Kisah Pemuda Aceh Mengembangkan Aplikasi untuk Berdayakan Sarjana

Bukti pemanfaatan teknologi bisa mendorong laju ekonomi

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengabdikan diri pada negeri. Juga banyak jalan yang bisa ditempuh untuk membuat Indonesia tersenyum lagi. Ya, setiap orang memiliki cara dan jalannya masing-masing demi berkontribusi pada negeri tercinta Indonesia. 

Salah satunya melalui pemanfaatan teknologi. Inilah yang dilakukan oleh Azza Aprisaufa, pengembang aplikasi Jasa Sarjana, dalam upayanya memberdayakan sarjana terdidik di Aceh Tengah, tempat di mana ia berada.

Aplikasi yang dikembangkan oleh peraih penghargaan SATU Indonesia Awards tahun 2018 ini telah mampu membantu mempertemukan celah antara masyarakat yang membutuhkan segala pendampingan profesional apa pun dengan cara memberdayakan keahlian yang dimiliki oleh para sarjana. 

Saya merasa senang ketika mendapatkan kesempatan untuk menggali kisah inspiratif pengembangan aplikasi Jasa Sarjana langsung dari sumbernya. Azza Aprisaufa, selaku founder, bersedia membagikan kisahnya mengembangkan aplikasi Jasa Sarjana dalam upayanya memberdayakan keahlian para sarjana.

Proses wawancara ini dilakukan melalui telewicara mengingat jarak yang terpaut cukup jauh antara saya dan Azza. Berikut kisahnya. 

1. Berangkat dari keresahannya tentang isu ketenagakerjaan di Aceh Tengah

Kisah Pemuda Aceh Mengembangkan Aplikasi untuk Berdayakan SarjanaAzza Aprisaufa menceritakan tentang awal mula pengembangan aplikasi Jasa Sarjana. (dok. pribadi/Widi Widuri)

Perjalanannya bermula dari keresahan yang dirasakan oleh Azza di wilayah Aceh Tengah, kota di mana ia tinggal. Ia melihat adanya permasalahan ketenagakerjaan di mana para sarjana cukup kesulitan mendapatkan pekerjaan yang berdampak pada tingginya jumlah pengangguran. Tak dapat dipungkiri bahwa letak geografis berpengaruh pada aspek ekonomi suatu wilayah. 

Hal tersebut selaras dengan data yang saya dapatkan melalui situs Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh yang menggambarkan tingkat pengangguran sarjana terdidik mencapai 7,45% pada Februari 2021. Pada data terbaru BPS, tingkat pengangguran untuk jenjang universitas adalah yang tertinggi setelah jenjang SMA/SMK. Sementara setahun sebelumnya tercatat bahwa tingkat pengangguran tertinggi adalah lulusan universitas.

Namun ternyata, jauh sebelum ia mengikuti Satu Indonesia Awards, ia sudah tergerak untuk menciptakan suatu sistem guna memberdayakan keahlian para sarjana dan mengurangi pengangguran terdidik di Aceh Tengah. Sejak 2016, dengan berbekal tekad dan kemampuan kodingnya, ia pun mulai mengembangkan sistem yang ia rencanakan itu. Namun karena keterbatasan sumber daya manusia, maka ia pun berupaya untuk merintisnya seorang diri.

Kesabaran pun berbuah manis, terciptalah aplikasi bernama Jasa Sarjana dengan sistem yang saat ini sudah jauh lebih maju bersama dukungan dari tim programmer lainnya yang kini hadir membantu mewujudkan visinya.

2. Melalui aplikasi Jasa Sarjana, para sarjana bisa diberdayakan untuk membantu masyarakat

Kisah Pemuda Aceh Mengembangkan Aplikasi untuk Berdayakan Sarjanailustrasi seseorang yang lulus menjadi sarjana (unsplash.com/MD Duran)

"Satu Aplikasi, Seribu Tenaga Ahli", begitulah bunyi tagline-nya. Ya, Jasa Sarjana bermula dari sebuah lompatan ide dan gagasan besar untuk memberdayakan seluruh SDM Terdidik Indonesia agar masyarakat menjadi lebih cerdas, kompeten dan menyelesaikan masalahnya bersama para ahli di kota tempat tinggalnya.

Inilah visi yang ingin Azza wujudkan. Perlahan demi perlahan, apa yang diperjuangkan pun mulai menunjukkan titik terang. Dalam kurun waktu setahun setengah, sekitar 208 sarjana dari segala jurusan yang ada di kota dan kabupaten Aceh Tengah berhasil diberdayakan.

"Dari situ saya ingin memberitahu bahwa aplikasi ini sengaja dibuat untuk mengkonversi segala jurusan yang ada di sebuah universitas untuk menjadi seluas-luasnya kebutuhan masyarakat", tuturnya dengan penuh tekad.

Data Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mencatat terdapat 26.886 program studi di seluruh perguruan tinggi, baik itu negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Artinya, ada 26.886 jenis kompetensi yang bisa dimanfaatkan untuk membantu masyarakat Indonesia.

Pada tahun 2021, jumlah lulusan sarjana meningkat menjadi 8,31 persen dari total rasio penduduk usia 15 tahun ke atas. Hal itu menunjukkan bahwa diprediksi akan ada permintaan kesempatan kerja berjumlah 17.065.446 sarjana per tahun. 

Dan tentunya ada lebih dari 270 juta masyarakat Indonesia yang diproyeksikan akan membutuhkan pendampingan profesional dari segala bidang. Kondisi ini menunjukkan pentingnya sebuah inovasi sekaligus solusi efektif yangg mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi para sarjana dan mengurangi pengangguran terdidik di Indonesia. Itulah salah satu alasan aplikasi Jasa Sarjana hadir. 

Lebih dari itu, aplikasi ini juga bisa menjadi solusi dalam memberikan ruang pengabdian untuk para sarjana dengan segala keahlian yang dimilikinya.

"Pernah kebayang gak? Kalau seandainya di keluarga itu ada masalah tentang harta warisan pembagian hukum warisan, itu ternyata banyak S1 atau S2 ahli waris yang paham tapi gak diberdayakan? Jadi kami ingin mengajak masyarakat lebih cerdas," ungkapnya.

Sekejap saya merasa seolah saya bisa melihat sejauh apa yang Azza lihat, serta membayangkan akan betapa besar dampak yang muncul jika visinya terwujud. Sarjana terbantu, masyarakat pun terbantu. Secara otomatis, ekonomi masyarakat Indonesia pun akan meningkat secara bertahap dan berangsur lebih baik.

3. Meski melalui banyak rintangan, tak mencegah Azza untuk terus berupaya menyempurnakan aplikasi yang dibuatnya

Kisah Pemuda Aceh Mengembangkan Aplikasi untuk Berdayakan Sarjanacuplikan Azza Aprisaufa saat menjelaskan aplikasi yang diusungnya (Youtube/SATU Indonesia)

Selalu ada badai di tengah sebuah perjuangan dan mimpi yang besar. Itulah yang harus dihadapi oleh Azza. Saya tak bisa membayangkan bagaimana Azza berjuang sendirian dalam upayanya mengembangkan aplikasi Jasa Sarjana mulai dari konsep hingga teknisnya. 

Tak hanya itu, minimnya jumlah programmer yang ada di Aceh pun menjadi kendala yang cukup berarti. Jatuh bangun ia mencari programmer hingga akhirnya ia menggunakan jasa dari kota lain.

dm-player

Nyatanya, apa yang dihasilkan belum sesuai dengan ekpektasi. Ia merasa blue print  yang ia inginkan pun belum bisa diterjemahkan oleh beberapa programmer pada saat itu.

Meski melalui berbagai rintangan, tak mencegah Azza untuk terus berupaya menyempurnakan aplikasi yang dibuatnya. Bahkan dengan optimis ia ceritakan pada saya, bahwa hingga saat ini sudah tak ada lagi masalah dalam rekayasa kodingnya. Artinya, ia berhasil melewati tantangan itu.

Aplikasi yang sedang dipersiapkan untuk rilis ke Google PlayStore dan App Store pada  bulan Desember ini adalah versi yang sudah paling mutakhir. Meski begitu, ia menyadari masih ada tantangan baru yang menunggunya di depan; meyakinkan masyarakat bahwa yang ia buat ini adalah hal yang hebat dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Penyintas Jadi Penggerak, Kisah Mariana Singkap Ketabuan Edukasi Seks

4. Aplikasi Jasa Sarjana memberikan kesempatan untuk memberdayakan keahlian mereka di luar bidang sarjananya

Kisah Pemuda Aceh Mengembangkan Aplikasi untuk Berdayakan Sarjanailustrasi seseorang sedang memberikan konsultasi profesional (unsplash.com/Amy Hirschi)

Salah satu hal yang paling menarik dari aplikasi ini adalah bahwa aplikasi ini dirancang sedemikian rupa agar para sarjana juga bisa memanfaatkan keahlian lain di luar latar belakang kompetensi pendidikannya. 

"Di dalam sistem registrasi, kami tidak hanya meminta keahlian yang sesuai dengan ijazah, tapi kita juga minta keahlian di luar ijazah. Misalnya ada sarjana dari jurusan matematika, tapi ternyata dia juga bisa mengoperasikan Excel. Itu bisa, karena saya pikir kalau seorang sarjana matematika hanya menunggu orderan dari matematika saja pasti kecil. Maka dari itu, kami juga menampung keahlian-keahlian di luar ijazah, tapi juga tetap bisa dipertanggungjawabkan", ungkapnya.

Ketentuan ini secara otomatis akan menjadi keuntungan tersendiri bagi penyedia jasa, sebab peluang permintaan pemesanan akan menjadi lebih besar.

5. Hingga saat ini, Azza sudah berhasil menanamkan beragam fitur yang tak kalah canggih dengan aplikasi lainnya

Kisah Pemuda Aceh Mengembangkan Aplikasi untuk Berdayakan Sarjanailustrasi tampilan aplikasi Jasa Sarjana (dok. istimewa/Azza Aprisaufa)

Demi memberikan kemudahan, kenyamanan dan keamanan bagi para penggunanya, tentu seorang pengembang aplikasi harus mampu menanamkan fitur-fitur yang mendukung. 

Dari mulai kemudahan aksesibilitas yang memungkinkan para pengguna aplikasi Jasa Sarjana Indonesia untuk terhubung dengan ribuan sarjana di kotanya masing masing, hingga keunggulan fitur dan fungsi layanan sangat lengkap yang meliputi: sistem keamanan, pembayaran, tarik saldo, top up, ragam kategori, select layanan online/offline, GPS tracking, mapping dan pilih tenaga ahli.

Fitur ini tersedia di dua aplikasi, yaitu untuk penyedia jasa dan pengguna jasa.

6. Mimpi besar Azza untuk aplikasi Jasa Sarjana di masa depan: bisa menjangkau berbagai provinsi di Indonesia

Kisah Pemuda Aceh Mengembangkan Aplikasi untuk Berdayakan SarjanaAzza Aprisaufa sedang mempresentasikan aplikasi Jasa Sarjana. (dok. istimewa/Azza Aprisaufa)

Hal besar berawal dari mimpi yang besar. Mimpi menuntun kita pada tujuan yang ingin kita gapai, serta menguatkan kita di saat kita ingin menyerah. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh Azza, ia telah mematok target dari tahun ke tahun dalam rangka mencapai misinya. 

Meski saat ini aplikasi Jasa Sarjana baru bisa diakses di wilayah Aceh, namun perlahan tapi pasti lingkar aksesibilitasnya akan semakin meluas agar dampaknya bisa dirasakan oleh lebih banyak orang. 

Misi Azza bermuara pada perluasan jangkauan aplikasi hingga ke kabupaten atau kota di Sumatera hingga Jawa dan lebih dari 50 persen bisa tersebar di seluruh Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Lantas bagaimana strategi Azza dan tim dalam upaya ekspansi aplikasi Jasa Sarjana yang lebih luas lagi?

"Kami akan membuka dialog publik secara nasional, menghadiri diskusi-diskusi publik di radio atau podcast nasional, pemberitaan secara online, endorse di TV nasional / swasta, hingga mengadakan virtual meeting Zoom dengan kampus-kampus untuk meyakinkan calon tenaga profesional kami serta terus mengedukasi masyarakat," jelasnya. 

Demikianlah kisah inspiratif dari Azza Aprisaufa, seorang pengembang aplikasi asal Aceh yang sedang berupaya untuk memberdayakan para sarjana. Telewicara ini pun ditutup dengan pesan hangat yang dititipkannya melalui saya untuk para generasi milenial dan Gen-Z.

"Lakukanlah hal apa pun yang bermanfaat meskipun itu hal kecil, itu jauh lebih baik dari pada apa yang Anda pikirkan itu besar namun malah justru itu yang menjadi bagian dari masalah. Tunjukkan dan buktikanlah karya Anda hingga mereka mempercayainya," pungkas Azza.

Pesan itu begitu dalam sehingga saya pun bisa merasakan ada semangat di dalamnya. Semangat dan dedikasi itulah yang saya yakini mengapa Azza Aprisaufa bisa berhasil mencuri hati para juri dan akhirnya dinobatkan sebagai salah satu penerima Satu Indonesia Award 2018 di bidang teknologi.

Kegiatan itu memang rutin digelar oleh Astra Indonesia untuk mendukung para pemuda inspiratif dari seluruh penjuru negeri yang berkontribusi positif pada bumi pertiwi.

Dari kisah ini, semoga akan semakin banyak pemuda yang melek teknologi dan memanfaatkannya untuk bisa berkontibusi positif pada negeri. Bangkitlah pemuda, tersenyumlah Indonesia. 

Baca Juga: 5 Upaya Elmi Sumarni Ismau Kenalkan GARAMIN pada Publik, Salut!

Widi Widuri Photo Verified Writer Widi Widuri

Your word is your sword. / Find me on Instagram: @wiwistew

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya