5 Desainer Perwakilan IFC Ikutserta dalam Global Talents Digital 2020

Acara ini mengusung tema sustainability

Selama ini, kita hanya tahu produk fashion yang dipajang di etalase toko, website, atau e-commerce ketika akan membeli sebagai konsumen. Padahal dibalik itu, fesyen yang cepat berganti juga menghasilkan limbah sisa yang mencemari lingkungan. Pemakaian material busana yang menghasilkan limbah mendorong desainer memanfaatkannya sebagai bahan yang lebih ramah bumi.

Mengusung tema sustainability, lima desainer perwakilan Indonesian Fashion Chamber (IFC) akan mengikuti acara daring internasional off-season, Global Talents Digital, pada tanggal 4-6 September 2020. Acara ini diselenggarakan oleh Fashion Futurim Initiative yang didukung oleh Russian Fashion Council dan Mercedes-Benz Fashion Week Russia. Beringkut ulasan selengkapnya oleh IDN Times dari Konpers Indonesian Fashion Chamber (IFC) untuk acara Global Talents Digital 2020 pada Kamis (27/8/2020) lalu.

1. Konsep sustainability yang diusung dalam koleksi desainer mencakup upcycling, recycling, ethical fashion, slow fashion, dan zero waste

5 Desainer Perwakilan IFC Ikutserta dalam Global Talents Digital 2020Alexander Shumsky, President of Russian Fashion Council dan Mercedes-Benz Fashion Week Russia dalam Konpers Indonesian Fashion Chamber (IFC) untuk acara Global Talents Digital 2020. 27 Agustus 2020. IDN Times/Fajar Laksmita

Desainer di seluruh dunia hadir dengan menampilkan koleksi terbaru pada pelanggan, media, pembeli, penata busana, dan pelaku industri melalui video presentasi, siaran langsung, teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). Konsep yang diusung dalam sustainability tersebut mencakup upcycling, recycling, ethical fashion, slow fashion, hingga zero waste

"Keberlanjutan adalah kata yang tertanam kuat dalam karya banyak perusahaan dan merek fesyen. Namun, proses pembangunan berkelanjutan masih belum jelas bagi khalayak luas. Tujuan dari Global Talents Digital virtual pada bulan September adalah untuk mengenalkan penonton dan pemain industri dengan desainer berkelanjutan baru, serta menyajikan informasi dasar yang diperlukan tentang keberlanjutan yang memiliki setiap peluang untuk menjadikan planet ini tempat yang lebih baik." -Alexander Shumsky, President of Russian Fashion Council dan Mercedes-Benz Fashion Week Russia.

2. Anggiasari mengusung tema Valiance dengan daur ulang pada strategi desain denim garmen yang reject, cacat, dan over stock di industri lokal

5 Desainer Perwakilan IFC Ikutserta dalam Global Talents Digital 2020Koleksi AM by Anggiasari dalam Konpers Indonesian Fashion Chamber (IFC) untuk acara Global Talents Digital 2020. 27 Agustus 2020. (Dok. Istimewa)

Brand Modest Fashion, AM by Anggiasari, ikut serta dengan mengusung tema Valiance Spring Summber 2021. AM membawa konsep sustainable dengan strategi desain daur ulang dari garmen yang reject, cacat, dan over stock dari industri lokal dengan kombinasi tekstil yang ramah lingkungan. 

"Koleksi Valiance berupa androgini style, dekonstruksi style, sporty casual diperuntukan wanita atau pria dengan usia 20-45 tahun dengan non-formal atmosphere. Valiance memiliki trapezoid silhouette, yaitu material yang digunakan berupa denim reused, katun bamboo, katun tenun tradisional. Detail berupa layer, symmetric-asymmetric, berstruktur, teknik unfinished shredded, patchwork fabrik dan denim washing technique."- Anggiasari, Founder AM by Anggiasari-

3. Sementara desainer Emmy Thee menggunakan konsep zero waste pattern yang menghasilkan 3 look berbeda

5 Desainer Perwakilan IFC Ikutserta dalam Global Talents Digital 2020Koleksi Emmy Thee dalam Konpers Indonesian Fashion Chamber (IFC) untuk acara Global Talents Digital 2020. 27 Agustus 2020. (Dok. Istimewa)

Emmy Thee, desainer yang mengusung tema Changes terinspirasi dari konsep bahwa manusia hidup dalam ruang dan waktu yang selalu berubah. Emmy menggunakan potongan kain persegi yang sama (zero waste pattern) untuk menghasilkan 3 look yang berbeda. 

dm-player

"Dengan strategi ini bisa meminimalisir material. Kedua saya pakai kain wastra, karena membuat para perajin hidupnya akan sustain. Kita tahu bumi ini berubah, dipengaruhi perilaku manusia. Saya memakai tenun pewarnaan alam atau tie dye pewarnaan alam. Selain itu, saat ini kami mencoba me-recycle kain bekas seperti denim," terang Emmy Thee. 

