Kisah Bung Tomo: Garang di Medan Perang, Manis pada Istri Tersayang

Yang satu prajurit perang, satunya lagi PMI. Cocok!

Hari ini diperingati sebagai Hari Pahlawan. Hari yang dilatarbelakangi adanya pertempuran Surabaya ini, identik dengan sosok Bung Tomo. Berkatnya, rakyat Surabaya bersatu padu melawan Belanda. Perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato juga turut diprakarsainya.

Di luar kisah heroik yang selalu kamu dengarkan di sekolah, siapa yang tahu keseharian Bung Tomo di keluarganya? Meskipun garang di medan perang, ia manis pada istri tersayang lho! Ingin tahu kisah Bung Tomo dan istrinya, Sulistina?

1. Keduanya bertemu di medan perang. Berbeda dengan Bung Tomo yang jatuh cinta pada pandangan pertama, Sulistina tidak peduli

Kisah Bung Tomo: Garang di Medan Perang, Manis pada Istri TersayangBerbagai sumber

Sulistina adalah perempuan asal Malang, Jawa Timur. Saat aktif di PMI, ia masih duduk di bangku SMA. Tergerak membantu kemerdekaan Indonesia, ia pergi ke Surabaya dengan pasukan. Sampai Surabaya, ia melihat sejumlah pemuda dengan ikat kepala berupa kain merah dan putih lengkap dengan granat, pistol, dan bambu runcing.

Salah satu pemuda yang Sulistina lihat adalah Bung Tomo. Meski ia belum kenal dengan Bung Tomo, pria tersebut justru sudah memendam hati pada gadis berusia 18 tahun itu. Namun karena tidak mempedulikan keberadaan Bung Tomo, ia sempat dibilang sombong. Ia baru peduli dengan Bung Tomo setelah pria tersebut menghimbau ia dan kawannya agar mengungsi ke tempat yang lebih aman.

2. Setelah itu, keduanya tak lagi bertemu. Sampai suatu ketika, Sulistina diundang ke acara ulang tahun & Bung Tomo terus memperhatikannya

Kisah Bung Tomo: Garang di Medan Perang, Manis pada Istri TersayangBerbagai sumber

Pasca himbauan tersebut, Sulistina tidak bertemu Bung Tomo lagi. Ia larut dalam kesibukan membantu korban perang. Ia bahkan kembali ke Malang setelah dimunculkannya perintah untuk mengungsi. 

Suatu hari, Sulistina diundang ke acara ulang tahun. Di antara tamu yang seluruhnya laki-laki, ada Bung Tomo di sana. Seakan berjodoh, Bung Tomo kerap memperhatikan Sulistina. Hal ini diketahui Sulistina dari temannya. Perasaan Sulistina berubah malu dan aneh. Ia juga mulai turut memperhatikan Bung Tomo sehingga kerap bertemu setelahnya.

3. Bung Tomo mulai menunjukkan keseriusannya. Sambil memegang tangan Sulistina, ia menyebut "Kamu sudah ada yang punya enggak?"

Kisah Bung Tomo: Garang di Medan Perang, Manis pada Istri TersayangBerbagai sumber
dm-player

Meski sering bertemu, tak berarti keduanya resmi berpacaran. Suatu saat di pengungsian, Sulistina mendatangi rumah pengungsian Bung Tomo. Saat sedang santai dengan kawan-kawan, Bung Tomo mendatanginya seusia salat Maghrib. Tangan Sulistina dipegang dan ditanyainya, "Kamu sudah ada yang punya enggak?".

Sang pujaan hati hanya menjawab santai jika ia sudah ada yang punya. Tak dinyana, yang dimaksud Sulistina adalah ia milik ayahnya. Perasaan geram Bung Tomo seketika berubah menjadi gemas.

Baca Juga: Kisah Cinta Romantis Bung Hatta, Tak Menikah Sebelum Indonesia Merdeka

4. 19 Juni 1947, Bung Tomo menikahi Sulistina. Diam-diam, pria ini punya banyak sekali panggilan manis buat sang istri lho!

Kisah Bung Tomo: Garang di Medan Perang, Manis pada Istri TersayangBerbagai sumber

Setelah menikah, sifat romantis Bung Tomo tampak begitu nyata. Istrinya saja punya banyak panggilan sayang di setiap surat yang dikirim kala berjauhan. Mulai dari "Tiengke", "Tieng adikku sayang", "Tieng bojoku sing denok debleng", "Dik Tinaku sing ayu dewe", sampai "Tieng istri pujaanku".

Tak cuma itu, sikap lembut dan romantis Bung Tomo ditunjukkan dengan membukakan pintu mobil, menyalakan lilin ketika hendak tidur, membelikan buku kamasutra, dan membuat puisi tentang kerinduannya pada sang istri saat bertugas di medang peperangan. Saat sudah punya anak, mereka menyempatkan diri nonton bioskop berdua kala buah hati terlelap.

5. Sampai akhir hayatnya, sifat romantis Bung Tomo tiada habis. Seperti saat Sulistina mendapati fotonya di dompet suami bertuliskan "Ini istriku"

Kisah Bung Tomo: Garang di Medan Perang, Manis pada Istri TersayangBerbagai sumber

Bung Tomo terbilang pahlawan sekaligus kepala keluarga yang setia. Meskipun sering berpindah-pindah karena bertempur, wanita yang ia pikirkan hanya Sulistina. Tidak sedikit pun ia berniat menjalin kasih dengan sosok lainnya. Ini terbukti dengan adanya foto Sulistina di dompet pria kelahiran Surabaya ini.

Bung Tomo meninggal saat ibadah haji di Mekkah pada 7 Oktober 1981. Sulistina membuka dompet suaminya dan menemukan fotonya tengah tersenyum. Di baliknya tertulis, "iki bojoku" (ini istriku). Selain itu, ada foto lain bertuliskan "Tien istri Tomo". Kini, keduanya telah tiada dan makam mereka saling berdampingan di daerah Ngagel, Surabaya.

Itu dia kisah Bung Tomo yang garang di medan perang tapi manis pada istri tersayang. Bagaimana dengan pendapat kamu, generasi millennials? Apakah Beliau bakal jadi panutanmu?

Baca Juga: Dari Pilu sampai Romantis, Ini 5 Kisah Cinta Para Pejuang Bangsa

Topik:

  • Febriyanti Revitasari
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya