Pernahkah Kamu Takut Saat Cinta Datang & Menyesal di Belakang?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hai semua,
Pernahkah kalian disakiti di masa lalu? Kemudian, kalian punya kesempatan mencintai lagi. Kalian bahkan mendapatkan orang terbaik kali ini. Tapi, trauma disakiti seakan enggan pergi?
Kalau iya, kalian sama denganku. Coba kalian dengarkan curahan hatiku ini.
Aku pernah dekat denganmu. Dengan nyata, aku melihat sinyalmu
Namun aku tidak bisa mengatakan itu cinta jika saat memulainya, aku saja sudah merasakan ketakutan.
Ketakutan jika semua akan berakhir sia-sia, menghantuiku terus dan terus. Aku enggan masa laluku jadi masa depanku.
Tanpa sadar, aku telah berbuat kejam padamu. Tapi aku tidak peduli dan terus melakukannya.
Pengalamanku berkata, jika kau disakiti, maka sakitilah kembali
Tak hanya kamu, aku pun begitu pada yang lainnya.
Sebelum orang menyakiti, bahkan berniat menyakiti, gugur satu per satulah mereka menjauhi.
Editor’s picks
Tapi setelah semua pergi, aku ingin tahu kenapa. Ternyata terasa hampa dan beda saat semua sepi.
Kubisa sebut hidupku monoton. Tapi kamu mengerti dan kembali
Hidupku kembali berwarna lagi. Tapi aku masih menyimpan rasa takutku dalam di hati.
Kamu mampu membuatku senyum, tertawa, dan ingin dicintai. Bodohnya aku, tetap menyangkal itu semua
Kamu masih tetap ingin bersamaku. Kubuat kesalahan fatal dan kamu tak bisa terima lagi. Kamu tak punya pilihan lain selain pergi untuk kedua kali.
Kini, kamu tak mungkin kuraih lagi. Perlahan, aku dihapus dari hatimu dan kamu memulai lembaran baru
Sementara, aku tetap di sini dan tetap takut. Menatap nanar kamu yang bahagia tanpa tahu kapan takutku akan pergi.
Sungguh aku menyesali apa yang terjadi. Aku sadar, aku hanya menyia-nyiakan waktu mudaku. Aku tahu, aku telah kehilangan sesuatu yang berharga. Trauma dan ketakutanku ini hanyalah racun hidupku.
Seandainya aku boleh mengulang waktu, aku pasti tidak membiarkan ini terjadi. Toh jika aku disakiti lagi, itulah kehidupan. Aku akan terus menerus belajar agar baik dan baik lagi.
Untuk kamu yang belum seperti aku, janganlah meniruku. Segera obati hatimu. Jauhkan traumamu. Percayalah, kamu pantas lebih baik dariku!