Catat! Ini 5 Alasan Jatuh Cinta dengan Sahabat Itu Menyakitkan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semesta itu rumit, entah atas dasar apa menciptakan sepasang sahabat yang awalnya berjalan begitu indah, bisa berubah hanya karena sebuah rasa. Semesta memang bisa membolak-balikkan setiap hati dengan mudahnya, tanpa memandang status, ras, suku, dan agama. Namun ada kalanya semesta seakan ingin bermain dengan kita, ya persahabatan kita.
1. Mulai bersikap egois
Bukankah kita adalah sahabat, tentu saja temanku adalah temanmu juga. Namun ketika sikap egois itu muncul, aku bahkan tak rela melihatmu dekat dengan perempuan lain selain aku, melihatmu tertawa bukan karenaku dan bukan pula untukku.
Semesta seakan-akan ingin melihat sampai dimana aku bisa mengendalikan egoku, yang membuatku tersadar peraturan pertama dalam persahabatan adalah "tak boleh ada rasa diantara persahabatan kita".
2. Dilema antara kehilangan persahabatan atau cinta
Entah sejak kapan perasaan ini ada, semesta tiba-tiba saja membuatku merasakan rasa yang belum pernah ada sebelumnya, jantungku berdegup lebih kencang hanya dengan melihat senyumanmu. Sedetik kemudian aku sadar perasaan itu mungkin tidak seharusnya ada, karena semakin jauh aku melangkah semua terasa makin rumit.
Baca Juga: 3 Hal Mengapa Jatuh Cinta Pada Sahabat Bisa Rugi & Untung Sekaligus!
3. Perubahan sikapku
Editor’s picks
Kemudian semesta mulai menyadarkanmu, bahwa sikapku terhadapmu berbeda dan sedikit berlebihan, perhatian yang lebih, khawatir yang lebih, dan rindu yang lebih. Tapi sayangnya semesta tidak menyadarkanmu bahwa perasaanku kepadamu juga lebih, ya lebih dari sekadar sahabat.
4. Memendam rindu
Setelah itu rindu muncul begitu egoisnya, sikapmu yang mulai berubah dan mulai menjauh, membuatku harus memendam rindu yang begitu berat. Lagi-lagi semesta tak berpihak padaku, bahkan hanya untuk sekadar bertemu dan berbincang denganmu seperti dulu.
5. Persahabatan yang berubah
Semuanya berubah ketika kita berdua menyadari bahwa aku melanggar peraturan pertama dalam persahabatan, kita tak lagi seperti dulu. Kamu tak lagi suka bercerita tentang duniamu, dan hanya diam membisu bahkan ketika kamu ada di hadapanku. Kita tak lagi seperti dulu, namun setidaknya kamu tau tentang rasaku, rasa yang berusaha kuhapus seiring dengan berjalannya waktu.
Namun semesta tak selamanya bersikap seperti itu, ada kalanya semesta berpihak padamu. Hanya saja saat ini semesta ingin melihat sejauh mana aku mampu bertahan.
Baca Juga: 7 Hal yang Buat Seorang Pria Hanya Layak Dianggap Sahabat, Bukan Pacar
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.