6 Tanda Kalau Kamu Sudah Mencintainya dengan Cara yang Salah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cinta memang gak selalu manis. Dalam sebuah hubungan, akan ada saja hal-hal yang menjadi ujian. Bahkan, cinta itu sendiri menjadi ujian saat kamu salah menyikapinya. Apa yang kamu pikir itu baik, boleh jadi ternyata itu salah dan bisa berdampak buruk untuk masa depan hubunganmu dengannya.
Rasa cinta seharusnya membuat kamu dan pasangan menjadi lebih baik, bukan malah sebaliknya. Kalau kamu mulai merasa hubunganmu gak sehat, coba deh kamu cek beberapa tanda ini! Jangan-jangan ada caramu yang salah dalam mencintainya dan kamu gak menyadari itu.
1. Kamu tertipu dengan konsep mencintai apa adanya, padahal kamu yang harus membuatnya selalu berbenah diri menjadi lebih baik
Mencintai dalam bentuk penerimaan dia secara apa adanya memang terkesan begitu tulus. Tapi itu gak berarti kamu berhenti memompa dia untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Kalau kamu mau sedikit berusaha, banyak kok cara elegan supaya dia mau mencoba menjadi apa yang kamu mau. Lebih dari itu, semua adalah demi kebaikannya sendiri.
2. Kamu menjadikannya poros duniamu yang hampir gak ada jarak, segala aktivitasnya harus di bawah kendalimu
Selama aktivitas yang ia sukai positif, gak ada salahnya kamu beri ia ruang untuk itu. Dia bukan bayangan yang harus selalu nempel di dekatmu. Meski kalian sudah diikat dalam komitmen suci, tetap saja dia juga butuh privasi. Sedikit jarak yang tercipta antara kamu dengannya justru baik, karena dari jarak itulah rasa rindu lebih terasah.
3. Cintamu berpegang pada konsep, “Kalau dia menyenangkan lanjut, kalau nyebelin tinggal putus aja!”
Kalau kamu punya konsep begini, itu artinya hubungan kamu dan dia gak punya tujuan. Asal jalani saja dan gak tahu ujungnya. Padahal arti dari mencintai itu gak cuma senang dengan kelebihannya tetapi juga sabar dengan kekurangannya. Cinta gak sekedar nafsu, tapi butuh komitmen. Sebab dengan komitmen lah suatu hubungan bisa berhasil.
Editor’s picks
4. Kamu selalu mengeluhkan kekurangannya, padahal seharusnya kamu yang beri ia semangat untuk mengalahkan kelemahan itu
Beda antara mengeluhkan dan memberi harapan. Meskipun kamu gak mengungkap keluhan itu dan hanya mengeluh dalam hati, tetap saja itu salah. Kalau kekurangan itu berbentuk sikap atau skill yang masih bisa diubah, kamu seharusnya memberi dia semangat supaya gak putus asa untuk mengalahkan kelemahannya.
5. Kamu masih dibayang-bayangi masa lalunya yang mungkin pernah kelam, padahal kamu harus percaya dia sudah berubah
Kamu memang telah jatuh cinta, tapi hatimu masih menyimpan ragu tentang masa lalunya yang pernah gak baik. Kalau dia sudah berusaha meyakinkanmu bahwa kehidupannya telah berubah, kamu seharusnya percaya itu. Justru dengan kepercayaan itulah, dia mendapat suntikan untuk benar-benar berubah.
Kalau kamu masih ragu bahkan mengungkitnya, gak cuma kamu yang dibuat gelisah, dia juga bakal kecewa dan merasa putus asa untuk bisa berubah. Kalau kekasihnya aja gak percaya, apalagi orang lain? Cinta seharusnya memberimu kesempatan untuk merasa yakin.
6. Kamu mentolerir kegiatannya yang negatif dengan dalih cinta, padahal sekecil apa pun peranmu, kamu harus tetap nasihati dia
Meski nasihatmu terkesan gak digubris, sebuah kebaikan pasti bakal tetap memberi bekas dihatinya. Setiap orang pada dasarnya tahu kok mana yang buruk dan baik. Tugasmu adalah gak berhenti untuk tetap mengajaknya meninggalkan kegiatan negatif itu.
Kalau dia bosan bahkan meninggalkanmu, kamu berhak dapat pasangan yang lebih baik. Tapi, dijamin deh suatu hari nanti dia bakal menyesal karena telah melepasmu. Sebab cinta yang sebenarnya adalah cinta yang membawamu pada kebaikan.
Itulah beberapa cara mencintai pasangan yang mungkin sering dianggap benar, padahal salah bahkan bisa fatal akibatnya. Ada gak salah satu dari poin di atas yang kamu rasain? Kalau ada, yuk benahi cintamu sebelum terlambat!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.