Selalu Pengen Ketemu Jodoh? Waspada Cinderella Complex!

Pangeran tampan, di manakah engkau?

"Aku malas kuliah, pengen langsung nikah aja!"

Kamu sering mengatakan hal tersebut? Mungkin, kamu punya sindrom Cinderella Complex. Ini adalah istilah psikologis yang diambil dari dongeng legendaris Walt Disney. Cinderella dalam dongeng, dicitrakan sebagai perempuan cantik dan baik hati. Ia hidup sengsara karena perlakuan Ibu dan saudara tirinya.

Meskipun perjuangan hidupnya menyedihkan, cerita berakhir bahagia setelah ia bertemu dan menikahi pangeran tampan. Dongeng ini memang sangat populer di kalangan anak-anak perempuan. Mereka ingin hidup bak putri dalam dongeng, yang bertemu pangeran tampan.

Tapi siapa sangka, ternyata sosok Cinderella ini malah menjadi istilah gangguan psikologis?

1. Biasanya, Cinderella Complex dialami perempuan pada usia 20-an. Mereka percaya, akan bertemu laki-laki yang akan menyelamatkannya

Selalu Pengen Ketemu Jodoh? Waspada Cinderella Complex!imdb.com/Jonathan Olley

Elly Risman (Psikolog Yayasan Kita dan Buah Hati) menjelaskan, Cinderella Complex biasa dialami perempuan di awal usia 20-an. Di usia tersebut, perempuan cenderung masih berada dalam dunia khayal. Mereka mengharapkan sosok pangeran tampan yang akan datang menyelamatkannya seperti dalam dongeng.

Pada akhirnya, ketika mereka sudah berusia lebih matang, mereka sadar bahwa tidak ada orang yang bisa menyelamatkan mereka. Kecuali, diri mereka sendiri.

2. Salah satu penyebab perempuan dengan Cinderella Complex adalah terbiasa dimanja orangtua sejak kecil

Selalu Pengen Ketemu Jodoh? Waspada Cinderella Complex!pexels/Josh Willink

Orangtua pasti selalu ingin memberikan kebahagiaan untuk anaknya. Mereka tidak ingin anaknya hidup susah dan sengsara. Hal ini tentu baik. Namun apabila terlalu dimanja, anak perempuan bisa tumbuh dengan sindrom Cinderella Complex. Setiap mendapat masalah, orangtua turun untuk mengatasi masalah anaknya.

Akibat hal tersebut, anak tidak memiliki kemampuan untuk berjuang. Akhirnya hingga dewasa, anak memiliki pemikiran bahwa selalu ada orang yang akan membantunya mengatasi semua masalahnya. 

3. Ketika tumbuh dewasa, mereka tidak mandiri dan mengharapkan sosok pria dewasa yang mengayomi serta melindungi

dm-player
Selalu Pengen Ketemu Jodoh? Waspada Cinderella Complex!pexels.com/LeahKelley

Akibat masa kecil selalu dibantu orangtua, anak perempuan tumbuh menjadi manja. Dia tidak percaya diri akan kemampuannya sendiri dan berusaha mencari laki-laki yang akan menggantikan peran ayah serta ibu.

Oleh karena itu, perempuan dengan Cinderella Complex akan mencari pria yang dewasa, melindungi, dan mengayomi. Padahal, daripada mencari sosok tersebut dari diri orang lain, kenapa kita gak jadi sosok itu sendiri?

Baca Juga: Peter Pan Syndrome & Cinderella Complex: Anak Muda, Kenali Ciri-cirinya Demi Keselamatan Masa Depanmu

4. Efeknya, mereka menjadi sangat ketergantungan terhadap pasangannya dan membuat kekasihnya itu sebal

Selalu Pengen Ketemu Jodoh? Waspada Cinderella Complex!Unsplash.com/Priscilla Du Preez

Dalam dongeng, hidup Cinderella berubah menjadi bahagia setelah bertemu dengan pangerannya. Nah, orang dengan Cinderella Complex juga mengharapkan hal yang sama. Oleh karena itu, mereka cenderung sangat bergantung pada pasangannya.

Saking bergantungnya, mereka bisa menuntut pasangannya untuk menjadi apa yang diharapkannya. Lama-lama, pasangannya akan merasa sebal dengan sikap ini.

5. Pada akhirnya, mereka merasa bertemu jodoh adalah jalan pintas untuk hidup yang lebih bahagia ketimbang berusaha

Selalu Pengen Ketemu Jodoh? Waspada Cinderella Complex!letterboxd.com

Sebagai konklusi, perempuan dengan sindrom Cinderella Complex merasa tujuan hidupnya adalah bertemu dan diselamatkan oleh pangeran tampan. Ketika hidupnya terasa berat, ia merasa menikah atau bertemu jodoh sebagai jalan pintas untuk hidup yang lebih bahagia.

Jadi, apakah kamu punya sindrom Cinderella Complex? Kalau hingga tua tidak berhasil bertemu pangerannya, kira-kira mereka bagaimana ya?

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Punya Superhero Syndrome

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya