Kenapa Sih Wanita Lajang Mau Pacaran dengan Suami Orang?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gak bisa dimungkiri di sekeliling kita banyak sekali ditemukan fakta jika ada wanita lajang yang memilih untuk menjalin hubungan dengan suami orang. Meski hal ini gak dibenarkan dan kedua belah pihak jelas melakukan kesalahan besar namun, ada hal menarik yang bisa kita telisik di dalamnya.
Hal menarik yang dimaksud antara lain alasan yang sering kali dijadikan latar belakang mengapa seorang wanita lajang mau untuk menjalin hubungan dengan suami orang. Kira-kira apa saja, ya alasannya cari tahu bersama, yuk.
1. Merindukan figur seorang ayah
Kepergian seorang ayah dari kehidupan anak perempuan gak melulu berarti bahwa ia meninggal dunia, lho. Bisa jadi, kegagalan rumah tangga yang dibina bersama sang ibu terpaksa kandas begitu saja. Sehingga, pasca memiliki kehidupan baru, kekosongan figur ayah amat dirasakan oleh seorang anak perempuan tanpa ia sadari.
Kerinduan akan figur seorang ayah ini akan terus terbawa hingga ia dewasa. Sehingga, ketika bertemu dengan pria beristri atau suami orang ia akan merasa tercukupi akan kehadiran sosok seorang ayah. Berawal dari ini pula lah hubungan terlarang itu mulai terjalin.
2. Suami orang dinilai lebih mapan
Alasan umum mengapa wanita lajang mau berpacaran dengan suami orang salah satunya adalah mereka dinggap jauh lebih mapan. Bila dibanding pria lajang di sekitarnya yang dianggap masih merintis maka kemapanan yang dibutuhkan wanita ini hadir dalam sosok suami orang.
Bahkan gak jarang saat berpacaran dengan suami orang, seorang wanita akan dimanjakan dan diberi hak secara finansial layaknya istri sah mereka. Tapi, bagaimapun juga hal yang satu ini jangan sampai kamu lakukan, ya girls.
3. Punya tantangan tersendiri
Gak hanya dari pihak pria saja yang menganggap selingkuh itu punya tantangan tersendiri. Bagi wanita lajang yang berselingkuh dengan pria beristri juga merasakan hal yang sama, lho.
Editor’s picks
Hal seperti ini tentu saja gak akan pernah bisa diterima oleh akal sehat kita yang gak terlibat di dalamnya. Namun, wanita-wanita lajang tersebut amat meyakini bahwa ada sensasi berbeda saat mereka menjalin hubungan asmara atau berpacaran dengan suami orang.
Baca Juga: 10 Artis Ini Dituduh Pelakor, dari Nissa Sabyan hingga Amanda Manopo
4. Terjebak dalam kenyamanan semu
Kenyamanan semu yang diciptakan kadang menjebak mereka ke dalam lingkaran setan bernama perselingkuhan. Para wanita lajang yang berhasil berpacaran dengan suami orang biasanya akan terlena saat berada pada lingkaran setan yang satu ini. Apalagi jika sudah melibatkan perasaan dan menanggalkan akal sehat mereka.
Pasti akan semakin susah bagi para wanita tersebut untuk melepaskan diri. Nah, jika kamu tengah mengalami hal ini dan belum terlalu terbawa perasaan tolong jangan dilanjutkan, ya. Bagaimanapun juga meskipun kamu merasa nyaman tapi semua itu hanya sementara.
5. Menganggap suami orang lebih perhatian
Diberikan kasih sayang, diperhatikan, dimanjakan siapa, sih yang gak menyukai itu? Apalagi sederet kebutuhan hidup juga ikut dicukupi dan ditopang. Namun, bagaimanapun juga kenyamanan yang didapatkan dari hasil yang gak baik juga rasanya malah justru mengganjal, bukan?
Banyak wanita lajang yang akhirnya memilih berpacaran dengan suami orang karena alasan ini, lho. Mereka dianggap jauh lebih perhatian gak hanya perihal afeksi tapi juga finansial.
Nah, itulah tadi beberapa alasan umum yang membuat wanita lajang mau berpacaran dengan suami orang. Bagaiamapun juga, usahakan untuk gak terlibat ke dalam kasus seperti ini, ya guys.
Meski bukan kamu yang memulai masyarakat tetap akan menudingmu sebagai orang yang gak benar. Berhati-hatilah saat tengah dekat dengan seorang pria jangan sampai kamu terjerumus dan malah merebut kebahagiaan wanita lain dan keluarga kecilnya.
Baca Juga: Biar Gak Tergoda, 5 Tips Menjaga Keutuhan Pernikahan dari Pelakor!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.