Aku Mencintaimu Seperti Aku Mencintai Senja, Sesederhana Itu

Dan senja kali ini adalah senja terindah sepanjang hidupku

Artikel ini merupakan karya peserta kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #CintaDalamKata! Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.


 

Bagiku, jatuh cinta padanya itu seperti mengagumi senja. Ya, senja. Aku sangat tergila-gila pada senja. Entahlah, banyak yang memanggilku “si maniak senja”. Tempat favoritku untuk menikmati senja itu di pantai.

Senja di pantai membuatku tenang, tentram, ditemani dengan gulungan deburan ombak, pasir pantai, serta cahaya matahari yang selalu memberikan warna ajaibnya yang selalu membuatku jatuh cinta saat ia akan terbenam.

Aku Mencintaimu Seperti Aku Mencintai Senja, Sesederhana ItuDokumen pribadiAku Mencintaimu Seperti Aku Mencintai Senja, Sesederhana ItuYa, aku jatuh cinta padanya seperti mengagumi senja. Ia yang datang tiba-tiba entah dari mana, dan aku pun suka. Dia itu beda, lain dari pada yang pernah singgah lalu pergi tanpa permisi. Mata indahnya seperti langit senja, tak pernah bosan untuk kupandangi.

Dia, yang kini sedang berada disuatu tempat yang tinggi didalam hatiku yang senyumannya selalu melambai-lambai di kepalaku, layaknya aku mengingat jelas bagaimana angin menyapa pohon kelapa ditepi pantai. Ia selalu tersenyum, tersenyum dan tersenyum, dan aku cinta.

Dia itu hebat. Ia mampu membuatku jatuh cinta seperti aku jatuh cinta pada senja. Entah apa yang telah ia lakukan pada sistem pengendalian hati yang sudah lama tak merasakan jatuh hati ini. Ya, dia hebat sekali. Hanya dengan senyuman dan tatapan matanya saja aku serasa berada di tengah-tengah lautan, terombang-ambing, tak menentu.

Senja kali ini adalah senja terindah sepanjang hidupku.

Aku Mencintaimu Seperti Aku Mencintai Senja, Sesederhana ItuDokumen pribadi

Pernah suatu hari ia bertanya, mengapa aku begitu mengagumi senja? Kujawab saja, karena aku suka. Sayangnya, ia butuh penjelasan, sama seperti perasaanku yang butuh kejelasan darinya. Oh ya aku lupa, ia saja tak tahu seperti apa perasaanku yang menuntut kejelasannya ini. Yasudah, ku jawab saja kalau aku merasa tenang.

Ia bertanya lagi, tenang yang seperti apa yang aku dapatkan dari senja? Kujawab saja, ketenangan seperti halnya aku berada di sampingmu seperti saat sekarang ini, dan ini tentunya hanya kujawab dalam hati. Aslinya, aku hanya tertawa dan ia tersenyum seolah bisa menerjemahkannya.

dm-player

Sore itu aku dan dia menikmati senja bersama dari tepi pantai. Ia duduk sambil memandangi ombak yang mencium bibir pantai. Kubilang, ombak itu setia. Dia bertanya mengapa. Kujawab, ombak itu selalu bergulung ke tengah lautan namun tak pernah lupa untuk kembali ke pantai.

Ia tersenyum dan aku ingin sekali rasanya menyimpan senyuman itu, hanya untukku sendiri. Lalu ia mengeluarkan sebatang pembunuh beracun dan meletakkannya di sela jari telunjuk dan jari tengah lalu menyalakannya. Kepulan asap dari mulut dan hidungnya pun membuat aku jatuh cinta.

Kami begitu menikmati hening yang indah ini. Tiba-tiba ia bilang padaku kalau senja itu indah. Aku bilang ada yang lebih indah. Dia bertanya, “apa?”. Kujawab, ”matamu”. Kali ini aku bisa mengatakannya. Kata-kata itu keluar saja seperti muntahan cahaya senja yang kini menerangi kami.

Ia matikan pembunuh itu lalu menatapku, dalam. Aku paling tidak bisa ditatap seperti ini. Kupalingkan saja wajahku kearah pantai sambil tersenyum malu-malu. Ah, benar-benar memalukan. Hari itu, hari dimana senja terindah yang pernah ada. Sore itu, sore yang begitu ajaib sehingga inginku ulang-ulang dan ulang lagi.

Hari ini aku bersama senja si pengantar malam. Masih tetap bersama perasaan yang mendalam.

Aku Mencintaimu Seperti Aku Mencintai Senja, Sesederhana ItuDokumen pribadi

Namun, jatuh hati pada senja itu sekaligus patah hati karena ia hadir namun sudah diatur untuk pergi. Aku ini hanyalah malam yang hanya bisa menitip sapa lewat angin teruntuk senja yang selalu didamba. Tak ada yang dapat dikatakan malam barang sepatah kata saja pada senja karena malam tahu ia bukanlah siapa-siapa.

Banyak sebenarnya yang ingin diungkapkan malam pada senja, tentang apa itu menunggu di antara bayang-bayang yang tak pasti. Jangankan kesempatan untuk mengungkapkan, menatap senja saja malam tak pernah bisa.

Namun malam tetaplah malam dan senja tetaplah senja, mereka akan selalu ada. Sesuatu yang ada tak selalu diciptakan untuk bersama, bukan? Dan hari ini, aku bersama senja si pengantar malam. Masih tetap bersama perasaan yang mendalam.

 

#CintaDalamKata

Aku Mencintaimu Seperti Aku Mencintai Senja, Sesederhana ItuIDNtimes.com

Topik:

Berita Terkini Lainnya