Pertimbangkan Baik-baik, Ini 5 Risiko Tanam Benang yang Wajib Dipahami
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam beberapa tahun terakhir, prosedur tanam benang menjadi sangat populer dan digemari di kalangan praktisi dan pasien. Tanam benang menjadi salah satu prosedur nonbedah yang paling banyak dicari karena berisiko rendah dan minimal invasif.
Namun, seperti halnya prosedur estetika dan kosmetik, risiko rendah tidak berarti tidak ada risiko. Di balik berbagai kelebihan yang ditawarkan, prosedur tanam benang juga memiliki risiko sehingga kita perlu berhati-hati.
Dikutip dari laman International Fellowship in Advanced Aesthetic Science dan Plastic Surgeons, inilah beberapa risiko dari tanam benang.
1. Hasil jangka panjangnya tidak pasti
Tidak seperti perawatan kosmetik lain yang sering menggabungkan perawatan kulit eksternal dan internal atau merangsang pembentukan kolagen untuk mempertahankan hasil jangka panjang, tanam benang bersifat satu dimensi. Artinya, tanam benang tidak merangsang atau membantu proses antipenuaan sehingga efeknya sangat bergantung pada keahlian ahli bedah yang merawat.
Selain itu, gaya hidup negatif seperti penambahan berat badan dan merokok dapat dengan cepat menghilangkan efek tanam benang. Jadi, cukup sulit untuk memberikan perkiraan yang akurat mengenai awet tidaknya hasil dari tanam benang. Hasilnya mungkin bertahan dalam hitungan tahun atau hanya beberapa bulan.
2. Tidak cukup efektif untuk mengatasi semua masalah penuaan
Jika dibandingkan dengan perawatan kosmetik lainnya, tanam benang dirasa hanya ditujukan untuk orang-orang dari golongan tertentu, utamanya usia 35 hingga 55 tahun. Tanam benang tidak dapat digunakan di semua jenis kulit.
Lebih lanjut, tanam benang hanya ditujukan untuk satu bentuk gejala penuaan saja, yaitu kendur atau keriput. Tanam benang tidak dapat memberikan perawatan untuk mengatasi pigmentasi atau bercak dan tidak dapat digunakan untuk kontur kulit yang meluas.
Baca Juga: 7 Ritual Wajib Perawatan Wajah Sebelum Tidur, Jangan Abaikan
3. Ketidaknyamanan pascaprosedur
Editor’s picks
Salah satu keluhan paling umum dan dilaporkan para adalah ketidaknyamanan dan nyeri. Meskipun minimal invasif, prosedur tanam benang tidak sepenuhnya bebas rasa sakit. Pasien terkadang mengalami memar, bengkak, dan nyeri pascaprosedur.
Meskipun keluhan tersebut sering tidak didefinisikan sebagai komplikasi, efek setelah prosedur seperti nyeri, memar, dan bengkak tentu saja menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien. Terlebih, kadang kala keluhan ini dirasakan dalam waktu yang lama.
4. Kemungkinan asimetri wajah
Asimetri wajah adalah kemungkinan komplikasi lain yang dapat timbul dari dilakukannya tanam benang.
Asimetri wajah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penggunaan anestesi, asimetri wajah yang melekat, dan atau pengangkatan yang tidak memadai di satu sisi.
5. Hematoma
Dalam kasus yang jarang terjadi, pasien dapat mengembangkan hepatoma ketika praktisi tanpa sengaja melukai atau merusak dinding pembuluh darah yang menyebabkan darah merembes ke daerah sekitarnya selama prosedur.
Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, imobilitas permanen dapat terjadi jika saraf wajah bagian dalam rusak selama prosedur tanam benang. Hematoma dan kasus imobilitas permanen memang jarang terjadi, tetapi bukan tidak mungkin terjadi.
Mengetahui kelebihan dan risiko dari suatu perawatan kosmetik dapat menjadi pertimbangan sebelum memilih suatu prosedur kosmetik. Jika menurutmu prosedur ini tepat untukmu, langkah selanjutnya adalah mencari tempat yang memiliki reputasi baik dan profesional.
Baca Juga: Tanpa Tanam Benang, 5 Tips Makeup Ini Bisa Buat Wajahmu Tampak Tirus
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.