Ini 8 Pelajaran Cinta Berharga dari Kisah Jayaprana dan Layonsari

Kisah cinta mereka bagaikan Romeo and Juliet ala Bali

Tahukah kamu, Bali juga memiliki kisah cinta sejati sehidup semati ala Romeo dan Juliet? Di Kabupaten Buleleng, Bali Utara, terdapat Pura Teluk Terima yang sering dikunjungi oleh masyarakat Bali maupun wisatawan. Tempat ini selain merupakan tempat pemujaan bagi pemeluk agama Hindu, juga dipercaya menjadi saksi bisu atas kisah Jayaprana dan Layonsari.

Cukup terkenal, cerita cinta tragis ini telah diabadikan dalam bentuk buku, kidung, ataupun lagu-lagu Bali modern. Kisah ini juga pernah diangkat menjadi sebuah FTV yang ditayangkan oleh salah satu tv swasta di Indonesia. 

Jika berkunjung ke Bali, maka Pura Teluk Terima adalah salah satu objek wisata yang wajib untuk dikunjungi. Dan tentunya, ada banyak hal dalam kisah ini yang bisa kamu ambil hikmahnya.

1. Pria sejati itu bernama Jayaprana

Ini 8 Pelajaran Cinta Berharga dari Kisah Jayaprana dan LayonsariYouTube: Ardika Dika

Disebutkan dalam Geguritan Jayaprana yang diunggah oleh Pesanthian Bhaskara Gita Shanti, Jayaprana yang jatuh cinta kepada Layonsari segera melamar gadis pujaan hatinya itu. What a man!

Jayaprana sendiri adalah seorang pemuda gagah dan rupawan, cakap dan cerdas, juga menjadi kesayangan Raja. Namun ia tidak menggunakan statusnya itu untuk mempermainkan hati wanita.

2. Jatuh cinta boleh-boleh saja, tapi jangan gelap mata dong!

Ini 8 Pelajaran Cinta Berharga dari Kisah Jayaprana dan LayonsariYouTube: Ardika Dika

Ketika Jayaprana dan Layonsari menikah, keduanya lalu menghadap Raja untuk meminta restu. Saat itulah raja benar-benar terpukau melihat kecantikan Layonsari. Setan-setan dalam tubuhnya berbisik, menggodanya untuk merebut sang jelita yang baru saja membina rumah tangga.

Cinta memang tidak tidak bisa dikendalikan akan hadir dimana dan kapan, tetapi tidaklah patut ketika kita jatuh cinta pada wanita yang telah berkeluarga, apalagi sampai berkeinginan merebut si wanita dari suaminya yang sah. Begitu juga sebaliknya. Menjadi pihak ketiga dan menghancurkan rumah tangga orang lain? Big no!

3. Wajib ingatkan saat pemimpin melakukan kesalahan

Ini 8 Pelajaran Cinta Berharga dari Kisah Jayaprana dan LayonsariYouTube: FANDY BALI Channel

Ketika Jayaprana dan Layonsari telah beranjak pergi, Raja termenung dan gundah gulana. Ia pun mengutarakan hasrat hatinya kepada para prebekel (kepala desa) yang ada kala itu berada di istana. “Tolong beritahu aku bagaimana caranya agar aku bisa memperistri Layonsari!”

Meskipun prebekel-prebekel itu mengetahui dengan jelas bahwa titah Raja adalah hal yang keliru, tak satupun diantara mereka yang berani menyanggah atau berusaha menyadarkan Raja. Sebaliknya, mereka ikut terlibat dalam muslihat jahat untuk menghabisi Jayaprana.

Yang namanya pemimpin, entah itu pemimpin keluarga, pemipin perusahaan, gubernur atau presiden sekalipun, mereka adalah manusia biasa. Mereka bisa saja melakukan kekeliruan dan bentuk peduli kita adalah dengan mengingatkan kalau mereka salah. Menjadi pemimpin bukan berarti diperbolehkan melakukan segala hal yang ingin mereka lakukan.

4. Kematian adalah sebuah keniscayaan

Ini 8 Pelajaran Cinta Berharga dari Kisah Jayaprana dan LayonsariYouTube: FANDY BALI Channel

Raja mengeluarkan titah kepada Jayaprana untuk menumpas musuh di daerah Teluk Terima. Namun sebenarnya, semua itu hanyalah akal licik Raja untuk melenyapkan pemuda yang tak berdosa itu. 

Layonsari yang mendapatkan firasat buruk, ia melarang suaminya pergi. “Bli Nyoman, aku bermimipi rumah kita hanyut diterjang banjir besar. Semua milik kita tak ada yang tersisa. Kumohon janganlah bepergian ke Teluk Terima, karena aku khawatir kamu tidak akan pernah kembali,” ujar Layonsari sambal menangis tersedu-sedu.

Dengan tenang Jayaprana menjawab, “Jika memang ditakdirkan mati, dimanapun aku berada, kematian itu pastinya akan datang.”

Benar guys, kematian adalah keniscayaan dan semua manusia akan mengalaminya. Tidak peduli sekuat apapun kita berusaha untuk menghindar, jika Tuhan sudah berkehendak maka terjadilah. Karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput, bukankah sepatutnya kita mempersiapkan diri menyambut ajal dengan beribadah dan berbuat baik?

Baca Juga: Kisah Cinta Jokowi-Iriana yang Bisa Jadi Panutan Generasi Millennial!

dm-player

5. Penyesalan selalu datang terlambat

Ini 8 Pelajaran Cinta Berharga dari Kisah Jayaprana dan LayonsariYouTube: FANDY BALI Channel

Singkat cerita, Jayaprana dan pasukannya telah sampai di Teluk Terima. Saat itulah sorang kepercayaan Raja yang bernama Sawunggaling menjelaskan kepada Jayaprana bahwa tujuan mereka ke tempat itu bukanlah untuk menumpas musuh, melainkan untuk membunuh Jayaprana. Sawunggaling berkata, bahwa ia hanyalah melakukan titah Raja.

Dan, Jayaprana pun dibunuh. Ia menjadi korban atas kegeoisan Raja yang dibutakan cinta.

Salah seorang dari pasukan itu menangis dan menyesali perbuatannya berucap, “Jayaprana telah mati, bagaimana caranya menghidupkan ia kembali?”

Penyesalan memang selalu datang belakangan. Kisah ini mengajarkan kita untuk selalu berpikir panjang sebelum memutuskan suatu tindakan agar tidak menyesal dikemudian hari.

6. Balasan atas kejahatan itu nyata adanya

Ini 8 Pelajaran Cinta Berharga dari Kisah Jayaprana dan LayonsariYouTube: FANDY BALI Channel

Usia menyelesaikan misi, rombongan kerajaan akhirnya kembali bertolak menuju kerajaan. Angin bertiup sangat kencang, hujan bergemuruh, badai menyambar, dan bumi pun bergetar. Mereka ketakutan setengah mati karena dosa yang telah mereka perbuat pada Jayaprana.

Satu persatu dari pasukan itu mengalami musibah. Terpeleset hingga keracunan. Hanya 10 orang yang tiba di istana dengan selamat.

Entah cepat atau lambat, segala hal yang kita perbuat akan mendapatkan balasan. Perbuatan yang kita hari ini akan menentukan nasib kita di masa depan.

7. Apapun alasannya, bunuh diri bukanlah solusi

Ini 8 Pelajaran Cinta Berharga dari Kisah Jayaprana dan LayonsariYouTube: Ardika Dika

Layonsaripun kemudian mengetahui bahwa suaminya telah tiada. Hatinya begitu sedih. Firasatnya benar. Ia diberitahu bahwa suaminya meninggal atas perintah Raja. Kebencian, amarah dan kesedihan memenuhi pikirannya. Ia menangis.

Raja memanggilnya ke istana dan menghiburnya. Raja juga mengutarakan niatnya untuk memperistri Layonsari. Namun perlakuan Raja sama sekali tidak mampu mengobati luka harinya. Diliputi rasa dendam dan putus asa, ia berdiri dan menarik keris Raja, dan menikamkannya ke ulu hati. Layonsari pun tewas seketika.

Banyak orang yag menilai bahwa aksi bunuh diri Layonsari adalah sebuah bukti keagungan cinta. Bisa jadi benar, karena Layonsari tidak memiliki pilihan lain. Ia hanyalah rakyat biasa yang harus tunduk pada perintah raja. Haruskah ia bersuamikan seorang pria yang telah membunuh suaminya?

Namun tetap saja bunuh diri bukanlah penyelesaian masalah. Apalagi buat kamu yang hidup di era millennial ini. Putus cinta, perceraian, perselingkuhan, penghianatan, seolah-olah telah menjadi hal yang lumrah. Asal kamu tegar dan tak pantang menyerah, niscaya akan selalu ada jalan keluar.

8. Cinta buta menghancurkan segalanya

Ini 8 Pelajaran Cinta Berharga dari Kisah Jayaprana dan LayonsariYouTube: Ardika Dika

Kisah ini berakhir dengan Raja yang menjadi gila lalu membabat habis para penghuni istana. Kerajaan yang awalnya damai ini pun berubah menjadi tempat pertumpahan darah yang menelan banyak jiwa. Naasnya, semua ini terjadi karena cinta buta. 

Sementara di tempat Jayaprana menghembuskan nafasnya yang terakhir, dibangun sebuah pura yang kemudian dikenal sebagai Pura Teluk Terima.

Cinta kadang membutakan. Cinta juga kerap memabukkan. Namun hanya cinta yang berpegang pada nilai-nilai kebajikanlah, yang akan berbuah kebahagiaan.

Baca Juga: 5 Penyebab yang Bikin Kisah Cintamu Selalu Gagal Saat di Usia 20an!

Putu Yudyaheri Photo Writer Putu Yudyaheri

Manusia biasa yang belum selesai dengan dirinya sendiri

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya