Komitmen Fatma dan Emre, Jarak Aceh-Turki Bukan Halangan karena Medsos

Berawal dari perkenalan dari instagram

Banda Aceh, IDN Times - Air sungai Krueng (Sungai) Daroy mengalir tenang membelah Kota Banda Aceh. Sedangkan langit begitu cerah memayungkan seorang wanita yang sedang duduk di sebuah kafe di bantarannya dengan ribuan bintang.

Gawai di atas meja bergetar. Di layarnya tertulis sebuah nama spesial sedang memanggil video. Wanita itu pun coba melirik, bersambut senyuman lembut dilepaskan dari bibirnya.

Merhaba, nasılsın canım? (Hallo, apa kabar sayang?)” Terdengar suara pria berbicara dengan Bahasa Turki tak lama setelah panggilan video tersebut diangkat.

Iyiyim, sen nasılsın canım? (Aku baik-baik saja, bagaimana kabarmu sayang?)” sahut wanita tadi menjawab lawan bicaranya. Keduanya pun larut dalam perbincangan.

Pria berbicara dengan Bahasa Turki dalam video tersebut adalah Emre, kekasih Fatma, wanita yang sedari tadi berteman dengan kesunyian malam.

Fatma berada di Kota Banda Aceh, Indonesia, sementara Emre berada di Kota Ankara, Turki. Keduanya adalah pasangan yang menjalin hubungan jarak jauh sejak mereka berkomitmen untuk menyatukan hati mereka delapan bulan lalu.

1. Iseng-iseng mencari teman lewat Instagram

Komitmen Fatma dan Emre, Jarak Aceh-Turki Bukan Halangan karena Medsoswww.freepik.com

Awal mula Fatma mengenal Emre, yang kini menjadi kekasihnya itu, bisa dikatakan berawal dari sebuah keisengan belaka. Kala itu, wanita kelahiran Kota Banda Aceh ini sedang iseng-iseng mencari teman di Instagram.

“Awalnya itu kami berkenalan lewat sosial media, Instagram. September 2019 itu, aku lagi scroll pencarian dan dapat foto dia di pencarian itu. Aku klik, tapi waktu itu akunnya privasi jadinya cuma aku follow (mengikuti),” kata Fatma menceritakan.

Upayanya ternyata berbuah hasil. Tak lama setelah Fatma mengikuti akun Instagram dari pria asal negara yang saat ini dipimpin Recep Tayyip Erdogan tersebut, akun miliknya diikuti kembali. Bahkan, dirinya kala itu langsung disapa Emre menggunakan bahasa Turki melalui direct message (DM) Instagram.

“Gak lama dia DM. Sapa aku. Marhaba (Bahasa Turki) yang artinya hallo. Itu awalnya aku belum tahu sama sekali Bahasa Turki. Untuk tahu arti Marhaba aja harus menggunakan Google Translate,” ujar wanita asal Kota Banda Aceh itu.

2. Mulai bertukaran nomor WhatsApp dan semakin akrab

Komitmen Fatma dan Emre, Jarak Aceh-Turki Bukan Halangan karena MedsosFatma (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Layaknya seperti air, yang terus mengalir. Perkenalan keduanya semakin akrab meski hanya melalui direct message Instagram dan memanfaatkan bantuan Google Translate dalam mempermudah obrolan mereka.

Merasa sudah semakin akrab, kedunya Fatma dan Emre pun bertukar nomor WhatsApp (WA). Sejak saat itu, hubungan keduanya pun kian dekat.

“Obroral terus berlanjut sampai kami bertukaran nomor WA. Sejak itu berlanjut di WA dan obrolan kami semakin intens,” ungkap Fatma.

3. Memanfaatkan fitur Google Translate milik Google untuk berkomunikasi dengan Emre

Komitmen Fatma dan Emre, Jarak Aceh-Turki Bukan Halangan karena MedsosFatma (Dok. Pribadi)
dm-player

Fatma mengaku jika diawal perkenalan mereka, dirinya tak pernah mempelajari Bahasa Turki, sedangkan untuk Bahasa Inggris ia tidak terlalu fasih. Begitu juga sebaliknya, Emre, dikatakannya, juga tidak bisa berbahasa Indonesia maupun Berbahasa Inggris.

Adanya fitur Google Translate tampaknya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh Fatma dan Emre, yang memiliki perbedaan bahasa. Obrolan panjang mereka mungkin tidak akan lahir jika tidak adanya fitur milik Google di kala itu.

“Sebelumnya belum pernah belajar Bahasa Turki. Terus belajar secara otodidak. Belajar apa yang sudah sering diterjemahkan, terus lama kelamaan ya terbiasa. Dua bulan setelah kami intens ngobrol di WA, kami juga ada VC (video call atau panggilan video),” kata Fatma.

Demi mempermudah berkomunikasi dan saling belajar bahasa dari masing-masing asal pasangannya, keduanya sejoli ini pun kemudian bertukar buku mengenai bahasa.

Emre pertama kali mengirimkan buku cara mempelajari Bahasa Turki-Indonesia, ketika mereka baru dua bulan menjalin hubungan. Sementara, Fatma, mengirimkan buku belajar bahasa Indonesia-Turki, pada Januari 2021 lalu.

Baca Juga: Fenomena Cari Jodoh Melalu Medsos, Ini Penjelasan Psikolog

4. Komitmen untuk menjalin hubungan dengan harapan bisa berujung ke pernikahan

Komitmen Fatma dan Emre, Jarak Aceh-Turki Bukan Halangan karena MedsosIlustrasi Pernikahan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Fatma berkenalan dengan Emre pada September 2019. Dua bulan berkomunikasi, hubungan keduanya pun semakin dekat. Merasa telah menemukan kenyamanan dalam kehidupan, dua insan berbeda negara, budaya, dan terpisah oleh jarak ini pun coba menyatukan hati mereka.

Baik Fatma maupun Emre, keduanya juga mengaku jika mereka mendapatkan sambutan hangat dari masing-masing pihak keluarga. Meski hanya sebatas bertemu melalui panggilan video. Emre juga memiliki niat untuk datang ke Aceh menjumpai Fatma, namun apabila pandemik COVID-19 telah berakhir.

Ketika ditanyakan mengenai keseriusan hingga sampai ke jenjang pernikahan, wanita yang memiliki lesung pipi itu pun hanya bisa tersenyum malu.

“Insyaallah doain aja. Kita gak tahu ke depan bagaimana,” ungkap Fatma.

5. Suka dan duka menjalin hubungan dengan pasangan yang tak pernah jumpa

Komitmen Fatma dan Emre, Jarak Aceh-Turki Bukan Halangan karena MedsosIlustrasi Long Distance Relationship (IDN Times/Mardya Shakti)

Delapan bulan sudah Fatna dan Emre komitmen untuk saling menjaga hati. Secara jujur, wanita asal Banda Aceh ini tak pernah membesitkan dalam pikiran jika dirinya bakal menjalin hubungan jarak jauh dengan seorang pria asal Turki.

“Suka dukanya itu ya karena jauh, dan kalau mau jumpa itu kayak mungkin gak mungkin, karena hampir lewatin dua benua. Gak mudah kalaupun dia ke sini, harus ada persiapan,” kata Fatma.

Ia pun tak akan menyalahkan keadaan mengenai hubungan mereka. Keinginan untuk bersama di kemudian hari memang tak mudah dilalui Fatma dan Emre, ada saja rintangan maupun halangan yang terkadang bisa saja membuat hati salah satu dari mereka goyah.

“Dukanya lain, ya mikir kadang lahir keraguan. Karena banyak kali perbedaan mulai dari bahasa, budaya, dan itu lagi-lagi juga bukan sesuatu hal yang menyurutkan niat kami untuk serius kedepan,” ungkapnya.

Baca Juga: Kisah Millenial Cari Jodoh di Medsos: Iseng di Tinder Berujung Nikah

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya