Enday Nugroho, dari Resto Sushi Murah Jadi Aktivis Kaum Disabilitas

#AkuPerempuan Kisahnya inspiratif banget!

Semarang, IDN Times - Di Indonesia, sushi termasuk makanan kelas atas namun punya banyak peminat. Kebanyakan sushi dijual dengan harga relatif tinggi dan sulit dijangkau oleh kantong menengah ke bawah.

Berbekal stigma ini, Enday Nugroho menawarkan solusi untuk orang-orang yang ingin mencicipi sushi dengan harga ramah di kantong. Usahanya sukses, kini ia jadi aktivis kaum disabilitas.

1. Membangun resto sushi sejak tahun 2013

Enday Nugroho, dari Resto Sushi Murah Jadi Aktivis Kaum DisabilitasDok. Wasabi Sushi Semarang

Ide membuka resto sushi muncul di tahun 2013. Tepatnya, saat Enday merasa sulit menemukan makanan khas Jepang ini dengan harga yang lebih mudah dijangkau.

Berbekal kegemarannya makan sushi, kedai pertama dibuka di kawasan Manyaran, Semarang. Resto sushi ini diberi nama Warung Wasabi.

Saat itu, Enday memulai usahanya dengan menu sushi yang ramah dengan lidah orang Indonesia. Selain harganya terjangkau, ia ingin setiap pelanggan yang menjajal sushi buatannya merasa puas dan nyaman.

2. Berhasil menciptakan lebih dari 70 menu sushi dan makanan Jepang

Enday Nugroho, dari Resto Sushi Murah Jadi Aktivis Kaum Disabilitasfacebook.com/pg/warungwasabi

Tanpa ikut kursus eksklusif atau mendatangkan sushi chef, Enday belajar membuat nasi gulung khas Jepang ini secara otodidak. Hingga kini, ia sudah menciptakan lebih dari 70 menu sushi dan makanan Jepang yang gak kalah lezat dengan restoran mewah.

Merasa kedai pertama cukup sukses, Enday membuka kedai yang lebih besar di kawasan Tirto Agung, Tembalang, Semarang. Kedai keduanya ini berada di sekitar kampus Universitas Diponegoro. Peluangnya bakal lebih besar karena banyak mahasiswa di sana.

Benar saja! Warung Wasabi Tembalang yang dibuka sejak tahun 2014, disambut positif oleh pelanggan di sana. Gak hanya mahasiswa, banyak pekerja dan masyarakat sekitar yang ketagihan menyantap sushi buatan Enday.

3. Munculnya kompetitor justru menjadi penyemangat bagi Enday

Enday Nugroho, dari Resto Sushi Murah Jadi Aktivis Kaum Disabilitasfacebook.com/pg/warungwasabi

Warung Wasabi gak butuh waktu lama untuk memikat hati pelanggan karena keunikannya. Harganya sangat terjangkau, varian sushinya banyak dan ramah di lidah orang Indonesia, namun tetap memiliki cita rasa otentik khas Jepang.

dm-player

Meski begitu, perjalanan bisnis Enday gak selalu berjalan mulus. Godaan datang dari banyak arah, mulai dari munculnya kompetitor hingga diragukan soal halal tidaknya bahan baku yang dia gunakan.

Enday berusaha menyikapi semuanya dengan bijak. Ia justru menganggap kompetitor sebagai penyemangat. Pesaing membuatnya lebih jeli melihat peluang dan mengasah kreativitasnya mengembangkan menu baru.

Baca Juga: Nitchii: Perempuan Hebat Itu Tidak Menjatuhkan Perempuan Lain

4. Gak puas dengan sushi, Enday kini menjadi aktivis untuk kaum disabilitas

Enday Nugroho, dari Resto Sushi Murah Jadi Aktivis Kaum DisabilitasDok. Wasabi Sushi Semarang

Warung Wasabi yang didirikan Enday kini memiliki dua cabang, di kawasan Tembalang dan Jalan MGR. Soegiyopranoto. Lewat menu-menu andalannya, Enday berhasil menjawab keinginan pelanggan untuk menikmati sushi dengan harga terjangkau.

Namun, ibu satu anak ini belum merasa puas dengan kesuksesan kedai sushinya. Ia ingin Warung Wasabi yang dibangunnya dari nol, bisa bermanfaat untuk lebih banyak orang.

Enday membuka kedainya sebagai tempat berkarya. Orang-orang atau komunitas bisa belajar membuat sushi di Warung Wasabi. Ia juga membuka kelas workshop khusus untuk penyandang disabilitas.

Enday mengajak orang-orang berkebutuhan khusus untuk belajar membuat sushi sambil bercengkerama. Karena sesekali, mereka perlu berinteraksi dengan sesama penyandang disabilitas sebagai penyemangat bahwa mereka gak sendirian menghadapi dunia ini.

5. Selalu menjaga keseimbangan menjadi kunci sukses Enday Nugroho

Enday Nugroho, dari Resto Sushi Murah Jadi Aktivis Kaum DisabilitasDok. Wasabi Sushi Semarang

Rahasia di balik suksesnya Enday membangun kedai sushi hingga menjadi aktivis bagi kaum disabilitas adalah keseimbangan. Hal positif ini juga yang ingin ia tularkan bagi sesama perempuan di luar sana.

Menurutnya, menjadi perempuan hebat adalah soal menjaga keseimbangan. Selain seimbang membagi dan menempatkan diri dalam menjalani hidup, juga perlu memahami seberapa besar porsi untuk diri sendiri, keluarga, bisnis, orang lain, hingga kegiatan sosial.

Jika sudah bisa belajar menyeimbangkan diri, gak sulit bagi seorang perempuan untuk unjuk kebolehan. Menjadi seimbang juga bisa membuat hidup kita lebih tenang dan bermanfaat, lho!

Baca Juga: Devi Asmarani, Ciptakan Wadah untuk Perempuan Bersuara  

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya