5 Persepsi Tentang Status Jomlo yang Gak Harus Dipedulikan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Entah mengapa bagi sebagian orang menyandang status jomlo dipenuhi dengan sederet stigma yang negatif. Gak jarang muncul beragam persepsi apabila seseorang menyandang status tersebut.
Padahal gak ada yang salah, lho dengan menjadi seorang jomlo. Lantas apa saja, sih persepsi orang tentang status jomlo yang sering terdengar? Kepoin langsung, yuk!
1. Dianggap terlalu pemilih
Mau pakai baju apa hari ini saja kita harus memilih yang terbaik. Pergi ke warteg juga pilih-pilih menunya lama. Kenapa pilih pasangan gak boleh memilih? Harusnya sah-sah saja, dong. Toh setiap orang punya preferensi pribadi atas kriteria calon pasangannya. Kalau udah tahu gak tepat tapi masih dipaksa bukankah malah jauh lebih bahaya, kan?
Mereka masih menjomlo juga bisa jadi gak mau terjatuh dikesalahan yang sama seperti yang dialami dalam hubungan terdahulunya. Memangnya kamu yang sudah berpasangan saat ini sewaktu menerima pasanganmu langsung menerimanya begitu saja?
2. Fokus kerja sampai lupa cari pacar
Mereka mungkin menganggap sebagian dari kita terlalu gila kerja sampai lupa pacar. Tapi dibalik itu semua ada banyak yang harus kita penuhi kebutuhannya. Gak cuma diri sendiri bisa jadi keluarga atau orang tua? Mereka jelas mana mau tahu hal-hal seperti ini.
Bukannya lupa cari pacar tapi memang waktu dan momennya gak tepat untuk menjalin sebuah hubungan. Lagipula apa dengan punya pacar lantas semua masalah finansial keluarga langsung tercukupi? Gak juga, kan? Lebih baik doakan saja mereka yang masih jomlo jangan malah dinyinyiri dengan persepsi semacam itu.
3. Punya sifat yang kurang baik
Kamu pasti sering, deh bertemu komentar semacam ini terutama di media sosial. Contohnya begini saat ada cowok ganteng atau cewek cantik yang mengunggah foto atau video lalu berkata kalau mereka jomlo. Pasti akan muncul komentar kurang lebih yang mengatakan bahwa ada sifat yang salah dan kurang baik di diri mereka.
Editor’s picks
Lantas, mereka yang punya pasangan gak punya sifat yang kurang baik juga? Mereka yang punya pasangan otomatis terlepas dari dosa atau bagaimana? Persepsi semacam ini jelas gak valid banget, ya guys jadi jangan di dengarkan, deh.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Insecure Akibat Jomlo Terlalu Lama, Bisa Kok!
4. Kriteria terlalu tinggi
Si A bahagia menemukan pasangan dengan kriteria seperti Anya Geraldine, sementara si B masih menjomlo karena punya kriteria seperti Ariel Tatum. Apakah lantas kriteria B terlalu tinggi? Gak juga, dong. Itulah yang dinamakan preferensi.
Ketika si A sudah cukup dengan bersama seseorang seperti Anya lantas apa semua orang yang punya kriteria seperti Ariel disebut ketinggian? Jelas gak sama sekali, lah. Gak ada yang namanya kriteria ketinggian adanya preferensi pribadi dan setiap orang punya preferensinya masing-masing meski mereka kembar identik sekalipun.
5. Kurang bergaul
Kamu pernah pastinya, kan dapat komentar seperti ini. Apa lantas dengan banyak bergaul kamu langsung punya stok koleksi pacar? Gak juga, kan? Padahal dibanding mengomentari seperti itu kenapa mereka gak mengenalkan teman-temannya saja kepada kamu.
Sebetulnya gak semuanya bisa diartikan kurang bergaul, kok bisa jadi memang gak ada waktu. Karena siklus aktivitas sehari-hari yang gak memungkinkan untuk itu. Pasangan atau jodoh, kan gak pernah tahu kapan datangnya.
Nyatanya belum ada sosial media saja Sleeping Beauty dan Snow White bisa bertemu pasangannya. Apalagi di era yang sudah secanggih seperti saat ini, kan? Kesempatan bertemu pasangan bisa dari mana saja.
Udah gak asing lagi, dong pastinya dengan berbagai persepsi seperti di atas? Tapi kamu gak usah khawatir, kamu bisa memilih buat gak memedulikan apa yang diomongkan mereka. Cukup lempari mereka dengan senyuman kamu saja.
Baca Juga: 5 Hal Menyebalkan saat Jadi Satu-satunya Jomlo di Grup Pertemanan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.