6 Alasan Seseorang Senang Merepotkan Orang Lain, Gak Sungkan!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sifat manusia adalah hal yang kompleks dan beragam. Beberapa perilaku yang terlihat aneh atau sulit dimengerti biasanya melibatkan alasan-alasan psikologis yang mendalam. Salah satu perilaku tersebut adalah saat seseorang tampak senang atau menunjukkan kepuasan dalam merepotkan orang lain.
Padahal, biasanya ada banyak orang yang lebih merasa sungkan, gak nyaman, dan gak senang jika harus merepotkan orang lain. Itulah kenapa kita sering heran ketika bertemu dengan orang yang gak malu-malu ketika merepotkan orang lain. Simak, nih enam alasan mendasar kenapa seseorang bisa merasa senang merepotkan orang lain. Kamu pernah bertemu dengan orang yang begini?
1. Merasa berkuasa dan memegang kontrol
Salah satu alasan utama dibalik perilaku merepotkan orang lain adalah rasa berkuasa dan kontrol yang didapatkan. Dalam beberapa kasus, seseorang yang merasa kurang berdaya atau gak memiliki kendali atas hidupnya mungkin merasa senang saat berhasil mendominasi atau merepotkan orang lain. Mereka gak punya rasa segan jika harus meminta bantuan atau bahkan menyuruh orang lain.
Ini memberi sensasi bahwa mereka memiliki kontrol atas kehidupan orang lain, yang bisa memberikan perasaan berkuasa secara memuaskan. Hati-hati, orang seperti ini juga biasanya sangat manipulatif.
2. Untuk memenuhi kebutuhan emosional mereka
Ada kemungkinan bahwa perilaku merepotkan orang lain sebenarnya merupakan cara seseorang mencari pemenuhan kebutuhan emosional mereka. Seseorang yang merasa kesepian, gak dihargai, atau gak dicintai mungkin mencari perhatian atau reaksi emosional dengan mengganggu atau merepotkan orang lain.
Perhatian yang diberikan oleh orang lain sebagai respons terhadap perilaku merepotkan tersebut bisa memberikan kesenangan sejenak bagi mereka. Ini membuat mereka merasa telah mengisi kekosongan emosional yang dirasakan.
3. Punya rasa takut tersendiri
Beberapa orang yang merasa gak aman atau memiliki rasa takut tersendiri, bisa aja mencoba untuk mengatasi ketidakpercayaan diri mereka dengan cara merendahkan orang lain. Dengan merepotkan atau mengganggu orang lain, mereka mungkin merasa lebih kuat atau lebih berarti. Dan rasa takut terhadap penolakan atau kegagalan sementara, akan tenggelam dalam rasa superioritas semu.
Mereka berusaha meyakinkan dirinya bahwa dia berharga dan pantas dihormati dengan terus merepotkan orang lain. Seolah dengan melakukan hal tersebut, mereka merasa punya kekuasaan dan kendali yang sebenarnya gak ada.
Editor’s picks
Baca Juga: 5 Hal Harus Diperhatikan supaya Tidak Merepotkan Orang Lain
4. Sedang bosan
Kebosanan adalah sumber potensial dari berbagai perilaku negatif, termasuk merepotkan orang lain. Orang yang merasa kebosanan mungkin gak menemukan kepuasan dalam rutinitas sehari-hari dan akhirnya mencari keasyikan dengan mengganggu atau merepotkan orang lain. Mereka gak akan kehabisan ide untuk mencari cara merepotkan orang lain.
Ini adalah cara bagi mereka untuk mengisi waktu dengan hal-hal yang gak produktif. Gak peduli walaupun apa yang mereka lakukan justru merugikan orang lain.
5. Pengalihan dari masalah pribadi
Mengganggu atau merepotkan orang lain bisa menjadi bentuk pengalihan dari masalah pribadi yang dihadapi seseorang. Ketika seseorang mengalami tekanan, kesulitan, atau perasaan cemas dalam kehidupan, mereka mungkin menemukan kenyamanan sejenak dengan fokus untuk menyebabkan kesulitan pada orang lain.
Perilaku semacam ini memberikan sensasi pelarian sebentar dari masalah mereka sendiri. Meskipun tentu aja, ini bukan cara yang sehat untuk mengatasi masalah.
6. Lingkungan dan pengaruh sosial
Lingkungan dan pengaruh sosial juga bisa berperan dalam membentuk perilaku merepotkan orang lain. Jika seseorang tumbuh dalam lingkungan di mana merugikan orang lain dianggap lucu atau dianggap sebagai bentuk kekuatan, maka mereka mungkin belajar untuk mengekspresikan diri mereka dengan cara tersebut.
Selain itu, pengaruh teman sebaya, juga bisa mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan ekspektasi yang mungkin melibatkan perilaku merepotkan orang lain. Sehingga mereka sama sekali gak merasa bersalah atau bahkan segan dengan perlakuan yang mereka lakukan.
Tanpa sungkan dan senang merepotkan orang lain adalah perilaku kompleks dan bervariasi, yang didorong oleh berbagai faktor psikologis. Memahami latar belakang psikologis di balik perilaku ini penting, agar kamu bisa menghadapinya dengan bijaksana dan berempati, baik sebagai pelaku maupun korban. Sebagai masyarakat, kita bisa berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan psikologis positif dan meminimalisir perilaku negatif yang merugikan orang lain. Setuju?
Baca Juga: 5 Tanda Kamu Terlalu Sering Merepotkan Orang, Pada Menyingkir!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.