7 Sahabat Pena Kartini, Ada Warga Belanda hingga Jerman

Ada feminis, linguis, bahkan sosialis

Siapa yang tak kenal dengan Pahlawan Emansipasi Wanita? Perempuan cerdas yang begitu masyhur namanya hingga negeri Belanda. Surat-surat yang ia tulis menjadi saksi bisu perjuangan memajukan kaum perempuan sebangsanya. Ia adalah R. A. Kartini, putri bupati Jepara yang lahir pada 21 April 1879.

Meski hidup sebagai keluarga bangsawan, Kartini tak pernah terlena dengan kemewahan. Sebaliknya, ia justru merasa terbelenggu. Melalui lembaran-lembaran kertas yang ia kirimkan pada sahabatnya, ia membebaskan pikiran. Surat-surat itu berisi cita-cita Kartini agar kaumnya bebas dari kungkungan adat. Siapa sajakah sahabat pena Kartini ? Yuk, kenalan dengan 7 sahabat pena Kartini di bawah ini!

1. Kumpulan surat-surat Kartini pertama kali disusun menjadi buku oleh J.H. Abendanon

7 Sahabat Pena Kartini, Ada Warga Belanda hingga Jermansurat Nyonya Abendanon kepada Kartini dalam arsip Universitas Leiden (digitalcollections.universiteitleiden.nl/Kartini Letters)

Kumpulan surat-surat Kartini pertama kali terbit tahun 1911 dengan judul Door Duisternis tot Licht, atau lebih dikenal dengan Habis Gelap Terbitlah Terang. Tahukah kamu sosok dibalik penyusunan buku legendaris ini? Ialah Mr. J.H. Abendanon, pria berkebangsaan Belanda.

Mr. J.H. Abendanon dan istrinya adalah sahabat pena kartini. Pertama kali dipertemukan ketika keluarga Abendanon melakukan perjalanan ke seluruh pulau Jawa untuk menghimpun pendapat kepala-kepala daerah. Abendanon saat itu menjabat sebagai Direktur Kementerian Pengajaran dan Kerajinan. Dari sanalah, Kartini dan keluarga Abendanon aktif berkorespondensi hingga tahun 1904. Bahkan, Nyonya R.M. Abendanon dipanggil "ibu" oleh Kartini.

Mr. J.H. Abendanon punya kepedulian tinggi terhadap masyarakat Jawa. Dialah yang turut memperjuangkan keadilan untuk masyarakat Jawa, baik di bidang hukum, pendidikan, bahkan seni kerajinan. Dedikasi inilah yang membuat Kartini menyambutnya dengan gembira dan menjadi sahabat pena hingga akhir hayat.

2. Stella Zeehandelaar, sahabat pena Kartini yang punya paham feminisme

7 Sahabat Pena Kartini, Ada Warga Belanda hingga Jermanilustrasi majalah "De Hollandsche Lelie" (instagram.com/de_hollandsche_lelie)

Berusia lima tahun lebih tua dari Kartini, tepatnya lahir pada tahun 1874, Nona Stella Zeehandelaar adalah sahabat pena Kartini yang punya pemikiran modern dan penganut feminisme. Orang tua Stella adalah seorang dokter. Ia sendiri telah merampungkan sekolah menengah dan bekerja di kantor pos Belanda, sebuah pencapaian luar biasa bagi perempuan kala itu.

Kedua perempuan berpikiran maju ini pertama kali bertemu di redaksi De Hollandsche Lelie, tahun 1899. Majalah tersebut merupakan kegemaran Kartini, bahkan memuat tulisannya. Tak heran bila De Hollandsche Lelie mempengaruhi gaya bahasa Kartini dalam surat-suratnya. Stella wafat pada tahun 1936 di Italia.

3. Ir. H.H. van Kol, sosialis tulen yang menentang politik penjajahan

7 Sahabat Pena Kartini, Ada Warga Belanda hingga Jermanilustrasi majalah "De Hollandsche Lelie" (instagram.com/de_hollandsche_lelie)

Henri Hubert van Kol adalah seorang insinyur berkebangsaan Belanda, sekaligus sosialis sejati. Oleh karena itu, ia memberontak terhadap keadaan yang menindas masyarakat Hindia Belanda. Akibatnya, ia dituntut 3 bulan penjara atas tuduhan "menghasut" ketika pulang ke tanah kelahirannya.

Bukan hanya Henri, istrinya yang bernana J.M.P van Kol pun menjadi sahabat pena Kartini. Ia adalah penulis di redaksi De Hollandsche Lelie. Keluarga van Kol punya pengaruh yang besar terhadap pemikiran-pemikiran Kartini.

Baca Juga: [OPINI] Refleksi Kartini: Feminisme dan Kesalahpahamannya

4. Nyonya M.C.E Ovink, istri residen Jepara yang menggeluti bidang sastra

dm-player
7 Sahabat Pena Kartini, Ada Warga Belanda hingga Jermanpotret Kartini dalam arsip kurator Universitas Leiden (leidenspecialcollectionsblog.nl/Doris Jedamski)

Konon, Nyonya M.C.E Ovink adalah sahabat paling dicintai Kartini. Hubungan keduanya berlangsung layaknya ibu dan anak. Ia adalah seorang istri residen Jepara tahun 1894. Pada saat kunjungan kabupaten, keluarga residen Jepara ini pertama kalinya bertemu Kartini. Mulanya, Kartini dan saudara-saudaranya belajar melukis dI keluarga Ovink. Namun, seiring berjalannya waktu hubungan tersebut makin melekat.

Keluarga Ovink merupakan aktivitis seni dan sastra, khususnya seni lukis dan buku anak-anak. Sekembalinya keluarga Ovink ke Belanda, Kartini tetap aktif berkorespondensi. Hal ini menunjukkan betapa kuat hubungan emosional keduanya. Keharuannya ketika berpisah dengan Nyonya Ovink dicurahkan Kartini dalam surat-suratnya.

5. Dr. Nicolaus Adriani, seorang linguis berkebangsaan Belanda

7 Sahabat Pena Kartini, Ada Warga Belanda hingga Jermanpotret Kartini dan suami dalam arsip kurator Universitas Leiden (leidenspecialcollectionsblog.nl/Doris Jedamski)

Nicolaus Adriani merupakan seorang ahli bahasa (linguis) dari Negeri Kincir Angin, Belanda. Pada tahun 1894, ia diutus untuk mempelajari bahasa-bahasa Toraja di Sulawesi Tengah untuk kepentingan penerjemahan kitab Injil. Karakternya yang dikenal rendah hati membuat Nicolaus Adriani dekat dengan rakyat.

Persahabatan merupakan sebuah kebutuhan hidup bagi Nicolaus Adriani. Oleh karena itu, ia gemar melakukan korespondensi. Salah satu sosok sahabat pena yang ia miliki adalah Kartini, gadis muda dan cerdas kelahiran Jepara. Melalui surat, keduanya saling berbagi pikiran dan pandangan hidup. Perjalanan Nicolaus Adriani di tanah Toraja menghasilkan sebuah buku berjudul De Bare'e spre kende Toradja's van Midden, kumpulan puisi rakyat yang diterjemahkan dalam bahasa Belanda.

6. Nyonya H.G de Booy, putri pemimpin redaksi "Algemeen Handelsbald"

7 Sahabat Pena Kartini, Ada Warga Belanda hingga Jermanbiografi Nyonya H.G. de Booy dalam buku "Habis Gelap Terbitlah Terang" (dok.pribadi/himatulaliyah)

Lahir pada 12 Juli 1877, Hilda Gerarda de Booy merupakan putri sastrawan Charles Boissevain, pemimpin redaksi harian terkenal Algemeen Hadelsblad. Ia juga istri seorang ajudan Gubernur Jenderal Rooseboom bernama Hendrik de Booy yang ia nikahi pada tahun 1897. Keluarga de Booy banyak menaruh perhatian pada bidang seni, kemanusiaan, dan kemasyarakatan.

Pertemuan Hilda Gerarda de Booy dengan Kartini bermula pada tahun 1900, ketika Gubernur Jenderal mengundang keluarga bupati Jepara berkunjung ke Bogor. Sejak saat itu, mereka menjalin hubungan dekat dan saling bersurat. Ketika pulang ke Belanda, Nyonya de Booy menjadi pengurus Kartini-fonds, serta turut menyebarkan buah pemikiran Kartini.

7. Prof. Dr. G.K. Anton merupakan guru besar ilmu kenegaraan di Jerman

7 Sahabat Pena Kartini, Ada Warga Belanda hingga Jermantulisan tangan Kartini dalam arsip Universitas Leiden (digitalcollections.universiteitleiden.nl/Kartini Letters)

Lain dengan enam sehabat kartini sebelumnya yang berasal dari Belanda, sosok satu ini berasal dari Jerman. Ia bernama Prof. Dr. G. K. Anton, seorang guru besar ilmu kenegaraan di Jena (Jerman). Anton menikahi gadis asal Belanda untuk dijadikan istri, kemudian melakukan tour ke Jawa. Ketika mengunjungi Jepara, bertemulah mereka dengan Kartini.

Surat Kartini yang dikirm ke Prof. Dr. G. K. Anton memang tak sebanyak sahabat-sahabat lainnya, terutama keluarga Abendanon dan Stella. Namun, dalam suratnya kepada Prof. Anton, ia memohon pengajaran dan pendidikan untuk kaumnya di Hindia Belanda. Betapa Kartini berjuang keras agar kaumnya mendapat pendidikan layak. Kini, cita-citanya terlaksana, perempuan-perempuan di negerinya mendapat pendidikan dan turut menikmati abad modern.

Sosok-sosok di atas merupakan saksi kemajuan pemikiran dan perjuangan Kartini. Oleh sebab itu, jasa luhur pahlawan emansipasipatoris ini akan terkenang sepanjang zaman. Sosok Kartini akan selamanya terpatri dalam sanubari bangsa Indonesia. Setuju?

Baca Juga: [OPINI] Refleksi Kartini: Feminisme dan Kesalahpahamannya

Himatul Aliyah Photo Verified Writer Himatul Aliyah

Anak mbarep yang lahir otodidak

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya