Apa Itu Toxic dan Cara Mengenalinya. Hubunganmu Termasuk?

Hati-hati red flag!

Dilansir TIME, seorang pakar komunikasi dan psikologi dari California, Dr. Lilian Glass, mengatakan bahwa ia menciptakan istilah toxic relationship  dalam bukunya tahun 1995 berjudul Toxic People, mengacu pada definisi sebagai berikut,

Hubungan apapun (antara orang yang) tidak saling mendukung, di mana ada konflik dan yang satu berusaha untuk melemahkan yang lain, atau di mana ada persaingan, dan di mana ada rasa tidak hormat dan kurangnya kekompakan

Berdasarkan definisi tersebut kita tahu apa sebetulnya toxic relationship itu. Toxic relationship itu sendiri bisa terdeteksi ketika sudah menjalani hubungan dalam waktu yang sudah relatif lama, atau bisa juga diketahui sejak dini, sejak awal mengenal atau fase di awal berpacaran misalnya.

Nah, berikut ini adalah apa itu toxic dan tanda-tanda mengenalinya. Bisa jadi dari kamu, atau pasanganmu. So, check this out!

1. Kamu atau dia memulai hubungan hanya karena penasaran

Apa Itu Toxic dan Cara Mengenalinya. Hubunganmu Termasuk?Ilustrasi penasaran (pexels.com/Muhammad Lutfy)

Sebenarnya memulai hubungan berawal dari rasa penasaran itu sah-sah aja ya. Namun itu bisa beranjak ke sesuatu yang toxic jika rasa penasaran itu disertai ambisi yang tidak sehat. Maksudnya gimana?

Kamu atau dia hanya menjadikan pasangan sebagai sasaran atau target, yang ketika berhasil didapatkan, maka akan menimbulkan perasaan bangga seperti mencapai sesuatu. Kemudian sebagaimana seseorang yang sudah mencapai targetnya, pasangan akan dianggap tidak penting bahkan sudah tidak dihargai lagi. Intinya, kamu atau dia menganggap pasangan hanyalah sebuah objek sasaran.

Hal itu bisa menjadi toxic karena akan berujung pada pola hubungan yang tidak sehat, di mana tidak ada saling menghargai, mendukung, maupun menghormati perasaan. Mudah-mudahan gak kejadian di kamu ya!

2. Kamu atau dia cuma mau senang-senang

Apa Itu Toxic dan Cara Mengenalinya. Hubunganmu Termasuk?Ilustrasi bersenang-senang (pexels.com/Rodnae Productions)

Tidak ada salahnya dengan perasaan ingin dibahagiakan, atau perasaan senang ketika bersama pasangan. Tentunya ketika kamu jatuh cinta, rasa yang pertama kali kamu deteksi adalah perasaan senang itu tadi.

Namun, itu berbeda dengan diksi 'senang-senang' yang memang berkonotasi negatif. 'Senang-senang' itu lebih ke dalam arti mencari untung semata. Entah dalam bentuk perhatian, pengakuan, materi hingga dalam konteks hubungan seksual.

Intinya, kamu atau dia melihat pasangan sebagai objek kesenangan. Biasanya dalam hubungan seperti ini, salah satu pasangan akan cenderung selalu menuntut. Entah itu menuntut penampilan, perhatian, waktu, materi, atau apapun.

Salah satu pihak merasa bahwa kewajiban pasangan adalah untuk selalu membahagiakan dalam hal apapun. Tanpa berlaku sebaliknya. Hati-hati ya kalo muncul tanda-tanda ini, bisa menjurus ke red flag nih!

Baca Juga: Apa Itu Pernikahan Toxic? Ini Tanda dan Cara Menyikapinya 

3. Kamu atau dia cuma manfaatin

Apa Itu Toxic dan Cara Mengenalinya. Hubunganmu Termasuk?Ilustrasi pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sebagai seorang manusia, tentu tugas kita adalah bermanfaat bagi sesama. Entah itu bermanfaat dalam hal waktu, tenaga, pikiran, atau materi. Terutama dengan pasangan atau orang terdekat lainnya.

Namun, niat baik kita kadang dibalas secara keliru. Terlebih jika kebaikan tersebut justru dimanfaatkan oleh orang-orang yang dengan tulus kita sayangi. Lantas, tanda-tandanya seperti apa? Dilansir Verywell Mind, Kepala Psikolog di AMFM Healthcare, Meghan Marcum, PsyD, mengatakan bahwa,

dm-player

Ketika seseorang merasa 'dimanfaatkan' itu biasanya berarti orang tersebut merasa hak mereka telah dilanggar, atau mereka telah dimanfaatkan dengan cara tertentu.

Biasanya seseorang yang 'memanfaatkan' akan cenderung meminta sesuatu secara terus menerus, tanpa peduli dengan perasaan maupun keadaan kita. Orang yang memanfaatkan juga berharap kita bertanggung jawab atas kebutuhan mereka dalam hal apapun, dan hanya terlihat menyayangi jika ada 'maunya.'

Seseorang yang 'memanfaatkan' sama sekali tidak berusaha ada ketika kita sedang membutuhkannya. Ini sih udah jelas red flag ya. Semoga kita dijauhkan dari hubungan semacam ini!

4. Kamu atau dia cuma buat pelarian

Apa Itu Toxic dan Cara Mengenalinya. Hubunganmu Termasuk?Ilustrasi pasangan (pexels.com/Roman Odintsov

Dalam hidup, tentunya kerapkali kita dihadapkan dengan masalah-masalah yang bisa menyebabkan kesedihan, kekecewaan, hingga kemarahan. Mengalami perasaan-perasaan seperti itu terkadang cukup mengganggu dan membuat kita tidak nyaman.

Lalu tanpa sadar, kita berusaha melakukan apapun untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman tersebut alih-alih berusaha menyelesaikan masalahnya. Akibatnya kita sibuk melarikan diri dalam berbagai hal.

Salah satunya dengan mencari pasangan, yang dengannya kita berekspektasi mampu membuat kita melupakan masalah-masalah yang ada atau bahkan luka batin yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa di masa lalu.

Terlebih jika luka batin atau masalah yang kita hadapi berkaitan dengan hubungan romantis yang kita jalin sebelumnya. Bisa dipastikan, seseorang baru yang kita temui ini hanya akan menjadi pelarian dan tidak benar-benar kita inginkan.

Begitu juga ketika kita yang dijadikan pelarian, biasanya kita hanya dijadikan objek untuk 'manas-manasin' mantan atau hanya agar terlihat 'laku' dan 'sudah move on.'

Kenapa ini bisa menjadi toxic? Karena hampir sama dengan tanda-tanda sebelumnya di mana pasangan hanya dijadikan objek, yang menandakan bahwa kita tidak benar-benar sedang membangun hubungan, melainkan justru menjadikannya pelarian.

So, itu tidak baik ya kawan!

5. Kamu atau dia terlalu posesif

Apa Itu Toxic dan Cara Mengenalinya. Hubunganmu Termasuk?Ilustrasi hubungan tidak sehat (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Punya pasangan yang posesif itu pasti awalnya terasa manis. Di mana pasangan kita membuat kita merasa sangat dipertahankan dan diinginkan. Kecemburuannya yang tinggi bahkan kita artikan sebagai rasa cintanya yang begitu besar.

Padahal itu merupakan awal dari sebuah masalah besar. Di mana di kemudian hari hal tersebut bukan hanya akan merusak hubungan, tetapi juga merusak keseimbangan emosi kita secara personal, bahkan bisa menyebabkan gangguan mental.

Dalam beberapa kasus, posesif bisa menjurus ke ke sesuatu yang lebih berbahaya lagi seperti perilaku-perilaku agresif dan kekerasan.

Dilansir Psychology Today, posesif adalah controlling behavior di mana seseorang selalu mencoba mengendalikan pasangannya karena ketidakmampuan dirinya mengatasi rasa takut, kecemburuan, maupun insecurity-nya sendiri.

Biasanya orang dengan sikap posesif yang berbahaya ini cenderung membatasi pasangannya dalam hal apapun termasuk pertemanan, sering menginterograsi, melanggar privasi pasangan, dan akan membuat pasangannya merasa bersalah atau terancam jika tidak menurutinya.

This is definitely toxic! So, sebisa mungkin hindari, dan jika kita sendiri yang memiliki kecenderungan ini alangkah baiknya jika kita berkonsultasi dengan profesional untuk mencari tahu penyebab dan cara terbaik untuk menyembuhkannya. 

Baca Juga: 5 Penyebab Seseorang Gak Sanggup Putus dari Pasangannya yang Toxic

Sri Kisarah Husna Photo Verified Writer Sri Kisarah Husna

Trying to fill my free time with activities other than eating and binge-watching. Cuap-cuap lain di apagimana.medium.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya