5 Pemikiran yang Mendiskriminasi Perempuan, Perlakuan Tak Adil

Perempuan kerap tak dianggap setara dengan pria

Dalam beberapa hal memang menunjukkan bahwa pria dan perempuan adalah sosok yang berbeda, terutama dari segi fisik. Tapi dengan perbedaan yang ada pada diri pria dan perempuan justru seringkali malah membuat perempuan mendapat diskriminasi yang merugikan dirinya. 

Padahal kalau dipikir-pikir, adanya perbedaan gender tidak lantas bisa merendahkan perempuan dibanding pria. Malahan perempuan bisa dibilang setara dengan pria. Tapi tetap saja ada pandangan yang mengecilkan perempuan, terutama lima pemikiran dalam pembahasan di bawah ini. Yang mana pemikiran semacam ini membuat perempuan jadi terkesan tidak bisa apa-apa. 

1. Hanya pria yang bisa menjadi pemimpin

5 Pemikiran yang Mendiskriminasi Perempuan, Perlakuan Tak Adililustrasi bos (pexels.com/August de Richelieu)

Pemikiran pertama yang sangat jelas mendiskriminasi perempuan ialah hanya pria yang dianggap bisa menjadi pemimpin. Anggapan seperti ini jelas mendiskriminasi hak perempuan dalam dunia kerja yang mana ia dianggap tidak bisa bersaing dengan pria. 

Meski dengan seiring berkembangnya zaman pemikiran ini mulai berkurang, tapi masih ada sebagian orang yang masih memegang anggapan kolot seperti ini. Walaupun pada kenyataannya sudah banyak pemimpin perempuan yang menunjukkan kemampuannya dalam memimpin dengan baik. 

2. Setelah menikah harus berhenti kerja dan fokus mengurus anak

5 Pemikiran yang Mendiskriminasi Perempuan, Perlakuan Tak Adililustrasi ibu dan anak (pexels.com/Elina Fairytale)

Pemikiran kolot lainnya yang mendiskriminasi perempuan ialah anggapan bahwa perempuan harus berhenti bekerja dan fokus saja mengurus anak di rumah. Seakan-akan mengurus rumah dan membesarkan anak hanyalah tugas seorang perempuan sebagai istri dan ibu. 

Padahal logikanya, pria yang menjadi seorang suami pun juga memiliki kewajiban yang sama dalam mengurus anak. Tapi karena pemikiran kolot orang-orang, tetap saja hal itu dibebankan sepenuhnya pada perempuan, yang mana membuat banyak perempuan jadi mengalah dan melepas kariernya setelah menikah. 

3. Perempuan harus ditemani kalau ke mana-mana

5 Pemikiran yang Mendiskriminasi Perempuan, Perlakuan Tak Adililustrasi jalan kaki (pexels.com/Brett Sayles)
dm-player

Pemikiran selanjutnya ialah yang menyatakan bahwa perempuan harus selalu ditemani kalau ke mana-mana. Seakan-akan perempuan tidak bisa mandiri, independen dan menjaga dirinya sendiri dengan baik ketika pergi keluar. 

Di satu sisi maksudnya pemikiran ini mungkin demi melindungi perempuan agar tidak jadi korban kejahatan kalau misalnya bepergian sendiri, sebab jika dibandingkan dengan laki-laki, perempuan memang kerap dianggap lebih lemah.

Tapi meskipun begitu bukan berarti pemikiran seperti ini tetap dipertahankan, karena perempuan pun tahu caranya berhati-hati dan bisa menjaga diri ketika pergi sendirian. 

Baca Juga: Kesetaraan Gender Dunia Kerja Makin Mengkhawatirkan di Masa Pandemi

4. Pekerjaan berat hanya bisa dilakukan pria

5 Pemikiran yang Mendiskriminasi Perempuan, Perlakuan Tak Adililustrasi kerja (pexels.com/Chevanon Photography)

Dalam dunia kerja juga ada pemikiran yang sering mendiskriminasi perempuan, lho. Yang mana orang-orang kerap berpikiran bahwa pekerjaan berat hanya bisa dilakukan pria, misalnya seperti proyek pembangunan atau pekerjaan yang bersangkutan dengan mesin. 

Perempuan yang tidak mau dianggap remeh harus berusaha mematahkan pemikiran kolot itu. Karena mau apapun pekerjaannya, kalau memang sanggup dan memiliki skill di dalamnya tentu baik pria dan perempuan sama-sama bisa mengerjakannya. 

5. Perempuan gak perlu sekolah tinggi-tinggi karena nantinya bakal jadi ibu rumah tangga

5 Pemikiran yang Mendiskriminasi Perempuan, Perlakuan Tak Adililustrasi mengurus anak (pexels.com/MART PRODUCTION)

Anggapan bahwa perempuan tidak perlu menempuh pendidikan tinggi karena nantinya bakal menjadi ibu rumah tangga. Ini tentu hal yang miris ketika didengar oleh perempuan. Sayangnya, diskriminasi seperti ini tak hanya dilakukan pria tapi juga para orangtua. 

Memang benar bahwa ketika menikah dan punya anak tentunya perempuan akan menjadi sosok ibu. Akan tetapi hal itu bukan berarti membatasi perempuan dalam menempuh pendidikan tinggi. Malah harusnya perempuan sekolah tinggi supaya bisa mengajarkan anak banyak hal dan menjadi orangtua yang baik. 

Tidak semua orang masih berpegang pada pemikiran tadi, tapi tak dapat dimungkiri juga bahwa masih ada yang mendiskriminasi perempuan seperti itu dalam kehidupan nyata. Semoga ke depannya, semakin banyak kesadaran bahwa perempuan dan laki-laki merupakan sosok yang setara, mereka sama-sama dapat berdaya selayaknya manusia.

Baca Juga: 7 Kalimat Seksis yang Sering Diterima Perempuan Sehari-hari

afifah hanim Photo Verified Writer afifah hanim

Follow me on instagram: @afifahhanim_lm

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya