Aku Tak Akan Memberikan Kesempatan Kedua untuk Kamu yang Pernah Mengisi Hatiku

"Aku lelah mempercayai semua akan berbeda kali ini."

Aku terus menemukan diriku dalam situasi yang sama. Aku meyakinkan diriku untuk memberikan kesempatan kedua bagimu, terus menekan tombol "replay" di dalam hidupku dan berteriak di kepalaku "Semua pasti berbeda kali ini!" Namun sama saja seperti menonton film yang sama berkali-kali dan berharap ada keajaiban bahwa ending-nya akan berbeda.

Memberikanmu kesempatan itu adalah sebuah taruhan. Namun, jaminan yang aku berikan adalah kebahagiaanku. Itu... bukan taruhan yang aman. Luka di hati ini mungkin akan menganga kembali. Memang rasanya sangat memuaskan ketika orang yang pernah meninggalkanku mengaku bahwa dia "salah", tapi tidak memungkiri fakta bahwa belum tentu aku dan kamu bisa memulai dari nol.

Lagipula, jangan lupa bahwa aku sudah pernah "mencoba" hidup tanpamu dan ternyata, tak disangka-sangka, aku baik-baik saja. Aku tetap berdiri dengan kedua kakiku dan tetap menatap ke langit.

Di percobaan pertama, kamu telah memberikan aku janji-janji, lebih dari sekedar janji, mereka adalah ingkaran hati. Aku yakin, kamu hanya akan memberikan lebih banyak ingkaran di kesempatan kedua ini. Namun, tenang saja. Aku tidak menyesali apa yang terjadi sebelumnya.

Akhir kisah cinta kita hanyalah hadiah dalam hidup yang harus disyukuri. Kamu tidak perlu meyakinkan diri untuk menyalakan kembali lagi api asmara itu untuk memperbaiki apa yang "salah" dalam hidup.

Kamu ingin aku memaafkanmu atas masa yang sudah-sudah itu karena kamu ingin bertanggung jawab setelah hatiku hancur. Maaf, aku akan memaafkanmu, namun bukan dengan memberikan satu lagi kesempatan semu.

Terkadang orang datang kembali karena tahu aku masih akan menerimanya. Namun, aku tidak akan memberikan rasa puas itu padamu. Siapa saja yang bersedia berjalan kembali ke dalam hidupku dan berpura-pura bahwa rasa sakit yang pernah kurasakan itu hanyalah kesalahpahaman tidak layak kupertahankan.

Jika aku memberimu kesempatan kedua, aku hanya jatuh ke keputusan yang terlalu buru-buru. Aku harus menyadarkan diriku, bahwa aku ingin hal yang berbeda.

Aku akan terus maju dan membiarkan dunia ini berputar bersama langkahku, tanpamu.