Nurjannah Husien, Sosok 'Pemburu Darah' dari Aceh yang Inspiratif

#AkuPerempuan Berkat kegigihannya, thalassemia mulai mendapatkan empati dari banyak pihak

Namanya Nurjannah Husien, panggil saja Kak Nu. Sebagai wanita Aceh, ada jiwa 'Cut Nyak Dhien' di dalam dirinya. Dia gigih sekali dan pantang menyerah. Lahir di bulan April juga telah mengalirkan semangat juang Kartini ke dalam darahnya. Keahliannya adalah mengumpulkan massa dan menggerakkan anak-anak muda. Bahkan seringnya, ia terlihat lebih lincah dan gesit dari mereka.

Gaung namanya begitu terdengar setelah mendirikan Darah Untuk Aceh (DUA) pada 2012, sebuah yayasan yang memfasilitasi dan peduli thalassemia. Kelainan darah genetis ini mengharuskan para penyandangnya untuk melakukan transfusi darah rutin karena sistem tubuh mereka tidak mampu memproduksi hemoglobin yang normal.

Seumur hidupnya, para penyandang thalassemia akan selalu membutuhkan supply darah dari orang lain. Sedangkan Aceh adalah daerah dengan penyandang thalassemia terbanyak di Indonesia. Di sinilah Kak Nu tidak henti-hentinya bergerak untuk mengajak dan mengingatkan masyarakat tentang pentingnya donor darah, selain menyehatkan diri sendiri juga dapat menolong orang lain.

Bersama dengan para anggota dan relawan DUA, Kak Nu tidak malu-malu mendatangi kerumunan orang yang entah sedang ngopi cantik atau jogging untuk mensosialisasikan thalassemia dan donor darah. Berkat kegigihannya dan pihak lain yang turut serta, Thalassemia yang tadinya dianggap sebagai penyakit kutukan di beberapa tempat, mulai dikenal dan mendapatkan empati dari banyak pihak, termasuk pemerintah.

Begitu banyak gerakan dan hashtag fenomenal yang hadir dari dirinya. Sebut saja #10for1Thalassemia yang menjadi cikal bakal dikenalnya Darah Untuk Aceh oleh masyarakat. Gerakan ini bertujuan untuk menyediakan 10 orang pendonor tetap (back-up donor) bagi satu orang penyandang thalassemia.

dm-player

Kak Nu jugalah yang pernah begitu lantang dan garang menyuarakan #SaveShark ketika ada satu perlombaan memasak memenangkan resep yang menggunakan ikan hiu di dalamnya. Tidak heran! Alam adalah sahabatnya dan bawah laut sudah menjadi dunia keduanya. Kak Nu jugalah yang membuat petisi pada 2014 untuk menolak pengangkatan situs kapal Sophie Rickmers yang akan dijadikan bunker minyak bawah laut.

Ia mengecam karena kapal yang karam pada Perang Dunia ke II itu adalah bukti sejarah. Pengangkatannya dapat merusak ekosistem laut dan menghilangkan spot diving bagi wisatawan Sabang. Setelah ditandatangani oleh lebih dari 15.000 orang, kapal inipun batal diangkat ke permukaan.

Tulisan ini hanyalah satu dari sekian banyak cerita positif tentang dirinya. Berbagai media dari yang lokal sampai nasional berlomba-lomba untuk mewancarainya. Kak Nu masihlah Kak Nu yang aku kenal di bus donor darah milik PMI bertahun yang lalu. Yang langsung bisa menebak golongan darahku apa hanya dengan sekali lihat saja. Banyaknya ia mendapat award, mengenal para profesional dan tokoh penting tidak semerta-merta membuatnya alpa.

Biarkanlah pengakuan dan penghargaan hanya menjadi bonus semata, tugas kita manusia adalah menebar manfaat sebanyak-banyaknya. Teruslah berbuat baik karena kita tidak pernah tahu hal apa yang akan dapat merubah hidup orang lain. Itulah yang selalu menjadi petuahnya.

Kak Nu adalah potret wanita yang jiwanya terus muda dan sadar diri ia berpijak dimana. Kita adalah manusia yang tidak hidup sendirian di muka bumi ini. Ketika hari ini kita menolong, ada saatnya nanti kita yang butuh ditolong. Luangkanlah waktu untuk membantu dan uang untuk disumbang.

Tak akan berkurang harta dan tenaga kalau diberikan untuk sesama. Pelajaran itulah yang aku petik dari seorang. Nurjannah Husien. Terimakasih, Kak Nunu. Teruslah menjadi inspirasi dan pemimpin di garda depan untuk urusan alam dan kemanusiaan.

Annisa Mulia Razali Photo Writer Annisa Mulia Razali

Pencinta buku dan bau hujan yang sering lupa kacamatanya dimana

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya