Ketika Smartphone Sudah Jadi Kebutuhan Primer, Sikap Kita?

#GoodLife Gawai tak dapat dihindari dari kehidupan kita

"Jangan sampai kita dikendalikan oleh handphone (gawai)", sebuah ungkapan yang mudah diucapkan, tetapi sangat sulit diterapkan. Mengapa? Karena generasi yang disebut milenial ini tidak lepas dari yang namanya handphone, bahkan sebagian menilai kebutuhan memakai handphone tidak bisa dipisahkan dalam kehidupannya. 

Benarkah seperti itu? Hal wajar memang saat ini handphone sangat mempengaruhi kehidupan kita, namun dapat pula berdampak buruk pada kehidupan terutama kepada anak kita yang belum dapat mengontrol dirinya sendiri.

Kita ambil contoh pasangan suami istri muda yang baru saja mempunyai anak usia 3 sampai 6 tahun saat ini, apakah bisa, tidak memberikan handphone pada anaknya? Rasanya jika ada, berarti mereka orang tua yang luar biasa. Banyak faktor yang menyebabkan orang tua memberikan mainan handphone kepada anaknya sehingga anak sulit dipisahkan dengan kebiasaan ini. Akan tetapi, setidaknya ada tiga alasan umum kenapa hal ini bisa terjadi dan bagaimana cara menyikapinya?.

1. Orangtua yang sering memegang (kecanduan) dengan handphone

Ketika Smartphone Sudah Jadi Kebutuhan Primer, Sikap Kita?pixabay.com/rawpixel

Di saat orangtua sering memegang handphone, maka anak akan melihatnya dan menirunya, ia mulai mencoba (pencet-pencet) sampai anak menjadi suka dengan mainan barunya itu dan jika sudah berlanjut jangan harap dapat dengan mudah anak dipisahkan dari hal itu.

2. Kesibukan kedua orangtua dalam bekerja

Ketika Smartphone Sudah Jadi Kebutuhan Primer, Sikap Kita?pixabay.com/PublicDomainPictures

Saat ini lebih banyak pasangan suami istri yang keduanya mempunyai kesibukan lain selain mengurusi anaknya di rumah, misalnya bekerja atau kesibukan lainnya. Maka, anak akan diasuh oleh orang lain yang dalam hal ini pola asuh yang diberikan akan berbeda dengan orangtuanya. 

dm-player

Pengawasan terhadap anak atas penggunaan handphone bisa jadi akan lebih longgar dibandingkan pengawasan orang tuanya sendiri.

Baca Juga: Biar Aman, Ini 7 Cara Lindungi Data Pribadi di Media Sosial

3. Rengekan anak terhadap handphone

Ketika Smartphone Sudah Jadi Kebutuhan Primer, Sikap Kita?pixabay.com/StockSnap

Banyak orangtua yang membiarkan anaknya berlama-lama bermain dengan handphonenya karena anak cenderung lebih diam dan lebih sedikit rengekan. Begitu diberikan mainan handphone, maka anak terlihat tenang bermain dan orangtua menjadi tidak perlu repot mengurusi anaknya.

Ketika orangtua menyadari hal ini (kecanduan handphone), maka anak sudah sangat sulit untuk dipisahkan dengan hal tersebut dan justru akan membuat orangtua menjadi repot sendiri. Anak akan cenderung merengek, menangis, menganggu jika tidak diberikan mainnya tersebut. Efek lainnya adalah berubahnya pola tidur anak karena kecanduan pada handphonenya dan ini dapat berdampak buruk pada kesehatannya.

Menghindari gawai saat ini khususnya handphone mungkin dapat dikatakan suatu keniscayaan, tetapi diperlukan langkah bijak orang tua dalam menggunakan handphone, misalnya saja ada waktu bermain dengan anak menggunakan handphone, ada saat bermain dengan anak tidak menggunakan handphone. Selain itu, membentengi anak terhadap kecanduan bermain dengan handphone-nya dapat dilakukan secara perlahan, misalnya saja dengan sebuah perjanjian waktu yang diberikan dengan anak ketika Ia ingin bermain dengan mainannya itu.

Anak harus diajarkan cara mengendalikan dirinya, batasan ketika ia bermain dengan mainannya. Berapa lama anak bermain? Berapa video yang Ia putar? Games apa yang boleh dimainkan?

Jika hal tersebut dilanggarnya maka ada konsekuensi terhadap pelanggaran tersebut begitupun sebaliknya, jika ia berbuat sesuai ketentuan, maka ia akan mendapat imbalannya. 

Baca Juga: Jaga Kesehatan Mental, Lakukan 5 Hal Ini dalam Bermedia Sosial

Yoga Firmansyah Photo Writer Yoga Firmansyah

Sehari-hari bekerja sebagai social worker di salah satu Unit Pelaksana Teknis Bidang Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia. Saya orang yang jika bertindak, maka akan dipikirkan secara matang dan penuh pertimbangan terlebih dahulu. Jika saya mengerjakan sesuatu maka akan saya kerjakan sebaik mungkin dan fokus pada apa yang saya kerjakan sampai hal tersebut selesai sesuai batas kemampuan saya.  

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya