Kisah Inspiratif Endri Kurniawati, Melawan Kanker dengan Literasi

#AkuPerempuan Penulis buku serial hidup dengan kanker

Endri Kurniawati berprofesi sebagai Editor di salah satu majalah berita dan politik nasional. Penyintas kanker payudara ini survive setelah melakukan pengobatan dan kemoterapi yang dimulai dari tahun 2012.

Ia kerap diundang sebagai speaker karena kisahnya inspiratifnya dalam menerima penyakit tersebut serta bagaimana dia berjuang hingga mulai pulih. Berikut perjalanan Endri melawan kanker dan bagaimana ia membagikan pengalamannya melalui menulis. 

1. Sebelum ditempatkan di kantor Surabaya, perempuan lulusan Sosiologi UNAIR ini pernah bekerja di kantor Jakarta selama 19 tahun

Kisah Inspiratif Endri Kurniawati, Melawan Kanker dengan Literasidok. pribadi/ Endri Kurniawati

Endri yang berprofesi sebagai editor sempat merantau selama 19 tahun di Jakarta. Motivasi awal kenapa ia memilih menulis buku adalah ingin memberi informasi bagi penyintas kanker lain secara akurat, salah satu yang bisa ia lakukan adalah dengan menulis.

"Minim sekali informasi tentang kanker, padahal yang sakit kanker banyak dan hampir semua awam tentang kanker. Jadi ketika awal itu saya bingung, apa ini kanker. Saya wartawan yang biasa terpapar informasi saja tidak terbiasa dengan informasi mengenai kanker. Apalagi dengan orang-orang yang tidak seperti saya, yang paparan informasinya gak sebanyak saya." terang Endri.  

Banyak informasi yang mengupas kanker termasuk dari media sosial, namun beberapa dari itu justru mengandung hoax. Itulah yang membuat Endri berusaha mencari sendiri bahan kepenulisan, ia mencari bahan tentang kanker dan cara penanganan yang sesuai standar start from buttom.

"Saya mencari bahan sebelum divonis, bahkan sebelum memutuskan untuk operasi. Saya harus mengambil keputusan, saya harus mencari tahu benar pengobatan mana yang paling efektif untuk saya. Keadaan saat itu sangat krusial, jadi kalau saya salah langkah sedikit akan fatal, tambah Endri.

2. Dimulai dari keinginan ingin membagikan kisah survive-nya pada banyak orang, kemudian Endri mulai berani menulis

Kisah Inspiratif Endri Kurniawati, Melawan Kanker dengan Literasidok, pribadi/Endri Kurniawati

"Saya ingin membagikan bahan yang sudah saya dapatkan itu pada banyak orang agar mereka tidak bingung. Coba bayangkan orang dalam keadaan yang kalut, takut, serta merasa terancam hidupnya namun tidak mendapatkan informasi benar saat itu. Saya pikir saya harus menulis. Sebenarnya awal mula menulis itu bukan karena keinginan saya, tapi dorongan dari teman." terang Endri.

Waktu itu Endri masih merasa kurang percaya diri, dia pikir dia bukan orang spesial karena banyak kasus yang lebih berat dari penyakitnya. Lalu salah seorang teman bilang bahwa yang membedakan Endri dari penyintas lain adalah mereka mungkin tidak punya kesempatan menulis. Alasan lainnya adalah banyak buku tentang kanker namun tidak terkonfirmasi.

Bahan yang ia dapatkan untuk menulis buku adalah dari pengalaman pribadi dan konfirmasi informasi dari dokter, farmakolog, dan psikolog. "Saya ingin memberi tahu bahwa orang mungkin sembuh dari kanker, tapi sembuh dalam tanda kutip. Karena orang penyandang kanker itu tidak pernah bisa sembuh kalau di badannya masih ada. Saya masih harus cek setiap tahun, cek USG, cek penanda tumor. Artinya tiap tahun juga kami dalam ketidakpastian," terang perempuan yang memiliki hobi menyanyi dan memasak ini. 

3. Angle dari buku pertama Endri membantu memberikan pertimbangan pada pembaca tentang cara pengobatan yang efektif dan penyesuaian diri

dm-player
Kisah Inspiratif Endri Kurniawati, Melawan Kanker dengan LiterasiDok. pribadi/ Endri Kurniawati

Buku pertama adalah bercerita tentang penyesuaian diri dan pertimbangan tentang pengobatan yang paling efektif. "Orang biasanya minum daun sirsak, tapi dia mungkin tidak mencari tahu risetnya dari mana. Saya melihat orang kanker itu banyak diombang-ambing oleh informasi yang tidak benar. Kemudian buku itu memberikan pertimbangan soal itu. Kalau kamu sakit, kamu tinggal datang ke tempat yang sudah akurat, kamu tidak usah ke sana-sana (ke tempat yang tidak jelas). Saya menulisnya dengan story telling," terang Endri.

Sementara buku kedua mengisahkan tentang bagaimana cara hidup bersama kanker. "Ketika gak jadi mati, saya kan hidup bersama kanker. Nah ini buku how to, how to live with cancer,"  tambah perempuan yang berusia 52 tahun ini. 

Baca Juga: Wike Frinidya, Dokter Estetika dan Ahli Bela Diri di WSDK Surabaya

4. Selain menulis, ternyata Endri juga masih bekerja sebagai karyawan

Kisah Inspiratif Endri Kurniawati, Melawan Kanker dengan Literasidok. pribadi/ Endri Kurniawati

Ketika ditanya apa saja kendala ketika menulis, Endri mengatakan adalah waktu. Ia harus mencuri waktu karena ia masih bekerja sebagai karyawan. Sekarang Endri sudah tahu bagaimana menyesuaikan diri dengan kegiatannya, karena ia sadar bahwa kondisi fisiknya sekarang sudah cepat lelah. Misalnya seperti olahraga yang tadinya bisa sampai 2 jam, sekarang dibatasi hanya 45 menit. 

Endri sering diminta untuk jadi pembicara bukan hanya tentang kanker, namun juga tentang kepenulisan, salah satunya adalah dari BEKRAF. Ada penyesuaian yang sekarang dilakukan, misalnya sehari sebelumnya ia harus istirahat agar saat acara tetap fit. 

"Saya berusaha kalau stres pekerjaan saya dengerin musik. Keinginan saya harus saya ubah. Seperti misalnya dulu, saya pengin banget naik pangkat tapi harus ke Jakarta lagi. Jadi sebaiknya saya tidak lagi memikirkan karier yang itu. Artinya saya mengubah formulasi yang dulu dan disesuaikan dengan kondisi tubuh yang sekarang. Saya merasa perlu personal rebranding, kalau ternyata oh hidup bersama kanker itu juga indah, " terang Endri. 

5. Kuncinya adalah tidak menunda pengobatan, sehingga kanker segera bisa ditangani dengan tepat

Kisah Inspiratif Endri Kurniawati, Melawan Kanker dengan LiterasiDok. pribadi/Endri Kurniawati

"Biasanya orang yang punya masalah onkologi, punya masalah psikologi. Saya punya banyak teman psikolog dan saya bergaul sama mereka, sehingga itu membantu sekali. Namun waktu acceptance, itu harus saya sendiri. Tuhan itu punya hak prerogatif, salah satu hak prerogatifnya memberi saya apa aja termasuk penyakit," tambah perempuan kelahiran Kota Bangkalan, Madura ini. 

"Perempuan hebat adalah perempuan yang bisa berguna bagi lingkungannya. Sebaik-baiknya orang kan harus berguna bagi orang lain, kalau buat dirinya sendiri ya buat apa," tambah wanita yang juga pernah menjadi suplier batik untuk fashion show Barlie Asmara. Perempuan inspiratif bagi Endri adalah Ibu, karena beliau mengajarkan kerja keras. Kalau dalam hal literasi, penulis favorit Endri adalah Goenawan Mohammad

Berikut tadi bagaimana perjalanan hidup Endri Kurniawati bersama kanker. Semoga bisa menginspirasimu ya!

Baca Juga: Jessica Yamada, Jatuh Bangun Membangun Bisnis Katering Sehat

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya