8 Jenis PDKT di Dinamika Sosial yang Harus Kamu Kenali Dari Gebetanmu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam dunia romansa terdapat tiga fase hubungan yaitu pre relationship, in relationship dan post relationship. Gampangnya adalah pre relationship ialah masa-masa PDKT, in relationship merupakan masa jadian/ pacaran/ menjalin hubungan romansa, sedangkan post relationship terjadi pada saat putus cinta dan move on.
Kebanyakan orang mengalami gagal menjalin hubungan karena cara PDKT-nya salah. Salah satunya adalah melibatkan perasaan ketika mendekati lawan jenis. Padahal fase PDKT itu fase di mana kita mengenal gebetan sebelum dijadikan pacar.
Berkat perkembangan dinamika sosial, kita bisa mengenal bermacam-macam PDKT yang mungkin sedang kamu alami. Mungkin saja kamu sedang mengalami salah satunya. Dan apa sajakah itu?
1. Friends with benefits
Friends with benefits (FWB) merupakan jenis PDKT di mana dua belah pihak gak ada ikatan hubungan romansa tetapi menjalin simbiosis mutualisme, umumnya adalah berhubungan seks.
Secara umum FWB dilakukan hanya sebatas kesenangan belaka. Bahkan sebelumnya sudah ada perjanjian jika gak boleh melibatkan perasaan. Tetapi gak memungkiri ada benih-benih cinta karena pelaku FWB sudah berinvestasi dalam hubungan mereka.
2. Friends without benefits
Friends without benefits menggambarkan situasi di mana perasaan tak terbalas. Memang kalian menjalin kedekatan, tetapi salah satu dari kalian yang berinvestasi lebih banyak. Dengan kata lain bisa disebut sebagai friendzone.
Rasa canggung muncul ketika salah satu dari kalian mengutarakan perasaan, dan sulit untuk kembali seperti semula. Solusinya adalah kalian duduk bareng dan mintalah kepastian.
3. On-Going Booty Call
On-going booty call (OGBT) adalah istilah di mana mendekati seseorang untuk kepentingan seks doang. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana bisa mendapatkan seks. Mudahnya adalah aktivitas yang dilakukan oleh fakboi/ fakgirl.
Baca Juga: 5 Alasan Logis Kamu Perlu Punya Banyak Gebetan Saat PDKT
4. Talking
Editor’s picks
Talking (TLKG) merupakan kondisi di mana kalian mengaku sebagai teman, tetapi menjalin kedekatan dan sering berkencan. Terlepas apakah salah satu dari kalian memiliki pasangan atau gak. Di sisi lain, TLKG bisa menjadi gejala awal dari perselingkuhan.
5. Lovers
Jika kalian memiliki perasaan tetapi gak berkomitmen maka ini adalah lovers (LVRG). Pelaku lovers akan terlihat seperti pasangan kekasih lainnya, namun mereka gak memiliki ikatan. Jika di Indonesia seperti menjalani hubungan tanpa status.
6. Sex with an ex
Istilah ini mengarah kepada situasi di mana orang balik ke mantan pacar untuk mencari kesenangan. Umumnya adalah kepentingan seks semata, tetapi gak menutup kemungkinan ada hal lainnya yang bisa dicari di luar seks. Gampangnya adalah ngasih atau minta jatah mantan.
7. Textual friends
Pernah kamu chatting sama seseorang dalam waktu lama tetapi belum pernah ketemuan. Entah ketemunya di aplikasi dating atau media sosial, kamu memiliki ketertarikan tanpa bertatap muka langsung.
"Jebakan Batman" di sini adalah ketika kalian bertemu tetapi sangat berbeda jauh dari profil media sosial. Dan banyak orang takut hal ini menimpa mereka. Karena apa yang ada di media sosial belum tentu sama dengan realitanya.
8. The placeholder
Placeholder dapat terjadi ketika mencari seseorang untuk dijadikan pelarian atau pelampiasan setelah putus dengan pacarnya. Ditambah lagi ia belum move on untuk memulai hubungan baru.
Ciri-ciri hubungan placeholder adalah ketika sulit diminta kepastian. Berbagai macam alasan terlontar agar hubungan kalian gak ke mana-mana. Memang kalian terlihat bersenang-senang tetapi dia langsung ngilang begitu dimintai kepastian hubungan.
Mengingat PDKT adalah masa penjajakan menuju hubungan yang lebih serius, ada baiknya kita mengenal macam-macam PDKT yang banyak terjadi.
Baca Juga: 5 Alasan Pria Mendadak Menyerah di Tengah Masa PDKT, Sudah Tahu?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.