Baca Juga: Upgrade Penampilanmu dengan Masker dan Pouch Tenun IKAT Indonesia

4. Terinspirasi dari boneka kertas saat kecil dulu, Rosie Rahmadi mengusung konsep Multifunctional Modest Wear pada ajang ini

5 Desainer Perwakilan IFC Ikutserta dalam Global Talents Digital 2020Koleksi Rosie Rahmadi dalam Konpers Indonesian Fashion Chamber (IFC) untuk acara Global Talents Digital 2020. 27 Agustus 2020. (Dok. Istimewa)

Multifungsi merupakan salah satu strategi konsep sustainable yang mampu membuat sebuah pakaian dapat memiliki fungsi dan style yang berbeda, sehingga memberikan daur hidup pakaian yang lebih panjang. Dengan demikian, penggunaan diharapkan tidak cepat jenuh dengan produk dan otomatis menunda pembuangannnya. 

Rosie Rahmadi, Designer of The Year di Bali Fashion Week 2019 yang ikut serta dalam GTD 2020, memaparkan bahwa ide Multifunctional Modest Wear bermula dari konsep boneka kertas atau paper dolls saat kecil dulu, yang mana satu item dapat dibuat style bermacam-macam sesuai gaya dan suasana. 

"Di sini yang ingin saya sampaikan sesuatu yang tampak indah, tapi dibaliknya ada tanggungjawab besar. Konsep sustainability ini bisa membawa dampak besar. Ketika kita kreatif dan mampu menciptakan satu hal yang baru membuat kita bahagia." ucapnya.

Ia pun menambahkan "Kita menghasilkan gaya baru lagi sehingga daur hidupnya lebih lama. Kekuatan Rosie Rahmadi adalah human touch, bagaimana hasil karya manusia tidak tergantikan dengan mesin." ujar desainer yang dikenal dengan sentuhan hand touch dalam koleksinya seperti makrame, sulam, atau aksen kepang ini. 

5. Beberapa koleksi dari Aldre Indrayana merupakan upcycled pieces dari koleksi lama dan item yang rejected saat proses Quality Control

5 Desainer Perwakilan IFC Ikutserta dalam Global Talents Digital 2020Koleksi Aldre Indrayana dalam Konpers Indonesian Fashion Chamber (IFC) untuk acara Global Talents Digital 2020. 27 Agustus 2020. (Dok. Istimewa)

Dua desainer selanjutnya adalah Gregorius Vici yang dikenal koleksinya menggunakan teknik patchwork dan Aldre Indrayana. Menariknya, Andre Indrayana berkolaborasi dengan Cota-Cota Studio untuk membuat ilustrasi desain yang terinspirasi dari kurangnya privasi di media sosial. Baju pada koleksi ini banyak yang merupakan upcycled pieces dari koleksi lama dan item yang rejected saat proses Quality Control.

Tim Aldre memutuskan menyederhanakan gagasan awal pada sisi siluet dan wearbility. Salah satu kuncinya ada pada neckerchief dan scarf yang terbuat dari limbah kerudung. "Kita juga ada batik stamp gitu. Nah batik stamp kita buat dari limbah sepatu. Kita buat cap dengan kolaborasi ilustrasi dari Cota-Cota Studio. Beberapa jaket juga dibuat dari kombinasi busana tradisional Jawa seperti beskap," tambah Aldre. 

Acara Global Talents Digital 2020 yang pertama sukses diselenggarakan pada Juni lalu dengan menampilkan 50 desainer seluruh dunia. Pada tahap dua ini acara akan berlangsung pada 4-6 September 2020 dengan mengusung tema Sustainability. 

Baca Juga: Barli Asmara dan 4 Desainer Kondang yang Dekat dengan Kalangan Artis

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya