai anak-anak maupun dewasa dengan membawa oncor atau obor. Sambil mengumandangkan takbir berkeliling dari satu desa ke desa berikutnya. Suasanya yang jarang ditemui di luar negeri.

Tak lupa pula, kembang api turut menghiasi langit malam takbir. Suasanya yang jarang terjadi dan kemungkinan hanya terjadi setahun sekali. Disamping itu, para warga akan keluar rumah menyaksikan kirab oncor atau pawai obor ini melewati satu rumah ke rumah lainnya. Obor yang digunakan juga sederhana, terbuat dari bambu dan beberapa kain perca sebagai tumpuan api. Malam ini malam yang selalu ditunggu-tunggu, malam kemenangan untuk umat Islam di seluruh dunia. 

7. Kenduren riayan

7 Tradisi Menyambut Ramadhan dan Lebaran ala Arek MalangIllustrasi kegiatan kenduren riayan (instagram.com/kampungbudayapijiwetan)

Tidak banyak banyak orang tau tradisi satu ini. Tradisi kenduren atau kenduri ini dilakukan setengah sampai satu jam sebelum dilakukan sholat Ied. Beberapa sesepuh laki-laki biasanya akan datang lebih awal ke masjid untuk melakukan tradisi ini. Begitu pula dengan sesepuh perempuan juga akan datang lebih awal ke masjid untuk membawa berkat atau makanan lengkap dengan lauk pauk dan juga untuk mendapatkan shaf sholat Ied paling depan.

Namun, untuk zaman sekarang tradisi ini sudah mulai berkurang dan jarang dilakukan. Jika ada berkat akan dilakukan kenduri, kalaupun tidak ada juga tidak apa-apa lanjut dengan ibadah utama sholat Ied.

Jadi, itulah ketujuh budaya menjelang Ramadhan sampai dengan Hari Raya Idul Fitri ala warga Kota Malang. Bagaimana budaya di daerah mu?

Baca Juga: 10 Tradisi Unik Sambut Hari Lebaran di Indonesia, Kamu Wajib Tahu

Vivi Ramadyah Photo Verified Writer Vivi Ramadyah

Life at Instagram @viviramadyah

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya