Untuk Kamu Yang Pernah Menjadi Sumber Kebahagiaanku

#14HariBercerita Bahkan melupakanmu lebih sulit daripada membencimu

 

Dear someone,

Saat aku menulis ini, hanya satu hal yang aku ketahui. Kamu memilih dia. Dia adalah sumber kebahagiaanmu. Kau tahu, aku selalu berharap untuk kebahagiaanmu. Karena, bagaimanapun juga kamu pernah menjadi sumber kebahagiaanku. Meskipun tidak berakhir manis seperti kisah Cinderella, setidaknya aku tidak pernah berharap mendapatkan peran antagonis dalam skenario ini. 

Aku tidak pernah menyesal pernah memusatkan pikiran dan hatiku hanya untukmu. Meskipun pada saat itu aku tahu, kalau kau hanya menganggapnya angin lalu. Ah, aku ingat. Pada saat itu aku hanya seorang gadis bodoh yang hanya mengetahui satu hal, cinta akan selalu berakhir indah. Tapi nyatanya? Ah sudahlah, aku tidak berniat untuk mengungkit kisah itu. Terlalu sulit untuk dijabarkan dengan kata-kata.

Pernah mencintaimu membuat aku sadar banyak hal. Sadar betapa tingginya kau untuk ku raih, betapa lebarnya jarak itu membentang. Bahkan sekarang aku tidak sanggup walau hanya menatap matamu. Bukan tanpa alasan, hanya saja aku takut. Aku takut mencintaimu kembali. Aku takut dengan segala kemungkinan yang berputar-putar dalam otak ku. Aku takut aku tidak bisa mengendalikan perasaanku. Aku takut hatiku tidak sejalan dengan otakku.

Oh, kau tahu? Sekarang aku sudah bukan gadis bodoh yang hanya mengetahui tentang mencintai tanpa dicintai. Gadis bodoh yang hanya tahu rasanya merindukan, tanpa tahu rasanya dirindukan. Gadis bodoh yang hanya bisa tersenyum memandangi wajahmu dalam sebuah potret, tanpa bisa merasakan langsung sentuhan di wajahmu. Sekarang aku sudah terlalu mengerti tentang yang namanya "feed back". Cinta itu saat kedua belah pihak berjuang. 

dm-player

Menyukaimu tidaklah sulit, hanya butuh waktu semalam, untukku memusatkan seluruh atensiku hanya kepadamu. Dan sekarang? Aku membenci kenyataan bahwa membutuhkan ratusan malam untuk menghapus namamu dari ingatanku. Kau tahu? Melupakanmu ternyata lebih sulit dari membencimu. Bahkan doktrin-doktrin tentang "move on" , hanya layaknya debu yang terbang oleh angin. Sungguh, aku tidak berharap mengulang kisah itu lagi. Cukup sekali aku merasakannya. Bahkan tupai pun tidak akan mau jatuh untuk kedua kalinya.

Kalau memang melupakanmu begitu sulit, hanya satu hal yang bisa aku lakukan. Cukup menyimpannya sendiri. Mengharapkanmu mengambilnya? Oh, bahkan minyak dan air akan bersatu seketika. Aku pun tidak terlalu berani untuk memimpikan hal seperti itu. Jadi akan lebih baik untuk aku simpan sendiri. Toh dulu juga seperti itu. Hanya saja sekarang diikuti oleh doa tulus untukmu. Untuk kebahagiaanmu. Semoga takdir menggariskan hal indah untukmu dan dia. Sungguh, aku mengharapkan kartu bertuliskan nama kalian. Doakan aku juga yah ! Semoga aku bisa mendapatkan kebahagiaanku. 

Bagaimanapun juga terima kasih karena kau telah mengizinkanku untuk pernah mencintaimu. Aku janji akan menuliskan namanu dalam buku harian usangku, seseorang yang secara tidak langsung mengajarkanku bahwa "tidak semua kisah akan happy ending". Hidup ini realita, bukan cerita.

 

With love,

 

 

Nurjanah Photo Writer Nurjanah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

Berita Terkini Lainnya