Meski Hidup Untuk Orang Lain, Tapi Mereka Ini Sosok yang Tak Pernah Mengeluh

Jika kamu belum berkarya untuk orang lain, jangan mengeluh dulu!

"Jika kamu belum berkarya untuk orang lain, jangan mengeluh dulu!"

 

Di zaman sekarang ini, ada saja berbagai keluhan yang dikeluarkan anak muda. Mulai dari skripsi yang tak selesai, masa depan yang tak jelas, bos yang kejam hingga uang yang jumlahnya tak seberapa. Namun tahukah kamu, dibalik rasa mengeluhmu, ada beberapa sosok yang tidak mengeluh meski mereka bekerja untuk orang lain. Mereka ini hanyalah orang biasa, sama seperti kamu. Namun mereka mampu membuat hal biasa menjadi luar biasa untuk orang lain. Sungguh inspiratif!

 

1. Sosok Butet Manurung di dalam hutan belantara.

Meski Hidup Untuk Orang Lain, Tapi Mereka Ini Sosok yang Tak Pernah Mengeluh

Butet Manurung, atau yang bernama lengkap Butet Saur Marlinang Manurung, adalah seseorang yang mendedikasikan dirinya sebagai guru di pedalaman provinsi Jambi. Gadis berdarah Batak ini membangun sekolah rimba untuk suku anak dalam atau Kubu di Taman Nasional Bukit 12 dan Bukit 30, Jambi. Ia selalu optimis dan pantang menyerah untuk meyakinkan penduduk pedalaman bahwa pendidikan adalah satu cara untuk melawan ketertindasan dunia. Sosok Butet memberi inspirasi untuk kita agar berjuang untuk pendidikan di Indonesia.

 

2. Muhammad Arif Kirdiat, pembangun jembatan di daerah pedalaman Banten dan Ujung Kulon.

Meski Hidup Untuk Orang Lain, Tapi Mereka Ini Sosok yang Tak Pernah Mengeluh

Awalnya, Arif datang ke kantor DPRD untuk memberi masukan membangun jembatan di daerah pelosok Banten, tetapi ditolak untuk sementara waktu karena belum menjadi prioritas utama. Arif sebenarnya tidak memiliki biaya yang cukup, tetapi ia mengumpulkan teman-temannya untuk memberi sumbangan dan membentuk organisasi relawan kampung untuk membangun jembatan. Ia pun berhasil dengan kerja kerasnya dan ia juga membangun jembatan lagi tanpa mengeluh di Ujung Kulon. Dukungan pada saat itu semakin banyak, seperti dari kopassuss bahkan dari donator luar negeri seperti Singapura, Malaysia ataupun Arab. Sosok Arif menginspirasi kita para kaum muda untuk memperhatikan fasilitas umum daerah pedalaman yang berada di negara Indonesia.

 

3. Sosok guru honorer dari NTT, Asnat Bell.

Meski Hidup Untuk Orang Lain, Tapi Mereka Ini Sosok yang Tak Pernah Mengeluh

dm-player

Asnat Bell mengajar dengan penuh perjuangan di daerah Amanuban Timur, NTT, daerah yang kering dan susah air. Ia mengajar sembilan mata pelajaran kelas 1 SD dan ia rela hanya digaji 50.000 rupiah per-bulan demi memberi bekal ilmu kepada anak di daerah pedalam tersebut untuk cita- cita mereka. Sosok Asnat Bell menginspirasi kita untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

 

4. Dokter Tio, yang rela meninggalkan kenyamanan di Sumatera untuk Tanah Papua.

Meski Hidup Untuk Orang Lain, Tapi Mereka Ini Sosok yang Tak Pernah Mengeluh

Dokter Tio (bukan nama sebenarnya), dokter lulusan dari Universitas Andalas asal Medan, adalah sosok dokter inspiratif yang mengabdi di Wamena, Papua. Ia berjuang tanpa mengeluh untuk kesehatan di Tanah Papua dengan mendirikan Bulan Sabit Merah Indonesia cabang Wamena sebagai lembaga kemanusiaan untuk Papua. Sosok dokter Tio menginspirasi kita untuk peduli kesehatan Tanah Papua yang kaya akan alam.

 

5. Dhanny, dokter muda yang meninggal dalam pengabdiannya.

Meski Hidup Untuk Orang Lain, Tapi Mereka Ini Sosok yang Tak Pernah Mengeluh

Dhanny Elya Tangke, lulusan fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin, dia merupakan dokter muda yang berjuang untuk mengabdi di Tanah Papua. Dia meninggal karena penyakit malaria. Dhanny tidak sempat tertolong karena kendala cuaca di Papua sebelum dia dibawa ke rumah sakit. Sosok Dhanny ini menginspirasi kita semua untuk tetap berjuang hingga titik terakhirnya.

 

6. Sosok pejuang pendidikan, Een Sukesih.

Meski Hidup Untuk Orang Lain, Tapi Mereka Ini Sosok yang Tak Pernah Mengeluh

Een Sukaesih, asal Sumedang, meninggal karena radang sendi akut. Dalam hidupnya, meskipun ia tidak sanggup lagi berdiri, ia rela mengajar untuk anak- anak tanpa pamrih. Ia tidak mengeluh sekalipun sakitnya sangat parah, bahkan dalam rintihan rasa sakitnya ia tetap mengabdi sebagai pengajar untuk mencerdaskan anak bangsa. Sosoknya ini menginspirasi kita untuk tidak mengeluh di atas penderitaan kita. Karena apa yang dihadapi oleh Een, tidak sebanding dengan apa yang kita hadapi.

 

Kisah-kisah inspirasi ini seakan menyadarkan kamu untuk tidak mengeluh secara berlebihan. Karena dibandingkan dengan mereka, masalah yang kita hadapi sangatlah kecil.

Topik:

Berita Terkini Lainnya