Sering Diabaikan, 6 Tanda Kekerasan Emosional dalam Hubungan Asmara

Bisa berakibat pada kesehatan mental

Banyak orang beranggapan kekerasan dalam hubungan asmara hanya berupa kekerasan fisik, seperti menampar dan memukul. Faktanya, kekerasan secara emosional juga sama berbahaya. Apalagi, ini bisa berimbas pada kesehatan mental korban. 

Kekerasan emosional biasanya terjadi tertutup dan mungkin disembunyikan oleh korban. Tanda-tandanya pun tidak mudah dikenali seperti enam hal berikut ini. Simak hingga selesai, ya! 

1. Dia mudah mengatakan cinta

Sering Diabaikan, 6 Tanda Kekerasan Emosional dalam Hubungan Asmarailustrasi love bombing (pexels.com/Olya Kobruseva)

Pelaku pelecehan emosional sering kali romantis dan sangat manis di awal. Perlakuannya di masa pendekatan tentu saja membuat korbannya merasa bahagia. Ini adalah strategi awal yang ia susun untuk menjebak. 

Dia merasa memerlukan komitmen dan ikatan status. Dia juga bisa mengatakan bahwa kamu sangat berbeda dengan orang-orang yang pernah ia temui sebelumnya. Padahal, sebenarnya ini adalah cara agar bisa mengendalikanmu secepat mungkin. 

2. Dia mengisolasi pasangannya dari lingkungan

Sering Diabaikan, 6 Tanda Kekerasan Emosional dalam Hubungan Asmarailustrasi pelaku kekerasan emosional (pexels.com/RODNAE Productions)

Keinginannya untuk selalu berada di sampingmu bisa mengindikasikan bahwa ia adalah seorang kekasih yang abusive. Ia mengisolasimu dengan cara tidak mengizinkan kamu pergi tanpanya atau melakukan segala aktivitas sendirian. Berbelanja, pergi ke dokter, atau sekadar makan siang pun, ia ingin kamu melibatkannya. 

Ia terkesan memutus interaksimu dengan orang lain. Ini bukan karena ia sangat mencintaimu dan ingin waktu berdua. Ia sebenarnya bermaksud membuatmu ketergantungan padanya. Perilaku ini biasanya dilakukan secara perlahan dan tanpa disadari oleh korban. Ia semakin posesif dari waktu ke waktu. 

3. Dia membuat pasangannya merasa bersalah 

Sering Diabaikan, 6 Tanda Kekerasan Emosional dalam Hubungan Asmarailustrasi korban kekerasan emosional (pexels.com/RODNAE Productions)

Dilansir Everyday Health, gaslighting adalah bentuk pelecehan psikologis saat pelaku membuat seseorang mempertanyakan realitasnya sendiri. Istilah ini dikenalkan oleh dramawan Inggris bernama Patrick Hamilton pada 1938 yang menceritakan kisah seorang suami yang perlahan-lahan memanipulasi istrinya untuk berpikir dia sakit jiwa.

Gaslighting bisa merupakan tindakan mengejek atau mempermalukan seseorang dan kemudian menuduh mereka terlalu sensitif atau dramatis ketika mereka bereaksi terhadap ejekan ini. Korban dibuat merasa bingung dan berpikir reaksi mereka tidak sesuai dengan keadaan dan mulai mempertanyakan perasaan mereka sendiri. 

Di dalam hubungan asmara, pelaku sering kali memosisikan korban sebagai seseorang yang tidak bernilai hingga terlalu reaktif. Seiring waktu, korban akan mempertanyakan semua pikiran mereka sendiri dan membuat mereka semakin bergantung pada si pelaku.

dm-player

Baca Juga: 5 Tanda Hubungan Asmara yang Tidak Sehat, Sebaiknya Putus Saja

4. Dia menyerang dengan bom cinta 

Sering Diabaikan, 6 Tanda Kekerasan Emosional dalam Hubungan Asmarailustrasi pasangan posesif (pexels.com/RODNAE Productions)

Kekasih yang abusive kerap menghaluskan serangan emosional dengan love bombing. Setelah menyakiti korban, ia biasanya akan meminta maaf dengan cara memohon. Bahkan, tidak jarang ia akan memberi hadiah, pujian, dan janji muluk untuk mengulangi perilakunya. 

Bom cinta ini diberikannya sebagai cara untuk memuluskan keinginannya, yaitu mengontrol korban. Bila pola ini terus terjadi, sebaiknya kamu berpikir ulang untuk melanjutkannya. Umumnya, saat korban berupaya mendiskusikan masalah ini kepadanya, dia akan menggunakan taktik manipulasi, menyalahkan, dan gaslighting. 

5. Emosinya cepat berubah

Sering Diabaikan, 6 Tanda Kekerasan Emosional dalam Hubungan Asmarailustrasi love bombing (pexels.com/vjapratama)

Seseorang yang abusive bisa dilihat dari perubahan emosinya yang begitu cepat. Kamu bisa saja dibuat bingung dengan hal ini. Sayangnya, mayoritas korban tidak menyadarinya dan keadaan ini kerap dianggap normal. 

Misalnya, dia secara mengatakan bahwa dia sudah menyiapkan makan malam romantis untukmu. Namun, kamu sudah memiliki janji dengan teman atau keluargamu. Mendengar jawaban ini, dia mendadak menjadi sangat marah bahkan sampai melontarkan perkataan kasar. 

Beberapa waktu kemudian dia kembali untuk meminta maaf dan mengatakan bahwa ia hanya emosi sesaat. Perubahan emosi yang sangat cepat ini menjadi tanda bahaya dan kamu sebaiknya mengevaluasi hubunganmu. 

6. Dia membuat pasangannya takut

Sering Diabaikan, 6 Tanda Kekerasan Emosional dalam Hubungan Asmarailustrasi korban kekerasan emosional (pexels.com/RODNAE Productions)

Emosinya yang mudah berubah dan amarahnya yang tidak terkontrol membuat korban menjadi takut untuk bersikap. Korban takut membuat kekasihnya kesal yang akhirnya menimbulkan pertengkaran lagi. 

Ketakutan ini akhirnya membuat korban tidak terbuka dan leluasa untuk berbicara. Lama-kelamaan, ia akan menormalkan semua yang ia alami di hubungannya. Apa pun bentuk rasa takutnya, hubungan yang sehat seharusnya tidak dijalani dengan ketakutan, kan? 

Enam hal di atas adalah indikasi kecil dari kekerasan dalam hubungan asmara. Sudah hal yang biasa bagi korban menormalkan situasinya karena umumnya ia pun tidak menyadari hal ini. Semakin dini mengetahui tanda-tanda ini, semakin mudah pula untuk mengakhirinya dan menemukan kehidupan cinta yang lebih sehat dan bahagia.

Baca Juga: Jangan Dipaksa, Ini 6 Tanda Kamu Belum Siap Menjalin Hubungan Asmara

Ratumas Ovvy Photo Verified Writer Ratumas Ovvy

Find me on Instagram @ratumasovvy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya