Tak Seharusnya Aku Mencintaimu, Sahabatku. Meski Sakit, Akan Kubunuh Rasa Cintaku Ini

Cinta memang sarat akan misteri. Kehadirannya tak pernah terduga. Demikian pula dengan kepergiannya, seringkali tak dapat disangka. Cinta tak dapat diajak kompromi. Ia akan mendekati insan yang ia kehendaki, juga akan meninggalkannya tanpa berpamit diri, karena cinta merupakan anugerah dari Tuhan. Kita tidak dapat meminta ataupun menolak kedatangan cinta.

Masih sangat membekas didalam impresiku. Hari itu adalah hari pertama kali aku menggenggam namamu. Aku benar-benar terhipnotis dengan tindak-tandukmu yang santun dan lugu. Kau adalah sosok baru dalam hidupku. Tak pernah terbayangkan olehku akan mengenal pribadi yang istimewa seperti dirimu. Pertemuan itu benar-benar memberikan arti yang begitu dalam untukku. Kumengenalmu. Kuterpukau oleh perangaimu. Tutur katamu nan indah membawaku hanyut dalam duniamu.

Tentu kau masih ingat, kala itu kau bawa diriku mengenal lebih jauh tentang tanah kelahiranmu. Di atas roda dua kita bersama-sama menelusuri jejak-jejak yang pernah kau lalui saat kecil dahulu. Tanpa henti, kau ceritakan padaku tentangmu, orangtuamu, bahkan keluargamu di sepanjang jalan yang kita lewati. Kita bergurau, tertawa, dan bercanda bersama. Kau hidupkan suasana diantara kita. Kau bagaikan suluh di malam gelap gulita. Ya,

Tak terasa ribuan detik telah kita lalui bersama. Masa-masa indah yang kita lewati berdua sekejap menjadi sebuah cerita. Kini aku tak lagi berada disisimu. Sebenarnya aku tidak menyalahkan waktu yang telah pergi begitu cepat meninggalkan langkah kita, bukan pula kesempatan yang tidak lagi berpihak pada diriku, melainkan karena sikapmu yang saat ini berubah 360 derajat. Dahulu kau ajak aku terbang, melayang tinggi di udara. Namun, sekarang kau justru melepasku begitu saja di angkasa.

Aku sadari, kehadiranku dalam hidupmu tak semestinya terjadi. Terlebih setelah kutahu bahwa ternyata dirimu sudah memiliki hati yang lain. Aku memang salah terlibat dalam skenario asmaramu. Aku tak seharusnya masuk menjadi orang ketiga dalam lingkaran cintamu. Akan tetapi, aku pun tak sanggup jika harus keluar dari zona tersebut. Rasa cinta ini terlalu kuat, sehingga aku tidak dapat melepasnya.

Sahabatku, tak perlu kau risau, gundah ataupun gelisah karena kau telah aku cintai. Secepat mungkin aku akan berusaha membunuh rasa cinta itu dari hatiku, walau sebenarnya sangat sulit bagiku. Karena bagaimana pun juga aku tak mungkin memilihmu, karena dirimu sendiri tidak mungkin akan memilihku. Kau tidak mungkin melukai hati yang sudah lama singgah didalam sukmamu. Aku mengerti. Untuk itu aku akan berikan cinta ini pada hati yang tepat, yaitu sosok yang juga mencintaiku sepenuh jiwa dan ragaku.

Dengan kerendahan hati, aku mohon jangan kau coba untuk menghapus namaku dari benakmu, sampai kapan pun. Jangan karena aku pernah melabuhkan cinta pada hatimu, lantas kau menghilang dari kehidupanku. Atau bahkan membumi hanguskan kenangan-kenangan manis kedekatan kita.

Terima kasih, selama empat puluh lima hari kau telah buat hari-hariku lebih bermakna. Kau memberiku banyak warna seindah cahaya aurora di cakrawala. Semoga kau bahagia dengan orang yang kau cintai. Maafkan aku, jika selama aku hadir dalam kehidupanmu aku selalu berbuat salah padamu.

Aku sering membuatmu kesal karena sikapku yang seringkali mengekang, mengatur, over protective, dan sebagainya. Aku sadari itu. Namun sejatinya aku melakukan itu semua karena aku sangat sayang padamu. Sungguh, aku selalu takut, cemas serta khawatir jika terjadi sesuatu pada dirimu.

Aku percaya, suatu saat Tuhan akan mengembalikan tulang rusukku yang telah lama hilang diambil oleh-Nya, siapapun dia, kapan pun dan dimana pun. Harapku, kau adalah tulangku. Semoga.