Dunia Paralel Kita: Antara Aku, Kamu, dan Sahabatku

Semoga, aku-kamu-dia bisa berlapang dada akan segala ketetapanNya.

Artikel ini merupakan hasil karya peserta kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #CintaDalamKata! Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.


 

Saya selalu yakin, bahwa pertemuan antara dua manusia adalah kehendak Tuhan. Termasuk ketika saya harus bertemu dengan kamu, yang entah dimana saya pernah berjumpa; namun saya begitu yakin bahwa Tuhan pernah mempertemukan kita di sebuah dunia yang berbeda. Dunia yang keberadaannya belum tentu saya percaya sepenuhnya.

Tetapi... kenyataan bahwa kita belum pernah bertemu namun merasa telah saling mengenal, adalah meresahkan-untuk-saya. Ya, saya begitu resah, karena kini saya terus menduga-duga.

Dunia Paralel Kita: Antara Aku, Kamu, dan Sahabatkudgiurivit.blogspot.co.id

Mungkin, diantara kita, hanya saya yang terus berpikir tentang apa maksud Tuhan mempertemukan kita; pun tentang teka-teki apa yang sedang Tuhan persiapkan untuk kita. Ah! Saya-memang-berlebihan. Pertemuan itu hanya pertemuan biasa; saya saja yang sok mendramatisir realita.

Tetapi, saya tidak sedang berbohong, karena faktanya pun saya merasakan sesuatu yang berbeda. Sesuatu di luar akal saya sebagai seorang manusia biasa; sesuatu yang magic yang saya sendiri pun heran di buatnya. Tatapan, senyuman, dan cara berbicaranya... saya sudah hapal di luar kepala; bahkan, melihatnya berbincang sambil tertawa seperti itu rasanya sudah biasa.

Atau saya memang sedang berhalusinasi? Ah! Tidak mungkin! Saya masih bernafas dengan irama yang sama pun saya masih menapak pada tanah yang sama kok.

dm-player

Saya juga tidak sedang bercanda, apalagi berharap bahwa kamu adalah jodoh saya. Toh, pertemuan kita terlalu singkat untuk dapat disimpulkan dengan tepat. Karena itu, saya hanya bisa menyimpulkan pertemuan itu seadanya; dari sudut pandang seorang wanita yang sedang menduga-duga.

Ya, pertemuan itu, meskipun hanya satu atau dua jam, namun telah membuat dunia saya berbeda. Rasanya, saya telah dipertemukan oleh Tuhan dengan orang yang tepat. Entah tepat untuk menjadi apa. Mungkin jodoh, mungkin juga bukan.

Dunia Paralel Kita: Antara Aku, Kamu, dan Sahabatkumati-gr.blogspot.co.id

Lagipula, kamu salah, jika menganggap saya senang dengan pertemuan itu. Karena nyatanya tidak sama sekali. Rasa takut, cemas, dan gelisah justru menghantui saya tepat setelah kamu mengucapkan kalimat perpisahan itu. Saya menjadi lunglai, tidak berdaya; seperti kehilangan sesuatu yang sangat berharga.

Namun, realita akan tetap menjadi realita; selalu ada pahit diantara manisnya. Manis, karena pertemuan itu telah membuat saya merasakan sesuatu yang berbeda; namun pahit, karena pada kenyataannya kamu adalah kekasih sahabat saya. Sahabat yang saya kenal luar dalam; dan sahabat yang telah mempertemukan kita.

Dan... jika pada akhirnya Tuhan benar-benar memiliki maksud akan pertemuan kita ini, saya serahkan semuanya pada Tuhan; dan semoga, apapun itu, aku-kamu-dia bisa berlapang dada akan segala ketetapanNya. Dan sekarang, saatnya saya menyerahkan semua praduga kepada Tuhan, karena saya sudah lelah menduga-duga.

 

#CintaDalamKata

Dunia Paralel Kita: Antara Aku, Kamu, dan SahabatkuIDNtimes.com

Topik:

Berita Terkini Lainnya