Bersama Nestle Patahkan Bias, Wujudkan Kembali Mimpi yang Kandas

Webinar spesial Hari Perempuan International, #BreakTheBias

Kamis (31/3/2022) pukul 14.30 WIB lalu, Nestle menggelar webinar bertemakan Break the Bias dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret. Bersama, Nestle mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender dan turut membahas bagaimana perempuan sering kali harus menghadapi beban ganda selama berada di tempat kerja hanya karena titelnya sebagai perempuan.

Tidak berlebihan rasanya apabila menyebutkan webinar satu ini berlangsung meriah. Gak hanya dihadiri oleh narasumber yang merupakan senior leader di Nestle, acara tersebut juga dibuka oleh I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E, M.Si, selaku Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia serta Dr. Hj. Ida Fauziyah, M.Si. selaku Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia.

Dalam kesempatan spesial tersebut, setiap narasumber dengan semangat membagikan pandangan serta menyuarakan keprihatinan mereka atas kurangnya kesadaran akan kesetaraan gender dan keberdayaan perempuan. Simak keseruan rangkaian acara Nestle, #BreakTheBias!

1. Perempuan dan kesetaraan agaknya masih sulit berdiri di satu kalimat yang sama

Bersama Nestle Patahkan Bias, Wujudkan Kembali Mimpi yang KandasLiputan Webinar Nestle Indonesia Spesial Hari Perempuan Internasional "Break the Bias", Kamis (31/3/2022). IDN Times/Agnes Z. Yonatan

Kesetaraan gender agaknya bukan lagi hal yang asing di telinga kita. Gak sedikit orang-orang menyuarakan pentingnya kesetaraan gender dalam setiap aspek hidup kita, terutama mendukung perempuan untuk berani berkarya lebih tinggi dan memperoleh hak-hak yang memang menjadi miliknya sejak awal. Hal ini terutama terlihat di lingkungan kerja.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E, M.Si menyebutkan masih adanya kesenjangan tingkat parsitipasi kerja antara perempuan dan laki-laki.

"Kesenjangan ini semakin kuat dengan adanya konstruksi sosial patriarki yang telah diyakini turun menurun, yang telah menciptakan kesenjangan luar biasa bagi perempuan untuk mengakses, berpartisipasi, mengontrol, dan mendapatkan manfaat pembangunan dibandingkan dengan laki-laki," tutur beliau.

Meski memang praktik kesetaraan gender di Indonesia sudah sangat meningkat, nyatanya masih saja ada hambatan yang harus dihadapi perempuan Indonesia dalam dunia kerja.

"Beban ganda, diskriminasi, hingga adanya bentuk kekerasan dan pelecehan di tempat kerja," sebut Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Dr. Hj. Ida Fauziyah, M.Si.

Sangat disayangkan bahwa perempuan masih sering diremehkan di tempat kerja, dianggap penghambat dan dinilai lemah.

2. Gak hanya perempuan, kesetaraan gender butuh peran aktif laki-laki

Bersama Nestle Patahkan Bias, Wujudkan Kembali Mimpi yang KandasLiputan Webinar Nestle Indonesia Spesial Hari Perempuan Internasional "Break the Bias", Kamis (31/3/2022). IDN Times/Agnes Z. Yonatan

Mendorong kesetaraan gender gak hanya butuh dukungan dari perempuan. Laki-laki harus turut berperan aktif mendorong tercapainya kesadaran tersebut.

"Apabila satu lingkungan kerja dinilai tidak manusiawi untuk perempuan, berarti lingkungan itu juga tidak manusiawi bagi laki-laki. Jadi yang perlu diubah itu lingkungannya, bukan laki-laki," ujar Maya Juwita, Direktur Eksekutif Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE). 

Melalui itu ia menekankan pentingnya dukungan dari semua gender dalam mendorong tercapainya kesetaraan.

"Sebagai agen perubahan, laki-laki harus berpartisipasi secara proaktif mempromosikan kesetaraan gender dan menempatkan upaya untuk memahami bagaimana ketidaksetaraan gender membatasi kemampuan individu dan bisnis untuk mencapai potensi penuh mereka," tekannya kembali.

Untuk itu, dengan dukungan dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, IBCWE kini meluncurkan program kampanye Lelaki Turut Serta atau The Male Fellows Network yang diharapkan akan diikuti oleh perwakilan laki-laki yang mendukung kesetaraan gender.

3. Selalu persiapkan diri dengan skill maupun knowledge yang mumpuni

Bersama Nestle Patahkan Bias, Wujudkan Kembali Mimpi yang KandasLiputan Webinar Nestle Indonesia Spesial Hari Perempuan Internasional "Break the Bias", Kamis (31/3/2022). IDN Times/Agnes Z. Yonatan

Bekerja sebagai perempuan, terutama di lingkungan kerja yang didominasi laki-laki memiliki tantangannya tersendiri. Namun, Mirna Tri Handayani, seorang Business Executive Officer (BEO) di Nestle Indonesia menekankan bahwa sebesar apa pun masalah, semua kembali ke bagaimana kamu menjalani dan menyikapinya.

"Jangan selalu melihat masalah itu sebagai masalah, itu yang membuat tantangan yang dihadapi jadi lebih ringan," tuturnya.

dm-player

Karena itu, jangan takut untuk mulai dan mengambil kesempatan yang ada. Tantangan pasti selalu ada, namun semua itu akan jadi pelajaran yang bikin kamu semakin kuat. Jangan kamu takut mengambil kesempatan karena tantangan yang menanti. Setiap orang punya kesempatan yang sama.

"Kesempatan itu tidak melihat laki-laki atau perempuan. semua itu punya kesempatan yang sama selama kita mau dan mampu," ujarnya.

Karena itu, selalu persiapkan diri dengan skill maupun knowledge yang mumpuni. Kamu gak akan pernah tau kapan kesempatan akan tiba.

"Jangan sampai minta-minta opportunity, begitu dikasih malah shock dan gak bisa memberikan yang terbaik," tekan Mirna.

Baca Juga: 12 Perempuan Inspiratif dalam Her World Women of The Year 2021

4. Be a confident woman, keep your chin up

Bersama Nestle Patahkan Bias, Wujudkan Kembali Mimpi yang KandasLiputan Webinar Nestle Indonesia Spesial Hari Perempuan Internasional "Break the Bias", Kamis (31/3/2022). IDN Times/Agnes Z. Yonatan

Membangun kepercayaan diri adalah kunci untuk bisa melangkah jauh dalam hidup. Imelda Mayasari, selaku Factory Manager Dong Nai, Nestlé Vietnam, membagikan tips sederhana membangun kepercayaan diri, terutama selama bekerja di lingkungan yang didominasi laki-laki.

Pertama, penting untuk selalu membangun skill kepemimpinan dalam setiap kesempatan yang ada.

"Saya selalu bergabung dengan organisasi-organisasi atau komunitas-komunitas yang mana bisa membangun skill leadership saya dalam beradaptasi, berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda generasi, berbeda level education, dan lain sebagainya," tuturnya.

Kedua, selalu haus akan pengetahuan. Tetap up to date dan jangan pernah berhenti untuk meningkatkan kompetensi diri kamu. Kembangkan skill yang kamu miliki dan perluas jaringanmu. Ketiga, buang jauh-jauh rasa insecure. 

"Selalu ada alasan mengapa kamu ditempatkan di posisi itu," tekannya.

Terakhir, jadilah dirimu sendiri, tunjukan dirimu apa adanya.

"Namun bukan berarti saya bisa melakukan apa saja yang saya mau. Bukan seperti itu, karena kebebasan yang saya lakukan itu dibatasi oleh kebebasan orang lain," tambah Imelda.

5. Hidup bertanggungjawab sebagai working mom

Bersama Nestle Patahkan Bias, Wujudkan Kembali Mimpi yang KandasLiputan Webinar Nestle Indonesia Spesial Hari Perempuan Internasional "Break the Bias", Kamis (31/3/2022). IDN Times/Agnes Z. Yonatan

Kunci untuk bisa menjadi orang tua yang bekerja adalah keseimbangan. Kerjakan semua yang harus kamu kerjakan selama di kantor dan selesaikan pula tanggung jawabmu sebagai orang tua, terutama sebagai seorang istri dan sosok ibu di rumah.

"Lakukan pekerjaan jangan setengah-setengah. Kalau memang sudah diberikan kesempatan untuk berkarier, kamu harus full untuk berkarier juga. Tapi kalau misalkan kamu punya keluarga, ya jangan setengah-setengah juga, harus ada di sana," ungkap Pritha, selaku Business Manager Confectionery di Nestlé Indonesia.

Jangan hanya bekerja sampai melupakan keluarga, maupun sebaliknya. Dalam menjadi working mom, dukungan dari keluarga sangatlah penting, karena bisa membuatmu semakin fokus dan juga enjoy selama bekerja.

Itulah dia keseruan acara webinar Nestle spesial Hari Perempuan Internasional, Break the Bias. Memang penting memperjuangkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Namun lebih dari itu, jangan sampai perempuan malah memanfaatkan kesetaraan ini.

"Kita tidak hanya selalu mengedepankan hak, tapi kita juga bisa menyeimbangkan dengan kewajiban," tutur Windy Cahyaning, Sales Director di Nestlé Indonesia.

Untuk itu, bagi semua orang, terutama perempuan, jadilah berani untuk memimpin perubahan dan terus berkarya serta berkontribusi bagi dunia. Ingat, every day is women day.

Baca Juga: Hari Perempuan Internasional, Jokowi: Perempuan Sosok Penyelamat 

Agnes Z. Yonatan Photo Verified Writer Agnes Z. Yonatan

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya