Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cuma Makan Hati, Lebih Baik Putus Sekalian ketimbang Begini 

Pixabay.com/zhuwei06191973-11952162

Siapa sih, yang gak ingin hubungan asmaranya langgeng? Sayangnya, situasinya kadang gak semudah itu. Sudah diusahakan biar tetap bersama, tetapi kok rasanya malah cuma makin makan hati dari waktu ke waktu.

Meski berat, cepat atau lambat kamu harus berani mengambil sikap tegas. Kamu bisa kehabisan waktu dan energi jika terus bergulat dengan masalah asmara. Lebih baik putus sekalian jika situasinya sudah seperti ini.

1.Selalu bilang cinta tetapi terus menyakiti

Unsplash.com/cskammers

Cinta memang gak bisa cuma diucapkan, kan? Ada yang jauh lebih penting ketimbang ucapan yaitu pembuktian. Semua orang bisa bilang cinta, tetapi kelakuan belum tentu sesuai. Bukannya memperlakukanmu dengan lemah lembut, malah selalu punya cara buat menyakitimu.

Ingat ya, sesayang apa pun kamu sama dia, kamu tidak dilahirkan hanya untuk menjadi bulan-bulanan siapa pun. Kamu gak boleh berada di bawah kekuasaan orang yang gak bisa menghargaimu.

2.Gak bisa menahan diri sendiri dari cinta yang lain

Unsplash.com/mahkeo

Apa pun alasannya, hubungan yang sehat harus berjalan dari dua arah. Kalau kamu sudah mau berkomitmen dengannya saja, dia juga harus sama dong. Jangan sampai kamu bersetia pada orang yang gak setia sama kamu.

Perasaan tertarik memang sukar dibendung. Tetapi apakah ketertarikan yang terjadi secara alami itu akan berlanjut ke tahap-tahap berikutnya atau tidak, amat tergantung dari orangnya. Kalau dia memang punya komitmen kuat sama kamu, dia gak akan mencari pembenaran untuk bermain api.

3.Gak putus tetapi hubungan terasa kaku dan hampa banget

Ilustrasi perempuan bersedih (pixabay.com/trinhkien91)

Saking kaku dan hampanya, kamu sampai merasa lebih nyaman berada di tengah orang-orang yang sama sekali gak kamu kenal daripada dengannya. Bagaimanapun, status kalian bukan sekadar formalitas. Jika kekakuan hubungan dan rasa hampa itu muncul karena konflik, coba selesaikan konflik itu sampai ke akar-akarnya.

Tetapi kalau konflik itu terlalu membekas dan hubungan kalian gak bisa lagi kembali seperti semula, mungkin berpisah justru yang terbaik buat kalian berdua. Setidaknya, kalian tak lagi merasa perlu terjebak dalam suatu hubungan. Kebahagiaan kalian tetap yang utama dan kalian selalu punya hak untuk memutuskan.

4.Terlalu banyak perintah dan larangan yang harus dipatuhi sampai kamu merasa tak lebih dari boneka

Unsplash.com/tikkho

Seistimewa apa pun dia buat kamu, hidupmu tetaplah milikmu. Kalian bisa saling menyesuaikan diri. Tetapi saling menyesuaikan diri agar mencapai titik keseimbangan dalam hubungan jelas berbeda dengan salah satu pihak berusaha mendominasi hubungan.

Kamu harus tetap memegang kendali atas hidupmu sendiri. Jangan malah dia yang mengendalikan apa yang boleh dan tidak boleh kamu perbuat. Awalnya, kamu akan merasa tidak terima diperlakukan begini. Tetapi jika diteruskan, kamu malah jadi terbiasa dan benar-benar gak tahu harus berbuat apa jika dia tidak ada.

Kamu kehilangan jauh lebih banyak daripada yang kamu dapatkan dari hubungan itu. Kamu kehilangan prakarsamu, kemampuanmu yang semula diakui banyak orang, bahkan kehilangan dirimu sendiri karena kamu tak tahu lagi apa yang sebenarnya kamu inginkan dalam hidupmu. Kamu hanya menunggu perintah dan mematuhinya sementara tembok larangan makin tinggi mengelilingimu.

5.Dicurigai terus dan selalu berujung ribut, kayak gak ada hal lain buat dipikirkan

Pexels.com/ketut-subiyanto

Mau tidak mau memang harus ada rasa saling percaya dalam suatu hubungan. Membangun hubungan tanpa kepercayaan sama dengan tiadanya harapan. Kalau memang ada bukti yang memadai, tentu lain urusannya. Tetapi jika dia hanya asal mencurigaimu lalu membesar-besarkannya sampai terus terjadi keributan, tidakkah kamu merasa lelah?

Lelah untuk hal-hal yang sama sekali gak ada gunanya. Jangankan gunanya, dasarnya saja tidak ada. Dia tenggelam dalam pikiran-pikiran buruknya sendiri tentangmu. Kamu yang seharusnya menjadi orang yang paling dia percayai.

Sejauh hubungannya sehat, terikat di dalamnya tentu rasanya menyenangkan saja. Bahkan membuat hidupmu lebih bermakna. Namun jika hubungan sudah tak ubahnya racun, menjadi jomlo lagi jelas bukan yang terburuk.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us