Cerita Orissa Anggita Bangun Rumah Dandelion Demi Edukasi Orangtua 

Berawal dari keresahan melihat tumbuh kembang anak

Perkembangan anak usia dini menjadi proses yang sangat penting sebab dapat mendukung kehidupan anak ketika dewasa. Dengan pola asuh yang tepat dari orangtua, seorang anak akan tumbuh dengan maksimal. 

Sayangnya, banyak disinformation  yang dapat menghambat tumbuh kembang anak karena tidak sesuai dengan perkembangan diusianya. Oleh karenanya dibutuhkan lebih banyak pihak yang bekerjasama untuk membantu meningkatkan potensi anak.

Wawancara khusus #AkuPerempuan bersama Orissa Anggita Rinjani pada Senin (17/4/23), mendiskusikan lebih lanjut mengenai peran Orissa sebagai Co-founder Rumah Dandelion. Orissa menjelaskan lebih lanjut bagaimana Rumah Dandelion dapat terbangun dan menjadi wadah untuk anak. Seperti apa?

1. Pola asuh yang tidak tepat dapat menghambat tumbuh kembang anak, Orissa berharap bisa mengantisipasi hal tersebut

Cerita Orissa Anggita Bangun Rumah Dandelion Demi Edukasi Orangtua ilustrasi anak-anak (Freepik.com/jcomp)

Kurangnya informasi mengenai pola pengasuhan dapat membuat tumbuh kembang anak tidak berjalan optimal. Masalah seperti ini dirasa Orissa dan empat co-founder lain dari Rumah Dandelion sebagai problem perlu yang perlu antisipasi serius.

Orissa selaku psikolog pendidikan juga menemukan banyak orangtua kurang memahami cara pendisiplinan anak yang efektif serta salah informasi terhadap proses tumbuh kembang anak. Padahal hal ini dapat berdampak pada keberlanjutan hidup anak-anak saat dewasa.

Orissa menuturkan, "Jadi satu terkait pendisiplinan anak itu seperti apa. Yang kedua memang terkait juga banyak menerima informasi gitu kan misalnya anak umur satu tahun itu harusnya udah bisa apa sih gitu ya atau misalnya kenapa sih anakku tuh susah banget dibilangin deh ternyata anaknya baru satu setengah tahun atau misalnya kenapa sih anak tuh begini? Yang kemudian seolah anaknya itu menjadi ada ada isu perkembangan, ada keterlambatan, ternyata akarnya adalah kayaknya orangtua belum memahami nih sebenarnya, gitu ya."

2. Berawal dari keresahan akan tahap tumbuh kembang anak yang kurang tepat, Rumah Dandelion diharapkan bisa jadi solusi

Cerita Orissa Anggita Bangun Rumah Dandelion Demi Edukasi Orangtua ilustrasi makan bersama keluarga (pexels.com/alena darmel)

Keresahan dan kekhawatiran akan tahap tumbuh kembang anak yang mungkin keliru, menjadi salah satu latar belakang bagi Orissa bersama dengan keempat teman semasa kuliahnya untuk menginisiasi Rumah Dandelion. Kelima pendiri Rumah Dandelion percaya bahwa permasalahan yang dominan terlihat itu bisa dicegah dengan pemahaman dan pengetahuan yang tepat.

"Pada suatu saat di pertengahan tahun 2014 itu kita (Orissa dan co-founder lainnya) kembali bertemu lah, gitu ya kembali bertemu terus, saling mengobrol. Kita terus banyak bercerita tentang apa yang kita hadapi di perjalanan karir kami gitu ya, karena emang kebanyakan di sekolah, walaupun ada yang non pendidikan juga, tapi ya kemudian kita melihat isu-isu pendidikan, isu isu anak, perkembangan anak gitu ya yang akhirnya kita (berpikir) apa ya, kita bisa ngapain sih gitu? Kayaknya beberapa isu itu sebenarnya bisa dicegah ya gitu kayak masalah masalah keterlambatan perkembangan pada anak atau masalah kekerasan pada anak gitu ya. Terus kemudian bagaimana sih harusnya pendidikan itu, kenapa anak anak sekarang kayaknya stres banget gitu ya?" cerita Orissa pada IDN Times. 

3. Rumah Dandelion menjadi pusat pendidikan bagi anak dan orangtua dengan metode yang menarik dan atraktif

Cerita Orissa Anggita Bangun Rumah Dandelion Demi Edukasi Orangtua ilustrasi keluarga (IDN Times/Arief Rahmat)

Rumah Dandelion terus berinovasi menjadi wada bagi orangtua dan anak untuk mendapatkan pemahaman mengenai proses tumbuh kembang yang tepat. Terdapat beberapa fasilitas yang ditawarkan oleh Rumah Dandelion, mulai dari sarana edukasi hingga pusat pendidikan dan aktivitas keluarga.

dm-player

Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Orissa dalam wawancara dengan IDN Times, "Pusat pendidikan dan aktivitas keluarga gitu ya, jadi kami berdiri dari tahun 2014 sebenarnya. Jadi awalnya dulu hanya lepasan sih mbak, dulu kita berkelas kelas bermain saja gitu ya seminar lepasan gitu tapi kemudian kita semakin berkembang 2017 akhirnya kita punya tempat sendiri jadi beroperasi setiap hari gitu ya kalau dulu kita cuma sewa aja kalau lagi mau bikin seminar. Kita sewa tempat di mana mau bikin kegiatan kelas bermain kita sewa tempat di mana gitu jadi pindah pindah sampai akhirnya kita punya tempat sendiri gitu. Jadi sebenarnya kalau ditanya rumah dandelion apay a kita menyebut dirinya sebagai pusat pendidikan dan aktivitas keluarga gitu jadi semacam family education center ya."

Metode yang digunakan di Rumah Dandelion sendiri menerapkan multi sensory play based learning multisensory. Sehingga anak-anak belajar melalui berbagai indera. Orissa menambahkan bahwa aktivitas bermain bagi anak sangatlah penting karena dapat menjadi sarana untuk mengembangkan berbagai kemampuan anak.

Orissa menjelaskan, "Jadi kalau di Rumah Dandelion, kita dalam keseharian itu memang sudah kita atur gitu ya bahwa anak tidak akan dituntut untuk duduk tenang sepanjang waktu. Tapi memang kami tahu kebutuhan mereka untuk bergerak, jadi ada waktu mainnya."

4. Pembagian peran domestik yang tak seimbang dapat menghambat perempuan untuk berkarya dan bertumbuh

Cerita Orissa Anggita Bangun Rumah Dandelion Demi Edukasi Orangtua ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Christina Morillo)

Ibu kerap kali diberikan tanggungjawab dan beban yang untuk membesarkan anak. Seolah peran untuk merawat dan menjaga anak hingga dewasa merupakan tugas tunggal seorang ibu. Pembagian peran domestik yang tidak seimbang menyebabkan stigma yang dapat menghambat seorang perempuan untuk menjalankan kehidupannya. 

"Menurut tantangannya ya tetap masih untuk bergerak itu ya gitu bahwa ya kodratnya wanita itu menyusui, melahirkan sama menstruasi gitu. Itu kayaknya yang kodrat secara natural biologis. Tapi sisanya kayaknya budaya sebenarnya membentuknya gitu yang bawa semua itu di mana itu produk budaya sih," ujar Orissa.

Orissa menuturkan tantangan menjadi seorang ibu kerap kali dihadapi perempuan berupa anggapan bahwa peran pengasuhan sepenuhnya menjadi peran ibu. Padahal, bagi Orissa seharusnya peran ini dilakukan secara seimbang bagi suami dan istri.

Sebab, ketidakseimbangan pembagian peran dalam keluarga turut memengaruhi kenyamanan dalam keluarga itu sendiri, sebagaimana dituturkan Orissa, "Nah, ini juga akhirnya mempengaruhi bagaimana dengan hubungan sama anak-anak gitu ya. Karena kemudian menjadi ibu yang tidak bahagia atau ibu yang stres gitu, aku percaya emosi menular, sehingga ketika ibu juga dalam keadaan yang sangat stressfull gitu ya, bagaimana cara kita di rumah itu mengurus rumah juga akhirnya mungkin terlihat. Itu tuh akhirnya ke anak juga bisa kena gitu. Anaknya lebih gampang cranky, anak lebih gampang rewel, kemudian hari makin emosi lagi gitu, jadi terus kemudian muncul lah jadinya perilaku-perilaku pengasuhan yang tidak tepat gitu ya."

5. Perempuan tak berhenti berkembang dan belajar meski telah menikah dan punya anak

Cerita Orissa Anggita Bangun Rumah Dandelion Demi Edukasi Orangtua Ilustrasi perempuan muda (IDN Times/Arief Rahmat)

Peran sebagai ibu hendaknya tidak membuat perempuan berhenti belajar dan bertumbuh untuk memenuhi keinginan pribadinya. Orissa berharap, perempuan terus memperjuangkan impian atau tujuan yang dimilikinya meski telah mengemban peran sebagai ibu.

"Mungkin pesan aku adalah tetap mencari gitu ya. Tetap berusaha mencari, mengusahakan. Apa yang bisa diusahakan? Maksudnya Jangan kemudian berhenti berkembang dan berhenti belajar once ketika menikah atau menjadi ibu," pesan Orissa.

"Kadang kita merasa begitu, kita sudah menikah, begitu kita menjadi ibu ya udah peran kita hanya menjadi ibu aja gitu. Tapi menurutku. Kita bisa. Bisa mendorong diri kita untuk belajar," tutup Orissa.

Perjalanan Orissa membangun Rumah Dandelion semoga bisa menginspirasi lebih banyak perempuan Indonesia. Semoga lebih banyak perempuan yang bisa berdaya dengan kisah inspiratif Orissa. 

Baca Juga: Perjalanan Hidup Sosok Inspiratif Global Heroes, Penggerak Muda!

Topik:

  • Dina Fadillah Salma
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya