5 Tanda Kamu Sudah Terlalu Terobsesi dengan Kecantikan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ladies, tampil cantik dan menawan adalah impian bagi hampir semua wanita. Ya, siapa sih wanita yang gak pengen tampil percaya diri, tapi ada saja lho yang beranggapan bahwa kecantikan sebagai satu-satunya sumber kepercayaan diri bagi seorang wanita.
Akibatnya, terobsesi dengan kecantikan pun tak terhindarkan yang sebenarnya punya dampak negatif tersendiri lho. Oleh karena itu, mari kita simak apa saja tanda-tanda kalau kamu terlalu terobsesi dengan kecantikan.
1. Memaksakan diri untuk mengikuti standar kecantikan yang tidak realistis
Ladies, standar kecantikan itu berbeda-beda atau beragam. Misalnya, standar kecantikan di Indonesia dengan di Korea Selatan tentu saja berbeda. Nah, kalau kamu memaksakan diri untuk mengikuti standar kecantikan yang tidak bisa kamu capai alias tidak realistis, maka kamu akan frustasi sendiri lho.
Berusaha tampil cantik sih boleh-boleh saja ya, tapi yang terpenting jangan memaksakan diri secara berlebihan. Intinya, sambil berusaha merawat kecantikan kamu juga harus ingat untuk tetap mencintai diri sendiri ya. Jangan sampai kamu merasa minder karena merasa tidak cantik sesuai standar kecantikan yang ada.
2. Suka selfie secara berlebihan
Kegiatan berswafoto atau selfie sudah tidak asing lagi di telinga kita. Nah, selfie ini wajar-wajar saja kok untuk kita lakukan. Yang sering menjadi masalah adalah seberapa sering kamu melakukan selfie ini.
Sebab, bila kamu terlalu sering melakukan selfie dan sampai mengganggu kehidupanmu sehari-hari maka ada kemungkinan kesukaan berselfie ini mengarah ke gangguan narsisme lho.
Nah, terlalu terobsesi dengan kecantikan ini juga berhubungan erat dengan kesukaan berselfie secara berlebihan dan mengarah kepada gangguan narsisme.
Bukan berarti setiap orang yang suka selfie mengidap gangguan narsisme ini ya. Tapi, setidaknya kamu bisa lebih paham bahwa salah satu tanda kuat kalau kamu terobsesi dengan kecantikan adalah suka selfie secara berlebihan. Dan, pada akhirnya kamu yang harus menilai diri secara objektif, apakah sudah berlebihan dalam melakukan selfie atau tidak.
3. Melupakan soal inner beauty
Editor’s picks
Kecantikan luar memang bisa menggoda dan menarik hati. Tapi, jangan lupa juga soal kecantikan yang tak tampak dari luar. Ya, kecantikan dalam diri atau sering disebut inner beauty ini sering terlupakan oleh mereka yang terobsesi dengan kecantikan.
Padahal, kecantikan dalam diri ini juga sangat penting lho, bahkan bisa saja lebih penting dari kecantikan luar. Misalnya, dengan selalu bersikap positif yang bikin inner beauty-mu senantiasa terpancar.
Baca Juga: Gak Tulus Cinta, Ini 5 Tanda Kamu Terobsesi untuk Mengubah Pacar
4. Menggunakan kecantikanmu untuk merendahkan orang lain
Berkaitan dengan inner beauty di atas, apalah guna kecantikan fisik bila tidak diimbangi attitude atau sikap yang baik. Tanda kuat lain kalau kamu sudah terlampau jauh terobsesi dengan kecantikan adalah dengan melihat sikapmu terhadap orang lain.
Kalau kamu suka merendahkan orang lain dengan menggunakan kecantikanmu, maka kamu pasti sudah terlalu terobsesi dengan kecantikan. Jadi, perhatikan poin penting ini dengan baik ya!
5. Pengeluaran untuk biaya kecantikan melebihi pendapatanmu sendiri
Seringkali, agar bisa tampil cantik dan menarik diperlukan sejumlah biaya. Tak jarang, biaya tersebut bernilai fantastis dan bikin geleng-geleng kepala, apalagi bagi kamu yang rela melakukan apapun demi terlihat cantik.
Terutama, kalau biaya untuk kecantikan tersebut sudah melebihi batas pendapatanmu sendiri. Sebenarnya, tak ada salahnya kok mengeluarkan biaya untuk kecantikan sendiri asalkan tidak berlebihan atau sesuai kesanggupanmu. Mudah-mudahan dengan penjelasan di atas, kamu bisa perlahan-lahan mengurangi obsesimu terhadap kecantikan ya. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Waspada, Ini 5 Tanda Kalau Kamu Terlalu Terobsesi pada Kesuksesan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.