6 Sebab Mengapa Bisa Kamu Jatuh Cinta dan Menikah dengan Teman Kerja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hubunganmu dengan pasangan sudah seperti judul FTV saja, yaitu Jodohku Ternyata Teman Kantorku. Menarik, karena pekerjaan tidak hanya memberimu penghasilan melainkan juga pasangan hidup. Kamu mendapatkan paket lengkap, deh.
Bila mengingat perjalanan hubungan kalian dahulu, barangkali kamu masih gak percaya bagaimana bisa kalian akhirnya menikah. Padahal, jika mengingat hal-hal di bawah ini, potensi untuk kalian meningkatkan status dari teman kerja menjadi teman hidup memang besar, lho.
1. Sering bersama
Kalian tidak perlu mencuri-curi waktu buat sekadar berjumpa. Setiap hari selama sekian tahun kalian telah bertemu, mengobrol, dan menyelesaikan berbagai proyek. Seperti orang bilang, cinta bisa tumbuh hanya karena kebiasaan bersama.
Banyaknya waktu yang kalian habiskan di kantor ditambah kebersamaan ketika menghadapi berbagai tantangan bikin kalian sangat mengenal karakter masing-masing. Mengobrolkan apa saja juga bakal terasa lebih nyambung.
2. Kemampuan terbaik seseorang terlihat saat ia bekerja
Melihat dari dekat orang yang tengah bekerja memang bisa bikin kamu terpesona. Alasannya, di luar urusan pekerjaan, orang jarang menampilkan kemampuan terbaiknya. Lain dengan ketika ia bekerja.
Seluruh kepintaran dan kebijaksanaannya dikeluarkan demi tercapainya hasil kerja yang memuaskan serta menghindari berbagai masalah. Belum lagi upayanya menjadi karyawan yang bertanggung jawab dan bisa dipercaya. Semua ini bikin kamu mudah tertarik padanya, begitu pula sebaliknya.
3. Jika kalian berhasil sebagai partner kerja, jadi partner hidup pasti juga bisa
Kekompakan kalian telah teruji dalam berbagai tugas serta kegiatan kantor. Dengan peran dan keahlian yang berbeda, kalian ternyata bisa bahu-membahu demi meraih tujuan bersama.
Tak terhitung lagi sudah berapa kali kalian berdiskusi untuk mempertemukan pendapat serta memecahkan masalah yang ada. Oleh karena itu, kalian pun yakin bahwa masalah-masalah di luar pekerjaan juga bakal mampu diatasi bersama.
Editor’s picks
Baca Juga: Jangan Asal Jatuh Cinta! 5 Kriteria yang Mesti Kamu Pertimbangkan
4. Saling tahu pendapatan dan prospek karier sehingga makin optimis dengan masa depan
Bila kamu hanya hendak mencari pacar, soal pendapatan serta prospek karier seseorang barangkali tak terlalu dianggap penting. intinya, kalian hanya saling jatuh cinta saja.
Namun, ketika kamu mencari suami atau istri, dua hal ini bakal amat diperhatikan baik oleh dirimu atau keluargamu. Pengetahuanmu akan penghasilan serta prospek kariernya di masa mendatang bikin kamu lebih mantap untuk berumah tangga dengannya. Keluargamu juga lebih mudah merestui.
5. Perasaan senasib bikin kalian saling support
Salah satu alasan orang mencari pasangan adalah untuk mendapatkan support secara berkesinambungan dari seseorang. Bagaimana kamu dapat memastikan ini akan diperoleh dari seseorang yang belum pernah berada dalam kondisi yang sama denganmu?
Berbeda dengan teman kerja yang kesamaan nasibnya denganmu membuatnya gak pernah absen buat kasih kamu support. Kamu jadi makin merasa nyaman dengannya, demikian pula perasaannya padamu.
6. Ulah teman-teman yang getol menjodohkan
Kalau kalian menikah, teman-temanmu kudu dikasih ucapan terima kasih, nih. Berkat kegigihan mereka dalam mencomblangi, kalian pun bisa melangkah sampai sejauh ini.
Meski awalnya kalian malu, risi, bahkan kesal dengan ulah teman-teman, ternyata mereka berjasa besar, kan? Mulanya kalian berkeras untuk menggagalkan upaya perjodohan ini, tapi akhirnya justru gak bisa dipisahkan.
Namanya jodoh memang tidak ada yang tahu akan dipertemukan di mana. Jodohmu yang sedekat ini tentunya perlu disyukuri. Dengan masa kenalan yang telah lama dan mendalam, hubungan kalian sebagai pasangan suami istri diharapkan bakal langgeng. Selamat!
Baca Juga: 6 Red Flags Romansa yang Lebih Bahaya dari Perselingkuhan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.