Butet Manurung Wakili Indonesia Jadi Figur Barbie Terbaru, Panutan!

Ia merupakan pendiri Sokola Rimba

Dalam rangka #internationalWomensDay yang jatuh pada 8 Maret nanti, ada 12 figur perempuan dunia yang dijadikan figur boneka Barbie. Figur ini adalah mereka yang bisa menginspirasi banyak perempuan lain untuk bermimpi besar dan menjadi apa pun.

Desainer Anne Avantie telah lebih dahulu mewakili Indonesia untuk dibuatkan boneka Barbie yang menyerupai dirinya. Kali ini, kabar bahagia datang dari penggagas Sokola Rimba, Butet Manurung yang terpilih menjadi figur boneka Barbie terbaru.

1. Butet terpilih jadi figur Barbie terbaru berkat karyanya di bidang pendidikan

Melalui media sosialnya, aktivis pendidikan, Butet Manurung, menyampaikan kabar bahagia bahwa ia terpilih sebagai salah satu figur yang dibuatkan boneka Barbie. Butet ingin memberikan harapan dan inspirasi kepada semua perempuan untuk terus percaya pada diri sendiri. Semua perempuan bisa menjadi apa pun yang diinginkan.

"Saya merasa tersanjung karena terpilh menjadi salah satu dari 12 Barbie’s Global Role Models dan bisa mewakili multikulturalisme Indonesia," ujarnya.

Butet juga mengutip Paulo Coelho yang mengatakan bahwa ketika kamu menginginkan sesuatu, percayalah bila semesta akan menolongmu untuk meraih hal tersebut.

Baca Juga: Perempuan-Perempuan Tangguh di Balik Sumpah Pemuda

2. Saat ini, ia sedang mengenyam pendidikan di Amsterdam

dm-player

Perempuan yang mengembangkan program pendidikan bagi orang rimba ini, memang tertarik dengan dunia Antropologi. Ia menghabiskan waktu mudanya mengenyam pendidikan sarjana dalam bidang Antropologi dan Sastra Indonesia di Universitas Padjadjaran, Bandung. Gelar Master kembali didapatkannya dalam bidang Antropologi Terapan dan Pembangunan Partisipatif di Australian National University, Canberra.

Awal Februari lalu, Butet melanjutkan pendidikan doktoral bidang Antropologi Pendidikan di University of Amsterdam. Sebelumnya, ia bahkan meluangkan waktu untuk memanen durian bersama murid-muridnya di Sokola Rimba. Kemudian mengunjungi Sokola Tengger dan camping di tepi Ranu Regulo.

3. Dedikasinya di bidang pendidikan menelurkan banyak penghargaan

"Kartu mahasiswa ini jadi baptis bahwa aku sudah memulai this painful life journey. Terlanjur, gak ada jalan balik, Tet! Harus jalan maju," tuturnya bercerita di media sosialnya.

Di tahun 2012, ia sempat mengikuti kursus Global Leadership and Public Policy di Harvard Kennedy School. Namun, tetap ada dilema meninggalkan suami dan anak-anaknya. Di sisi lain, Butet harus berjuang meraih cita-citanya untuk studi PhD Antropologi Pendidikan.

Banyak hal yang jadi kebingungannya selama menjadi mahasiswa rantau di Belanda. Ia banyak berbagi kisah ala anak kos yang bingung soal kos kosong, hunting barang, hingga sempat tersesat di negara asing.

Dedikasi tinggi inilah yang membuat Butet Manurung banyak meraih penghargaan. “Nobel Asia” Ramon Magsaysay Award 2014 dan Penghargaan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015 jadi penghargaan bergengsi dan terbaru. Selain itu, ada Unesco’s Man and Biosphere Award 2001, Time Magazine’s Hero of Asia 2004, Young Global Leader 2009, dan banyak penghargaan lainnya.

Baca Juga: Perempuan-Perempuan Tangguh dari Kampung Bandeng Tambakrejo Semarang 

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya