Bagai Rollercoaster, 6 Tanda Mudah Mengenali Love-Hate Relationship
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah kita bisa mencintai dan membenci seseorang dalam waktu yang bersamaan? Jawabannya adalah iya. Saat ini banyak orang terjebak dalam tipe love-hate relationship ini.
Jika kamu merasa hubunganmu dan dia mengalami banyak pasang surut. Bahkan, kamu membenci pasanganmu seperti kamu juga mencintainya, kemungkinan besar kamu berada di dalam love-hate relationship.
Orang-orang yang berada di dalam love-hate relationship mengalami emosi yang ekstrem dan cenderung terombang-ambing antara rasa cinta dan bencinya pada pasangan. Menjalani hubungan jenis ini bagaikan rollercoaster. Mereka mengalami kebahagiaan, namun di sisi lain juga mengalami kelelahan.
Untuk mengetahuinnya lebih jauh mengenai love-hate relationship, mari simak enam tandanya berikut ini.
1. Putus nyambung dalam waktu yang cepat
Beberapa pasangan mengalami banyak pertengkaran yang seolah gak ada habisnya. Mereka bisa mendadak putus karena masalah-masalah sepele, lalu kembali bersama lagi.
Saat mereka kembali, masalah yang sama tetap terulang. Gak peduli seberapa sering mengalami putus nyambung, kondisinya gak berubah. Ini artinya keduanya gak saling belajar untuk menjadi lebih baik. Bila pola ini terus berulang, kemungkinan besar kamu dan dia berapa dalam love-hate relaionship.
2. Mencintai pasangan tetapi gak bisa menerima seutuhnya
Mereka sangat menyukai beberapa bagian dari kepribadian pasangan dan merasa beruntung karena itu. Di sisi lain, mereka juga merasa kesal karena kekurangan pasangannya.
Hubungan menjadi gak stabil karena mereka gak dapat menerima pasangan seutuhnya. Mereka selalu berharap pasangannya dapat berubah seperti yang mereka inginkan. Pada akhirnya, ia berada di dalam hubungan yang terasa gak nyaman.
Padahal, setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Hubungan yang sehat dijalani oleh dua orang yang saling menerima. Saat melihat kekurangan pasangan, cobalah untuk mengkomunikasikan dan membimbingnya untuk berubah ke arah lebih baik secara perlahan.
3. Gak berkomunikasi dengan jujur dan terbuka
Love-hate relationship umumnya memiliki pola komunikasi yang gak efektif. Mereka gak terbuka dan jujur atas perasaan satu sama lain. Sebab ada banyak masalah yang gak terselesaikan dan diabaikan begitu saja. Akhirnya, mereka pun menyembunyikan perasaan dan beranggapan bahwa semua akan baik-baik saja dengan sendirinya.
Editor’s picks
Padahal, terepas dari kemungkinan perdebatan yang akan muncul, setiap pasangan sebaiknya melewati suatu persoalan melalui percakapan yang terbuka. Mendiamkan masalah justru hanya akan membuatnya menumpuk dan pecah di kemudian hari.
Baca Juga: 5 Hal Ini Baiknya Tak Perlu Dikhawatirkan Cowok Saat Pasangan Bekerja
4. Khawatir akan penilaian orang lain terhadap hubungannya
Wajar bila orang yang tengah jatuh cinta ingin disebut sebagai relationship goals oleh orang lain. Namun, bukan berarti harus mengorbankan kebahagiaan demi gelar ini, kan?
Mereka yang terjebak dalam love-hate relationship biasanya sangat khawatir mengenai apa yang dunia pikirkan tentang hubungan mereka. Sehingga, mereka cenderung bertindak berbeda di luar dan di dalam.
Mereka selalu berusaha menunjukkan banyak cinta di dalam hubungannya. Padahal sebenarnya, mereka juga mengalami rasa gak nyaman menjalani hubungan ini.
5. Selalu mengeluh tentang pasangan ke teman-temannya
Curhat ke sahabat mengenai masalah yang ada di hubungan adalah hal yang wajar. Bedanya, mereka yang terjebak di love-hate relationship terus menerus mengeluh capek menghadapi pasangan, tetapi dia tetap saja berada di sampingnya.
Sebagai sahabat, tentunya akan setia mendengarkan keluh kesah mereka. Bahkan mungkin teman-temannya pun telah bosan untuk mengingatkannya agar mengakhiri hubungan gak sehat ini. Tetapi sayangnya, beberapa hari setelah curhat justru kembali bersama lagi.
6. Merasa lelah namun gak bisa berhenti memikirkannya
Umumnya sulit untuk membedakan antara obsesi dan cinta di dalam love-hate relationship ini. Saat berada dalam kondisi damai, mereka gak pernah berhenti untuk memuji kekasih yang berhasil membuatnya jatuh cinta. Sebaliknya, saat terjadi konflik mereka malah terus mengeluh hubungan ini membuatnya gila.
Biasanya, ini terjadi karena mereka menganggap satu sama lain menarik untuk aspek tertentu saja. Hubungan menjadi gak bergairah dan gak memiliki ikatan emosional. Di sisi lain, mereka juga telah ketergantungan akan kehadiran satu sama lain. Jadi serba salah, kan?
Love-hate relationship membawa pola ekstrem seperti rollercoaster. Jika dibiarkan, ini bisa membawa dampak buruk bagi keduanya. Namun, siklus ini bisa diputuskan jika keduanya mau berkompromi untuk membangun hubungan yang lebih sehat.
Baca Juga: 7 Novel Soal Love-Hate Relationship antara Orangtua dan Anak
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.