3 Kriteria Istri Idaman Menurut Filosofi Budaya Jawa

Jika dipahami dengan betul, di dalamnya terkandung syarat akan makna yang dalam.

Tiap orang pasti memiliki kriteria tersendiri dalam menentukan calon pendamping hidupnya kelak. Termasuk calon suami dan calon mertua kamu. Namun sebagai sepasang kekasih yang bakal hidup bersama, kita juga harus saling menerima perbedaan yang ada.

IDN Times kali ini bakal ngebahas sudut pandang sebagian masyarakat Indonesia saat menentukan kriteria istri yang ideal. Nggak banyak kok. Terdapat tiga hal yang membuat seorang wanita ideal untuk dijadikan seorang istri. Dalam ajaran Jawa, kita mengenal istilah 3M yang menjadi tugas pokok seorang istri. Apa saja itu?

1. Masak (Memasak)

3 Kriteria Istri Idaman Menurut Filosofi Budaya Jawakoleksimenu.blogspot.co.id

Dalam hal masak ini, seorang wanita dituntut untuk mampu menyiapkan, mengolah, dan mempertanggungjawabkan keuangan rumah tangga kepada suaminya. Dengan catatan, seorang istri tidak boleh menunjukkan betapa kurangnya pemasukan dari suami.

Bukan soal menyakiti hati. Tapi suami pastilah paham berapa banyak ‘aset’ yang harus dikelola istrinya. Misal, bagaimana istri membuat masakan yang lezat tanpa harus menghabiskan banyak biaya, atau mungkin memanfaatkan hasil kebun dan sisa tahu tempe dari lemari es.

Selain memasak, konsep ini juga dianalogikan untuk kebutuhan keluarga. Seorang istri dituntut untuk mampu reuse, reduce, dan recycle atau bahasa gampangnya memanfaatkan seoptimal mungkin setiap aset yang ada di rumah.

2. Macak (Berdandan)

3 Kriteria Istri Idaman Menurut Filosofi Budaya Jawaritamaher.com

dm-player

Dalam hal berdandan, berarti seorang wanita dituntut untuk mampu memantaskan diri dalam segala situasi dan mampu menjadi tokoh penyeimbang bagi suaminya.

Pertama, seorang wanita harus pandai merawat tubuhnya mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala. Sekali lagi dengan catatan yang keras: “tanpa ketergantungan perawatan dari salon”.

Indonesia merupakan negara tropis. Coba kamu prehatikan, apakah telapak kakimu sampai kebetis belang, atau bahkan dekil? Karena pria yang baik akan selalu menundukkan pandangannya.

Kedua, selain memoles fisik, wanita dituntut untuk memoles wawasan dan intelektualnya, bahkan hingga melebihi suaminya. Hal ini dimaksudkan agar sosok istri mampu berdiri menopang suaminya andaikata ia mulai lelah dan terjatuh. Dengan wawasan luas dan daya komunikasi yang baik, sosok istri seperti ini akan mampu membangkitkan semangat suaminya.

Selain itu, jendela ilmu seorang anak yang utama adalah dari perkataan ibunya. Bagaimana ibu bertutur, bercerita, dan membimbing, maka di situlah arah seorang anak tumbuh besar.

Ketiga, seorang wanita harus mampu menunjukkan kecantikan spiritualnya. Karena dengan ketenangan spiritual yang matang, seorang istri mampu menjaga nama baik keluarganya, sekalipun dalam hal menjaga aib.

3. Manak (Beranak)

3 Kriteria Istri Idaman Menurut Filosofi Budaya Jawavebma.com

“Entah akan berkarier atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena mereka akan menjadi seorang ibu. Ibu-ibu yang cerdas akan melahirkan anak-anak yang cerdas” –Dian Sastrowardoyo

Ya, kita semua sepakat dengan quotes dari teh Dian, ditambah dengan adanya artikel ilmiah biologi yang menyebutkan bahwa kromosom X (perempuan) akan membawa gen kecerdasan otak atau intelektual. Sedangkan kromosom Y (laki-laki) lebih membawa gen yang berhubungan dengan watak, sifat, atau karakter.

Seorang wanita memang harus dituntut cerdas, berpendidikan tinggi yang bukan berarti S1, S2, ataupun S3 loh ya. Melainkan yang sudah disampaikan sebelumnya dalam hal macak, belajar bisa di mana saja, dears.

Namun IDN Times berpendapat, dalam hal manak, seorang wanita harus bisa menjaga garis keturunan suaminya. Tentunya hal ini jangan diartikan sempit seperti hanya bisa melahirkan saja. Maksudnya adalah seorang istri harus mampu menjadi anak bagi mertuanya, tanpa mengurangi kasih sayang terhadap orang tuanya.

Mampu menjadi ibu yang baik bagi anak kandung, anak tiri, maupun anak angkatnya secara adil dan bijaksana, tanpa adanya diskriminasi satu sama lain, serta mampu menjadi seorang nenek yang dapat menjadi panutan bagi cucu-cucunya kelak.

Chitra Dwiandini Photo Writer Chitra Dwiandini

Implisitly strong. Explicitly cheerful.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya