6 Pelajaran Cinta dari Kisah Minke & Annelies dalam Film Bumi Manusia

Kisah cinta yang menguras air mata, kamu ikutan nangis gak?

Tak hanya sisi romantisme saja, film Bumi Manusia yang diangkat dari novel karya Pramoedya Ananta Toer memang kental dengan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan mengamati berbagai perangai manusia dalam masa penjajahan, bakal membuatmu mengerti seperti apa budi pekerti yang luhur.

Begitu pun dengan kisah cintanya yang menyentuh antara Minke dan Annelies, banyak petuah yang bisa kamu petik dari getirnya perjuangan mereka menyatukan cinta di tengah kekuasaan hukum kolonial Belanda. Berikut pelajaran cinta dari novel sekaligus film Bumi Manusia yang membuka mata hati.

1. Mencintai berarti siap menanggung segala risiko di baliknya, termasuk dipandang sebelah mata

6 Pelajaran Cinta dari Kisah Minke & Annelies dalam Film Bumi Manusiainstagram.com/bumimanusia.ofc

Kita memang gak bisa menentukan jatuh cinta kepada siapa. Seperti Minke yang tercuri hatinya oleh Annelies, putri cantik dari seorang Nyai yang pada masa itu punya imej buruk di mata publik. Nyai hanya dianggap barang simpanan laki-laki Belanda yang gak ada harganya karena gak terikat secara sah. 

Tapi putri seorang Nyai sekali pun layak untuk dicintai cowok baik-baik, dan Minke hadir untuk membuktikan hal itu. Kita gak pernah tahu apa yang melatarbelakangi seorang wanita mau dijadikan Nyai oleh para penjajah. Seperti kisah memilukan Nyai Ontosoroh -ibu kandung Annelies- yang ternyata dijual ayahnya sendiri pada Belanda demi kedudukan.

Cinta Minke yang besar pada Annelies tak membuatnya gusar saat teman dan gurunya di sekolah HBS memandang rendah dan menggunjingnya, bahkan ia dikeluarkan karena dianggap merusak citra pendidikan. Tapi Minke tak patah semangat, ia tetap menunjukkan kemampuan terbaik di bidangnya dan malah membuktikan cintanya pada Annelies dengan menikahinya.

2. Kecerdasan dan tingginya budi pekerti adalah alasan terbaik untuk bersimpati, bukan strata atau warna kulit

6 Pelajaran Cinta dari Kisah Minke & Annelies dalam Film Bumi Manusiainstagram.com/minkeannelies_fc

Untuk apa berdarah Eropa dan berkulit putih, tapi gak beradab? Minke yang seorang pribumi memang kerap mendapatkan perlakuan gak adil. Martabatnya sering dilecehkan oleh orang Eropa yang mengaku punya peradaban tinggi. Tapi, lain di mata Annelies. Gadis berdarah Belanda-Indo ini justru kagum pada sosok Minke. 

Sebagai pribumi tulen, Minke mampu meraih pendidikan setara dengan orang-orang kulit putih yang menjajah negerinya. Bahkan pemuda putra Bupati ini mendapatkan ranking pertama di sekolah Belanda tersebut. Kesopanan dan gaya bahasa Minke yang halus berhasil mencuri hati Annelies berikut sang Ibu bahkan sejak pertemuan pertama mereka.

3. Mencintai dengan tulus adalah menerima seperti apa pun masa lalu yang pernah dialami pasangan

6 Pelajaran Cinta dari Kisah Minke & Annelies dalam Film Bumi Manusiainstagram.com/bumimanusia.ofc

Saat cinta Minke dan Annelies tumbuh mekar, Annelies mengungkap kenyataan pahit yang pernah dialaminya pada Minke sambil berurai air mata. Gadis itu mengaku kalau dia pernah diperkosa. Mendengarnya Minke sangat terpukul. Antara simpati, marah, sedih dan kecewa mengaduk-aduk hatinya.

Tapi Minke segera tersadar kalau cintanya pada Annelies sudah tumbuh sedemikian besar. Minke berlari menemui Annelies dan memeluknya. Detik itu ia telah berjanji pada hatinya untuk mencintai gadis itu bagaimana pun keadaannya. Mencintai adalah menerima apa adanya. Bukan karena buta, tapi karena hatilah yang menuntun demikian.

dm-player

Baca Juga: 8 Potret Iqbaal Ramadhan Mendalami Peran Minke, Total Banget!

4. Saat orang yang kamu cintai mendapat masalah, hadirlah di sisinya untuk sama-sama berjuang

6 Pelajaran Cinta dari Kisah Minke & Annelies dalam Film Bumi Manusiainstagram.com/film.bumimanusia

Konflik yang menimpa keluarga Annelies bermula dari kematian Tuan Mellema -ayah kandung Annelies- di tempat prostitusi. Segala tuduhan dan kecaman ditujukan pada Nyai Ontosoroh yang disangka sebagai pembunuh suaminya sendiri. Meski terbebas dari segala tuduhan, kekayaan Nyai Ontosoroh yang mulai tercium Belanda diusik. Berdasar pada hukum kolonial, seorang Nyai tidak punya hak pada harta bahkan putrinya sendiri.

Perebutan paksa itu tidak membuat Minke lari dari segala konflik. Dia justru ikut menemani perjuangan Annelies dan sang Mama mendapatkan haknya. Minke mengerahkan kemampuan menulisnya di media masa untuk membuka mata publik pada ketidakadilan hukum kolonial. Minke juga tetap merawat dan menyuapi Annelies yang sakit karena psikisnya tertekan.

5. Saat kamu sudah berusaha sekuat tenaga mempertahankan cinta, kekalahan tak akan membuatmu menyesalinya

6 Pelajaran Cinta dari Kisah Minke & Annelies dalam Film Bumi Manusiainstagram.com/ses.pensees

Apalah yang bisa pribumi lakukan untuk melawan hukum kolonial Belanda pada masa penjajahan? Suara pribumi sama sekali tak ada nilainya, bahkan hukum agama sekali pun. Tak hanya merampas hak ibu anak dan kekayaan yang sudah dibangun dengan kerja keras, tragisnya pernikahan Minke dan Annelies juga dinilai tidak sah di mata penjajah.

Annelies tetap dianggap lajang tanpa suami. Gadis itu bahkan akan dikembalikan ke Belanda dan dipisahkan dengan kejam dari suami dan ibunya sendiri. Minke tak diam, ia terus menyeruakan hak-haknya lewat tulisan. Dampaknya, perlawanan pada hukum kolonial dari pihak pribumi memanas dimana-mana. Tapi, kekuatan penjajah masih jauh dikalahkan.

Ketika keringat dan darah tak lagi mampu mempertahankan cinta, setidaknya tak akan ada penyesalan atas perjuangan yang dijungjung sekuat-kuatnya. Meski pada akhirnya Minke harus menerima kekalahan.

6. Tak semua cinta harus berakhir bahagia, perpisahan juga bisa membuat cinta itu abadi selamanya

6 Pelajaran Cinta dari Kisah Minke & Annelies dalam Film Bumi Manusiainstagram.com/film.bumimanusia

Perpisahan paksa sepasang kekasih yang saling mencintai memang menguras air mata. Nyai Ontosoroh tak mampu membendung tangisnya saat melihat Annelies menyuapi sang suami untuk terakhir kali sebelum keberangkatannya ke Eropa. Segala kesenangan telah berakhir. Pernikahan itu bernasib singkat.

Tak semua cinta berujung bahagia, itulah kenyataan hidup di bumi manusia. Tapi, cinta yang dipisahkan bukan karena keinginan hati keduanya, justru akan menjelma menjadi cinta yang abadi dan tak lekang oleh waktu. Sebelum pergi, Annelies berkata pada Minke untuk cukup mengenang kebahagiaan mereka saja, bukan yang lain.

Itulah pelajaran cinta dari kisah Minke dan Annelies. Bumi Manusia memang sarat makna dan perjuangan, termasuk bagaimana mengikhlaskan cinta.

Baca Juga: 10 Kutipan Mengena di Hati dari Pramoedya Ananta Toer di Bumi Manusia

Nita Nurfitria Photo Verified Writer Nita Nurfitria

Hai !

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya