5 Fakta yang Menjelaskan Dirimu sedang Jatuh Cinta atau Terobsesif

Cinta sehat tak banyak penderitaan

Jatuh cinta selalu bisa dirasakan oleh semua orang, termasuk kamu. Ada saja rasa emosi yang didapat dari mencintai seseorang. Namun, terkadang rasa yang tidak menyenangkan juga dirasakan, seperti sakit hati, kecewa atau bahkan trauma. Namun, cinta yang sehat adalah yang tidak banyak membuat menderita.

Dilansir dari medicalnewstoday.com, cinta adalah keadaan yang berasal dari dalam diri kita dan meluas ke luar. Ini adalah energi, tidak bersyarat dan tak perlu pengakuan yang berlebihan. Dan obsesif membuat seseorang sangat kecanduan dalam mencintai seseorang. Berbahaya kah jika obsesif memiliki hubungan dengan cinta itu sendiri? Apa perbedaannya?

Dilansir dari berbagai sumber, di bawah ini ada 5 perbedaan yang bisa menjelaskan apa kah kamu memiliki cinta atau hanya sekedar obsesif, cek yuk!

1. Proses  

5 Fakta yang Menjelaskan Dirimu sedang Jatuh Cinta atau TerobsesifPexels.com/Andrea Piacquadio

Dilansir dari huffpost.com, cinta itu terjadi dengan mudah dan alami. Tidak adanya paksaan untuk menjalin hubungan. Karena keduanya menyetujui untuk menjalin hubungan. Sehingga ada proses yang dilalui.

Namun, berbeda dengan obsesif. Pelaku tidak akan mengijinkan persetujuan dari pihak yang merasa disukai. Hubungan itu terjalin karena lebih keterpaksaan. Karena tidak ingin membuat seseorang marah.

Obsesif itu menimbulkan rasa takut dan sering kali terdengar ancaman. Misalnya, Ia tidak bisa hidup tanpa orang yang disukainya. Atau setelah menjalin hubungan, mengancam untuk tidak meninggalkannya.

2. Ciri-ciri

5 Fakta yang Menjelaskan Dirimu sedang Jatuh Cinta atau TerobsesifPexels/ Владимир Васильев

Dilansir dari laman Bustle, ciri utama dari obsesif itu adalah mengejar dan ‘harus’ mendapatkan. Seseorang yang mengaku menyukai kamu, tapi setiap hari selalu berusaha menghubungi atau memberikan sesuatu kepadamu, itu adalah cara orang terobsesi untuk mendapatkanmu. Sedikit tidak membuatmu nyaman.

Berbeda dengan cinta. Di awal orang merasakan cinta, dia akan berusaha menarik perhatianmu dengan cara yang membuatmu terkesan, bahkan dia memiliki cara yang kamu sukai. Sehingga, kamu merasa tidak ketakutan saat orang yang jatuh cinta kepadamu menunjukkan perhatiannya.

3. Batasan  

5 Fakta yang Menjelaskan Dirimu sedang Jatuh Cinta atau TerobsesifPexels/duy dinh
dm-player

Banyak orang berpendapat, cinta yang dipandang paling tidak memiliki penderitaan adalah cinta sejati. Karena membebaskan siapa saja yang mengalaminya. Seringkali hubungan yang sehat terjalin dari cinta sejati.

Ia tidak pernah menuntut seseorang yang dianggapnya kekasih. Cinta tidak mengenal batas, sehingga orang yang dicintai tidak kehilangan dunianya sendiri.

Sedangkan obsesif merupakan bagian dari kecanduan. Selain itu obsesi merupakan upaya untuk mendapatkan kendali atas hidup kita, dan dengan demikian, kita lepas kendali dengan memberikan kekuatan pribadi kepada orang lain selain diri kita sendiri. Sehingga batasan obsesi adalah sampai benar-benar menguasai orang yang dicintai.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Orang yang Terlihat Bahagia Belum Tentu Bahagia

4. Kecemasan

5 Fakta yang Menjelaskan Dirimu sedang Jatuh Cinta atau TerobsesifPixabay/Free-Photos

Obsesif itu sering menimbulkan rasa cemas. Ketika seseorang terobsesi, mereka akan memilki tindakan yang tak terkontrol karena dorongan dari rasa cemas itu sendiri. Sehingga, untuk mengurangi rasa cemasnya mereka berusaha keras membutuhkan seseorang untuk dicintai.

Sedangkan cinta, lebih membuat perasaan bahagia dan indah. Walau seseorang itu belum menjalin hubungan dengan kita, tetapi kehadirannya mampu membuat dirimu serasa memilki energi yang positif. Tak ada rasa kecemasan ketika seseorang benar-benar merasa jatuh cinta.

5. Adanya indikasi gangguan mental yang lainnya

5 Fakta yang Menjelaskan Dirimu sedang Jatuh Cinta atau TerobsesifPixabay/RyanMcGuire

Para pakar hubungan percaya, jika cinta yang terbawa rasa obsesi merupakan gangguan neurokimia. Sama halnya seperti kecanduan alkohol atau obat-obatan lainnya. Seperti memandang pasangan sebagai objek konsumsi atau kepemilikan. Dan lebih melihat kebutuhannya sendiri ketika bersama pasangan.

Bahkan jika kadar obsesifnya berlebihan bisa menimbulkan sebuah gangguan mental seperti erotomania, yaitu gangguan delusi langka. Erotomania juga dapat menyebabkan seseorang percaya bahwa orang lain menyukainya. Terkadang, objek cinta mereka adalah bahwa mereka memiliki hubungan yang nyata dengan seorang selebriti. 

Jadi, cinta kamu terhadap dia itu apa?

Baca Juga: Jangan Salah Kira, 5 Beda Pasangan yang Betulan Cinta atau Cuma Obsesi

Emil N Photo Verified Writer Emil N

https://karyakarsa.com/Emil25N/d-158002

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya