Fenomena Bridesmaids & Groomsmen: Penting atau Cuma Pemanis Resepsi?

[INFOGRAFIS] Apa bedanya dengan among tamu?

Jika kamu rajin mendatangi undangan pernikahan dalam waktu satu hingga dua tahun belakangan ini, pasti sudah tidak asing dengan istilah bridesmaids atau groomsmen. Biasanya, mereka mudah dikenali dengan seragam yang serupa dan terlihat sangat akrab dengan pengantin laki-laki maupun perempuan.

Tengah jadi tren, apakah hadirnya bridesmaids atau groomsmen ini benar-benar signifikan perannya? Atau hanya sekedar pemanis? Adakah masyarakat sudah tahu pasti fungsinya? Apakah ada motivasi lain dari adanya pengiring pengantin tadi? IDN Times berkesempatan melakukan riset tentang hal tersebut. Berikut laporannya.

1. Merunut sejarahnya, bridesmaids dan groomsmen adalah pengiring pengantin yang memiliki struktur atau posisi khusus

Fenomena Bridesmaids & Groomsmen: Penting atau Cuma Pemanis Resepsi?Greenvelope.com

Menurut Cambridge Dictionary, bridesmaids adalah perempuan atau wanita yang selama upacara pernikahan membantu wanita yang menikah. Tradisi ini bermula dari pernikahan di negara Barat. Biasanya, mereka yang menjadi bridesmaids adalah seorang perempuan muda yang jadi teman dekat atau kerabat pengantin perempuan itu sendiri.

Selain pada upacara pernikahan, bridesmaids juga bisa datang sewaktu resepsi. Awal mulanya, pengiring ini dipilih dari perempuan muda yang belum menikah. Pengiring yang utama akan disebut chief of bridesmaids atau maid of honor apabila statusnya belum menikah. Tapi kalau sudah menikah, sebutan matron of honor adalah panggilannya.

Tak cuma perempuannya, pengantin laki-laki juga punya pengiring. Sebutannya adalah groomsmen (Amerika Utara) atau usher (Kepulauan Inggris). Masih dilansir dari Cambridge Dictionary, mereka adalah teman dari pengantin pria yang punya tugas penting dalam pernikahan. Salah satunya adalah menunjukkan tamu undangan di mana tempat duduk mereka berada. Dari sekian yang jadi groomsmen, akan dipilih satu orang yang akan menjadi orang kepercayaan pengantin laki-laki dan disebut sebagai best man.

2. Struktur tadi menandakan tugas tertentu, lho! Sayangnya, ini belum dimengerti orang hingga keberadaannya disalahartikan

Fenomena Bridesmaids & Groomsmen: Penting atau Cuma Pemanis Resepsi?Instagram.com/chicco.jerikho

Tidak berlebihan jika bridesmaids dan groomsmen ini dikatakan sebagai panitia pernikahan. Ini karena mereka mengampu tugas penting. Di Eropa dan Amerika Utara, bridesmaids kerap diminta merencanakan pernikahan dan resepsinya. Zaman semakin modern, mereka juga diminta merencanakan bridal shower.

Menurut situs ModernMOH.com, chief of bridesmaids atau maid of honor biasa dimintai bantuan yang bekaitan dengan logistik. Di antaranya adalah mengurus undangan, menemani belanja gaun pengantin, mengatur dekorasi, makanan, dan urutan acara. Tanggung jawab bridal shower, perjalanan, dan penginapan pun jadi hal yang harus dipimpinnya.

Pada hari H, chief of bridesmaids atau maid of honor turut memberikan dukungan praktis dan emosional. Dari perkara berpakaian, mengatur veil dan train, buket bunga, sampai jadi saksi penandatanganan surat nikah.

Sementara groomsmen bertugas membantu undangan menemukan tempat duduknya dan berdiri mendampingi pengantin pria selama upacara. Di luar itu, pengantin pria bisa meminta groomsmen merencanakan bachelor party, berbincang dengan tamu undangan dan membuatnya tidak bosan, serta menghias wedding car.

Best man dapat dikatakan sebagai orang kepercayaan pengantin laki-laki. Tugasnya sama kompleksnya dengan chief of bridesmaids atau maid of honor. Mulai dari tanggung jawab atas groomsmen yang dipimpinnya, menjaga cincin pernikahan, memberikan pidato, sampai saksi tanda tangan sertifikat nikah.

3. Hal ini berbeda dengan keberadaan Bridesmaids di Indonesia, dianggap sebagai among tamu hingga penghias acara pesta

Fenomena Bridesmaids & Groomsmen: Penting atau Cuma Pemanis Resepsi?Instagram.com/raisa6690

Hal ini agaknya berbeda dengan fenomena bridesmaids dan groomsmen di Indonesia. Banyak yang mengira kalau bridesmaids sama dengan among tamu, termasuk dalam survei yang tim IDN Times lakukan. Padahal, jelas peranan bridesmaids dan groomsmen lebih rumit lagi.

Bahkan pengalaman Kezia Sugiono (narasumber IDN Times) mengatakan, bridesmaids yang sering dilihatnya tak memiliki tugas sama sekali. "Dikasih baju gratis dan gak kasih kontribusi apa-apa. Jaga meja tamu enggak, jadi MC juga enggak," kata perempuan 26 tahun ini. Hal ini menyiratkan keberadaan pengiring pengantin di Indonesia sebatas pemanis saja.

Salah satu dressmaker di kota Gresik yang kerap menjadi vendor pernikahan, Nurita Ayu Kumalasari pun merasakan apa yang dikatakan Kezia. "Sebagian besar kehadiran bridesmaids di Indonesia hanya untuk penghias di acara resepsi. Teman dekat mempelai yang sengaja diberi seragam untuk menjadi tamu di acara," katanya.

Pun Claudia Cynthia Tan, salah satu pelaku wedding organizer di kota Solo, punya pandangan bijak sendiri soal bridesmaids/groomsmen dan perannya. "Bridesmaids dan groomsmen ada sebagai pemanis dan hiburan tambahan. Sama seperti acar timun dan selada di sepiring nasi goreng," ungkap Claudia Cyntia Tan.

4. Survei tentang bridesmaids dan groomsmen oleh tim IDN Times melibatkan 547 responden yang kebanyakan perempuan & belum menikah

Fenomena Bridesmaids & Groomsmen: Penting atau Cuma Pemanis Resepsi?IDN Times/Rully Bunga

Survei ini melibatkan 547 responden yang didominasi perempuan dan kebanyakan berusia 20-25 tahun. Rentang usia tersebut cukup tinggi lantaran merupakan usia layak menikah. Perempuan sendiri, selama ini terpantau cukup umum mencari pengiring pengantin ketimbang laki-laki.

Responden tersebar dari seluruh wilayah Indonesia. Mayoritas berada di Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Barat. Dilihat dari kotanya, responden kami cukup beragam dari kota besar hingga kota kecil seperti Nias, Bone, dan Mataram turut bergabung. Surabaya, Jakarta, dan Yogyakarta dilaporkan jadi tiga kota dengan responden terbanyak.

Responden survei rata-rata berstatus belum menikah. Namun, mereka mengaku sudah pernah menjadi bridesmaids atau groomsmen untuk pernikahan sahabatnya. 

Baca Juga: Gagal Anggun, 13 Foto Bridesmaid Jadul Ini Malah Menggelitik

5. Dari survei tersebut, diketahui millennials yang pernah jadi pengiring belum tentu mau menghadirkan bridesmaids & groomsmen di momen spesialnya

dm-player
Fenomena Bridesmaids & Groomsmen: Penting atau Cuma Pemanis Resepsi?IDN Times/Rully Bunga

Saat ditanya apakah keberadaan bridesmaids dan groomsmen di hari pernikahan itu penting atau tidak, mereka menjawab jika ini tidak penting. 337 responden menyetujui hal tersebut. Data ini unik mengingat banyak responden yang sudah pernah menjadi pengiring pengantin. Bahkan ketika mereka ditunjuk bertugas oleh pengantin, lebih banyak yang menerimanya dengan senang hati.

Dari sini, IDN Times pun tergoda mempertanyakan pemahaman mereka tentang pengiring pengantin. Sebab jika merunut asal muasalnya, sudah pasti tugas pengiring pengantin tidak main-main dan sangat membantu rumitnya pernikahan. Nyatanya, lebih banyak yang tidak mengerti perbedaan bridesmaids dan groomsmen di luar negeri dan Indonesia. Jumlahnya mencapai 338 responden.

"Setelah menghadiri banyak pernikahan teman di Indonesia, bridesmaids kulihat hanya buat pemeriah suasana nikah saja. Beda dengan luar negeri, mereka betul-betul ikut bantu sebagai panitia sukses pernikahan temannya," ungkap Kezia menjelaskan pengalamannya.

6. Banyak millennials yang masih lajang, memiliki bayangan pernikahan dengan pengiring pengantin. Alasan utamanya adalah memberi apresiasi kepada orang terdekat

Fenomena Bridesmaids & Groomsmen: Penting atau Cuma Pemanis Resepsi?instagram.com/angie_virgin

Mayoritas responden yang sudah menikah, memilih tidak menggunakan bridesmaids atau groomsmen dalam upacara maupun resepsi pernikahan. Jumlahnya sebanyak 81 responden. Hal ini karena bridesmaids dan groomsmen dianggap akan membuang-buang uang, namun tidak ada fungsi khusus. Di samping perkara bujet, pengiring pengantin juga dianggap tidak ada dalam tradisi pernikahan sejumlah millennials.

Responden yang menggunakan bridesmaids dan groomsmen, mengatakan terpaksa menggunakan bridesmaids dan groomsmen lantaran permintaan dari pengantin. Ada juga yang menggunakannya sebagai balas budi karena sahabat yang sudah menikah lebih dulu, pernah menjadikannya pengiring pengantin.

Sementara yang belum menikah, kebanyakan bakal menghadirkan pengiring pengantin untuk momen spesialnya tersebut. Hal ini diutarakan oleh 230 responden. Bukan karena butuh bantuan yang jadi alasannya. Rupanya, inilah momen apresiasi para pengantin kepada sahabat atau orang terdekat yang selama ini telah mendukung kehidupannya.

"Sebagai ucapan terima kasih telah menjadi tim penyemangat saat hari bahagia berlangsung. Juga, sudah jadi tempat curhat dan memberikan saran dalam menentukan pilihan persiapan pernikahan," ungkap Yuni Sri Wulansari, narasumber IDN Times yang baru saja menikah pada akhir Maret lalu.

Sementara itu, alasan membutuhkan bantuan hanyalah nomor dua. Alasan mengikuti tren justru muncul jadi poin ketiga. Sampai di sini, jelaslah kalau maraknya bridesmaids dan groomsmen di Indonesia bukan sekadar faktor ikut-ikutan saja. Ada makna filosofis tersendiri, walaupun itu sudah bergeser cukup banyak dari asalnya.

7. Millennials yang ingin menghadirkan pengiring pengantin, rata-rata ingin mengajak 5-10 orang terdekat untuk jadi bridesmaids & groomsmen

Fenomena Bridesmaids & Groomsmen: Penting atau Cuma Pemanis Resepsi?IDN Times/Rully Bunga

Secara mengejutkan, mereka yang ingin mengajak orang terdekatnya jadi pengiring pengantin, akan mengambil sekitar 5-10 orang. Hal ini diamini oleh 160 orang responden. Di sisi lain, hanya sekitar 18 responden saja yang ingin pengiring pengantinnya di atas 10 orang.

Namun, keberadaan pengiring pengantin sebanyak itu bukanlah tanpa tujuan. Sebanyak 208 responden akan memberikan mereka tugas khusus, ketika 75 responden lainnya sama sekali tidak memberi tugas.

Agar orang terdekat yang jadi pengiringnya merasa bangga, istimewa, dan memiliki kenangan khusus, pengantin tentunya akan memberikan bingkisan. Bingkisan ini akan dikenakan pengiring pada hari H pernikahan.

Sebanyak 123 responden memberikan bingkisan berupa kain. Benda itu dapat dijahit dan didesain sendiri menurut model dan ukuran masing-masing. Sementara 66 responden lainnya cukup berbaik hati membuatkan seragam yang sudah jadi. Selain keduanya, ada yang memberikan makeup, kain dan makeup, maupun seragam jadi dan makeup.

Soal bujet yang dianggarkan untuk tiap pengiringnya pun beragam. Paling banyak responden akan menggelontorkan dana sebesar Rp 300ribu hingga Rp 500ribu. Tapi ada juga yang rela berkorban dengan mengeluarkan kocek lebih dari sejuta. Hal ini terjadi pada kurang lebih 64 responden.

Maraknya bridesmaids dan groomsmen ini membawa rezeki bagi sebagian vendor pernikahan, terutama fashion designer atau tailor. "Karena adanya tren bridesmaids dan groomsmen seperti sekarang, secara tidak langsung menuntut para teman-teman mempelai untuk membuat baju," ungkap Nurita.

Bahkan dikatakannya, orang yang ditunjuk jadi bridesmaids itu berlomba-lomba mempercantik penampilan. Tentu saja, salah satu caranya dengan merancang bridesmaids dress atau seragam groomsmen yang cantik.

8. Dari riset ini, ditemukanlah titik temu soal motivasi menggunakan bridesmaids atau groomsmen pada pernikahan: apresiasi sahabat

Fenomena Bridesmaids & Groomsmen: Penting atau Cuma Pemanis Resepsi?Instagram/hellofreesia

Riset yang dilakukan tim IDN Times pun menemukan titik terang. Bukan soal tren atau ikut-ikutan selebriti, apresiasi orang terdekat adalah jawaban mengapa seseorang membutuhkan bridesmaids atau groomsmen di hari istimewanya. Atas nama ini, mereka tak sungkan merogoh dana berlebih karena orang tersebut dianggap banyak berjasa dalam hidupnya.

Merujuk motivasi tersebut, maka sah-sah saja jika fungsi bridesmaids dan groomsmen di Indonesia telah bergeser. Toh, poin utama yang ingin disampaikan adalah penghargaan dan rasa terima kasih untuk orang terdekat.

"Bridesmaids adalah orang terdekat yang selama ini menemani senang dan sedihku. Melibatkan mereka untuk membantu di acara pernikahan itu, kayak ngerasa didukung banget," kata Alfonsa Galih yang baru saja melepas status lajang pada Desember 2018 lalu.

(Febriyanti RevitasariRully BungaPinka Wima)

Baca Juga: Jadi Bridesmaid, 10 Potret Raline Shah Liburan di Italia

Topik:

  • Febriyanti Revitasari
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya