5 Cara Salah Menunjukkan Protes akibat Kesal ke Teman, Jangan Ditiru!
Foto oleh Anna Shvets dari Pexels
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bertengkar dengan teman itu adalah hal yang biasa terjadi. Akar permasalahannya pun bisa bermacam-macam, mulai dari tersinggung karena omongan teman atau karena salah paham saja. Apa pun alasannya, tidak baik bila kamu mengibarkan bendera perang terlalu lama.
Menunjukkan lima cara protes berikut ini misalnya, tidak akan membantumu mendapatkan keadilan. Justru sebaliknya, kamu hanya akan memperkeruh suasana dan membuat masalah yang tadinya sepele menjadi rumit.
1. Memberikan sindiran terus-menerus di media sosial
Foto oleh Maksim Goncharenok dari PexelsMenyindir seseorang melalui media sosial adalah tindakan yang kekanak-kanakan. Memang tujuanmu hanya menyerang satu orang saja, tapi berhubung statusmu itu tak hanya dibaca oleh dia jangan heran kalau banyak orang ikutan tersinggung.
Kamu gak pernah tahu, apakah teman-temanmu yang lain sedang dalam keadaan mood yang baik atau tidak. Membaca cuitanmu di Twitter bisa jadi mematik emosi mereka. Nah, jadi nambah musuh kan?
2. Bersikap acuh tak acuh dan mendiamkannya
Foto oleh cottonbro dari PexelsMeskipun sedang memendam rasa kesal padanya, mau tidak mau kalian masih sering bertatap muka karena bekerja di kantor yang sama. Demi membela harga diri yang tengah terluka, kamu sengaja mengabaikan keberadaannya. Bahkan saat dia menyapamu, kamu langsung membuang muka dan bersikap acuh tak acuh.
Sebenarnya kamu berharap dia akan peka. Tapi yang terjadi justru sebaliknya, dia gak pernah ambil pusing dengan sikapmu itu.
Baca Juga: 5 Tips Mendekatkan Diri dengan Teman-teman yang Lama Tak Bertemu
3. Tidak berkata jujur ketika ditanya apa yang sebenarnya terjadi
Foto oleh cottonbro dari PexelsEditor’s picks
Katakanlah sikap dinginmu itu sudah berlangsung lebih dari sebulan. Praktis, pada akhirnya dia jadi bertanya-tanya kenapa kamu mengabaikannya begitu lama. Makanya, dia datang mencarimu dan bertanya alasan apa yang membuatmu seolah-olah menjauhinya.
Bukannya mengaku dan memanfaatkan momen tersebut untuk menyelesaikan masalah, kamu justru menjawab tidak ada apa-apa. Nah, kalau sudah begini yakin masalah di antara kalian bakal kelar dan kamu bisa merasa lega?
4. Selain dia kamu juga jadi membenci teman-teman dekatnya
Foto oleh Andrea Piacquadio dari PexelsParahnya lagi, rasa kesalmu ini juga dilampiaskan pada teman-teman dekatnya. Kamu berpikir mereka sedang mendukungnya dan diam-diam berusaha memojokkanmu. Padahal, pemikiran itu bisa saja hanya sekadar ketakutanmu semata.
Melibatkan orang lain yang tak tahu-menahu soal masalah di antara kalian hanya akan membuat kamu mendapatkan masalah baru, lho. Harusnya, kamu justru minta bantuan teman-teman dekatnya untuk menyampaikan keluhanmu ke dia.
5. Tidak ada iktikad baik untuk menyelesaikan masalah
Foto oleh cottonbro dari PexelsKamu ingin persoalan ini segera rampung, tapi tidak ada upaya darimu untuk menyudahinya. Kamu terlalu gengsi memulai dialog dengannya. Sementara ketika dia berusaha mendekatimu, malah ditolak mentah-mentah.
Kalau kamu bersikap demikian terus, suasana tidak akan kembali normal dan lama-kelamaan akan semakin runyam. Yakin sanggup bertahan dengan kondisi seperti itu?
Usaha paling benar dalam menghadapi masalah adalah dengan membangun komunikasi di antara kedua belah pihak yang berseteru. Jangan tunggu dia peka dan mengerti maksud dari protesmu itu, jika kamu sendiri gak mau terbuka dan bicara apa adanya.
Kalau memang dia telah melukai perasaanmu, katakan dengan tegas di depan wajahnya. Dengan begitu, kalian bisa saling introspeksi dan memperbaiki diri. Ingat, damai itu indah, lho!
Baca Juga: 5 Cara Cerdas Menghadapi Teman yang Toxic, Jangan Emosi Dulu Ya!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
