Cinta pada Sepak Bola Alasan Deliana Fatmawati Tekuni Profesi Wasit

#AkuPerempuan Sepak bola adalah segalanya baginya

Bagaimana rasanya aktif di olahraga dan profesi yang identik dilakukan oleh pria? Tentu saja pada awalnya akan diremehkan oleh banyak orang. Bahkan, keluarga juga pada awalnya pasti gak akan setuju.

Nah, hal inilah yang dirasakan oleh Deliana Fatmawati Kaban, salah satu wasit wanita yang dimiliki oleh Indonesia. Sebelum terjun di dunia perwasitan, Deliana bahkan sempat menjadi pemain sepak bola dan futsal. Inilah kisah Deliana wasit wanita yang menjadi wasit perempuan pertama pemegang lisensi FIFA. 

1. Sering menemani sang kakak menonton klub asal Italia Juventus bermain membuatnya jatuh cinta dengan olahraga sepak bola

Cinta pada Sepak Bola Alasan Deliana Fatmawati Tekuni Profesi WasitDok. Pribadi

Wanita yang lahir di Medan pada tahun 1988 ini bercerita jika anak-anak di kampungnya sering bermain voli dan sepak bola. Akan tetapi, seringnya menemani kakaknya nonton klub asal Italia, Juventus, bermain membuat jatuhnya cinta dengan sepak bola. 

"Awalnya cinta sepak bola dari situ," kata Deliana kepada IDN Times, pada Rabu malam (29/11). 

Bahkan, saat kelas dua SMA dia pernah ikut kompetisi antar SMA. Dia lalu mengikuti seleksi Timnas sepak bola perempuan under-17.

"Saya waktu ikut seleksi itu kelas dua SMA," kata dia. 

2. Duduk di bangku kuliah, Deliana beralih menjadi pemain futsal. Bahkan, ia pernah membela Timnas futsal di Sea Games

Cinta pada Sepak Bola Alasan Deliana Fatmawati Tekuni Profesi WasitDok. Pribadi

Kuliah di UPI Bandung mengambil jurusan olahraga, membuat Deliana tak lagi bermain sepak bola. Dia lebih memilih bermain futsal. Saat itulah Deliana ikut berbagai macam kompetisi futsal cewek yang digelar di Bandung. 

"Kompetisi futsal di Bandung itu banyak banget, kebetulan kampusku juga ikut, jadi ya sudah aku juga ikut," ucapnya. 

Bahkan, pada tahun 2011 dan 2013 Deliana pernah membela Timnas futsal di ajang Sea Games. 

3. Mulai melirik dunia perwasitan untuk berkarier ketika kuliah di UPI Bandung

Cinta pada Sepak Bola Alasan Deliana Fatmawati Tekuni Profesi WasitInstagram.com/Juniorkaban20

Selain bermain futsal saat kompetisi yang diikuti kampusnya, Deliana mulai melirik dunia perwasitan. Berteman dengan Thoriq Munir Alkatiri, membuatnya akhirnya ikut pelatihan lisensi wasit C3 yang diadakan oleh PSSI tahun 2011. 

"Waktu itu aku tahu ada pelatihan lisensi wasit C3, akhirnya aku ikut. Setelah lisensi C3 setahun kemudian ikut lagi yang C2," katanya. 

Telah mempunyai lisensi wasit C3 dan C2 tak membuat Deliana lupa untuk bermain futsal membela kampusnya. Tapi, sejak terkena cedera anterior cruciate ligament (ACL), dia memutuskan untuk tak bermain futsal lagi ketika telah sembuh.

"Fokus jadi wasit dan akhirnya saya dapat lisensi C1," ujarnya.

Sedangkan lisensi wasit FIFA dia mendapatkannya tahun 2017. Sehingga, dia tercatat sebagai wasit wanita Indonesia yang memegang lisensi FIFA.  

Baca Juga: Masuk Komnas Perempuan Retty Ratnawati Ingin Putus Rantai Kekerasan

4. Perempuan Indonesia yang menjadi wasit masih sedikit

dm-player
Cinta pada Sepak Bola Alasan Deliana Fatmawati Tekuni Profesi WasitInstagram.com/Juniorkaban20

Sepak bola Indonesia masih menjadi kegemaran laki-laki. Perempuan belum mendapatkan ruang yang luas untuk berkecimpung di dunia sepak bola. Hal yang sama juga terjadi di perwasitan. 

Menurut Deliana, saat dirinya ikut pelatihan lisensi wasit yang diadakan oleh PSSI hanya satu sampai dua orang perempuan yang ikut. 

"Saat pelatihan lisensi wasit C3 hanya aku sendiri yang perempuan. Ketika lisensi C2 itu berdua, sedangkan C1 juga berdua. Emang perempuan yang ikut pelatihan sangat sedikit," ujar dia. 

5. Ingin menjadikan wasit sebagai profesi mendapat tentangan dari keluarga terutama orangtua. Tapi berkat kesungguhannya akhirnya mereka setuju

Cinta pada Sepak Bola Alasan Deliana Fatmawati Tekuni Profesi WasitDok. Pribadi

Keseriusannya untuk menekuni profesi wasit mendapat larangan dari orangtua. Deliana bercerita jika niatnya menjadikan wasit sebagai profesi sempat ditentang oleh orangtuanya. 

"Kala itu orangtua melihat banyak wasit laki-laki aja diperangin ketika bertanding apalagi kalau wasit itu cewek bisa-bisa lebih parah," ujarnya. 

Akan tetapi, sebuah pertandingan sepak bola di Bandung mengubah pandangan negatif orangtuanya. Saat kedua orangtuanya ke Bandung ingin mengajak Deliana untuk makan malam. Akan tetapi, saat itu Deliana tak bisa hadir karena harus memimpin pertandingan sepak bola usia dini.

"Masih ingat aku saat mimpin pertandingan, mama papa datang ke Bandung. Saat itu aku bilang sebelum makan malam mau mimpin pertandingan. Mama bilang gak usah pergi. Tapi papa support malah ajak mama nonton. Dari situlah mama tahu jika jadi wasit itu susah," ujarnya.

Yups, saat pertandingan sang mama juga berpikir jika wasit merupakan sebuah profesi yang gak semua orang bisa lakukan. "Dia bilang ini (jadi wasit) susah ya ternyata, ini tuh gak mudah ya. Mungkin lihat sendiri jadinya merasa seperti itu."

6. Memimpin pertandingan sepakbola di AFF Woman's Championship 2018 jadi momen berkesan bagi Deliana

Cinta pada Sepak Bola Alasan Deliana Fatmawati Tekuni Profesi WasitInstagram.com/Juniorkaban20

Memiliki lisensi wasit FIFA membuat Deliana bisa memimpin pertandingan internasional maupun kompetisi yang diadakan oleh AFF (ASEAN Football Federation), AFC (Asian Football Confederation), maupun FIFA. Nah, karena Deliana mempunyai lisensi wasit dari FIFA, dia ditunjuk AFF untuk memimpin pertandingan saat kompetisi AFF Woman's Championship 2018.

"Paling berkesan ya waktu AFF Woman's Championship 2018. Saat itu aku ngerasa partner wasit dan semuanya bukan orangg Indonesia. Lalu kita masuk ke dalam lapangan disebut namanya. Setelah itu aku baru sadar itu keren banget," ujarnya. 

7. Pesan Deliana untuk perempuan Indonesia

Cinta pada Sepak Bola Alasan Deliana Fatmawati Tekuni Profesi WasitInstagram.com/Juniorkaban20

Penolakan menjadi hal yang paling menyakitkan bagi Deliana. Menurut pengalamannya dia mengalami banyak penolakan saat memutuskan menjalani profesi wasit, termasuk dari orangtuanya sendiri.  

"Penolakan akan terjadi saat kita memilih sesuatu yang gak umum (bagi perempuan), contohnya adalah saat memilih wasit sebagai profesi," ujarnya. 

Menurutnya, meski awalnya ada penolakan dari orang-orang sekitarnya, dia tetap memutuskan untuk menjadi wasit. Dia tidak akan menyerah meraih apa yang menurutnya baik.

"Selama yang aku ambil itu gak merugikan, selama itu tidak membuat nama keluarga tercemar ya, aku akan ambil. Lalu aku harus kasih sesuatu yang bikin mereka gak nolak lagi. Harus maju terus selama gak merugikan, maju terus saja pantang mundur," ujar dia lalu tersenyum. 

Itu dia kisah Deliana Deliana Fatmawati Kaban yang memutuskan tetap menjadikan wasit sebagai profesinya, meski selama ini wasit identik dengan pria. Penolakan dari orang-orang terdekatnya, terutama orangtua tak membuatnya mundur. Kalau dia saja bisa, mengapa kamu tidak bisa?

Baca Juga: Benedicta Herlina: Perempuan Berharga karena Dia Manusia

Topik:

  • Edwin Fajerial
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya