Kisah Febrika Mutiara, Pramugari Tangguh yang Tak Kenal Putus Asa

#AkuPerempuan "Begitulah dunia kerja, tidak selalu semudah yang kita pikirkan"

"Bukan hal yang aneh, ketika setiap orang berjuang dan mempertahankan impiannya masing-masing. Ada yang dengan gigih berjuang menempuh pendidikan yang tinggi untuk dapat meraih impiannya.

Ada yang bersusah payah mencoba berbagai hal dan kegiatan untuk dapat menemukan passion tertentu di dalam dirinya. Ada pula yang bersusah payah bertahan pada sebuah pekerjaan karena demikianlah hidup, jalannya tak selalu sesuai dengan apa yang kita pikir dan inginkan," tutur pramugari bernama Febrika Mutiara Kristie ini.

Ya, ini adalah sebuah kisah dari seorang perempuan tangguh, juga merupakan mantan model yang telah mengikuti beberapa kontes dan pertunjukkan model ini yang akhirnya memutuskan untuk menantang dirinya bekerja melayani masyarakat sebagai seorang pramugari di salah satu maskapai di Indonesia.

Tidak sedikit yang memandang sebelah mata pekerjaan yang ia pilih dan mengatakan bahwa pekerjaan ini tergolong mudah. Namun siapa sangka, di balik banyaknya komentar dan pandangan orang, ada sebuah perjuangan dan usaha yang tak mudah serta mengharukan.

Ada waktu yang dikorbankan, ada keluarga yang ditinggalkan, serta hal-hal sederhana yang sering tidak kita sadari tetapi menjadi amat berharga bagi mereka yang bekerja di dalam dunia penerbangan.

1. Hidup adalah pilihan

Kisah Febrika Mutiara, Pramugari Tangguh yang Tak Kenal Putus AsaDok. Pribadi/elle

Perjalanan karier Febrika Mutiara Kristie ini bukan perjalanan mudah seperti yang orang-orang pikirkan—tentang menjadi pramugari. Jalan-jalan ke luar kota bahkan negeri, memiliki penghasilan besar, bekerja di angkasa yang tidak macet dan tidak melelahkan, dan sebagainya.

Jangan salah, di usia mudanya ini, sudah begitu banyak pengalaman yang membuatnya menjadi perempuan dewasa dan tangguh di tengah tantangan dunia yang semakin keras ini. Pekerjaan yang menuntutnya untuk terus tersenyum sekalipun sedang bersedih dan rindu keluarga membuatnya menjadi perempuan yang kuat.

Di awal kariernya sebagai pramugari, perempuan yang akrab disapa Mutiara ini harus menempa dirinya dengan sistem pekerjaan 'senioritas' dan tak kenal waktu. Ia mengikuti pendidikan pramugari selama 4 bulan setelah sebelumnya menempuh pendidikan jurusan travel. Prinsip yang ia pegang membuatnya teguh menghadapi berbagai kesulitan yang datang ketika dalam proses menentukan kariernya.

"Saya tidak ingin menyusahkan orangtua", demikian pengakuan Mutiara. 

Ketulusan hatinya untuk tidak menyusahkan orangtua dalam arti mengeluarkan uang banyak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk pendidikan, mendorongnya menjadi seorang perempuan yang mandiri. Ia rela bekerja untuk membantu orangtua dan memberi kesempatan kepada saya, sebagai saudara kembarnya agar dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Dengan demikian, ia belajar untuk memilih dan membuat keputusan untuk menjalankan karir sebagai pramugari dengan begitu banyak pro dan kontranya.

Ia meyakini bahwa hidup adalah pilihan, tidak segala sesuatu berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. 

Baca Juga: Kisah Nadia Murad, dari Budak Seks ISIS Hingga Penghargaan Nobel

2. "If it meant to be, it will be"

Kisah Febrika Mutiara, Pramugari Tangguh yang Tak Kenal Putus AsaDok. Pribadi/elle

Ada satu hal yang begitu menginspirasi dari ucapan Mutiara, ia mengatakan: "Seringkali kita kecewa dengan impian-impian yang tidak terwujud atau kenyataan berkata berbeda dengan apa yang kita pikirkan. Namun barangkali benar bahwa salah satu aspek kedewasaan manusia terbentuk ketika kita mengecap kekecewaan."

Meskipun pernah beberapa kali ditolak ketika interview dengan alasan yang tidak jelas, Mutiara tetap gigih mencoba mendaftar menjadi pramugari agar dapat membanggakan orangtua dan membantu kehidupan keluarganya.

Sampai akhirnya setelah mencoba beberapa kali, ia pun dihubungi untuk mengikuti pendidikan selanjutnya. "Saya percaya, jika sesuatu itu harus terjadi, terjadilah," kataya. Apabila ia memang diizinkan Tuhan untuk menjadi kebanggaan orang tua, maka ia akan terus berjuang untuk menjadi kebanggaan keluarganya.

3. Proses tidak akan mengkhianati hasil

Kisah Febrika Mutiara, Pramugari Tangguh yang Tak Kenal Putus AsaDok. Pribadi/elle

Di balik kesuksesan yang orang lain lihat di dalam diri Mutiara, tentu saja tersimpan begitu banyak kisah dan pengalaman-pengalaman yang mendewasakannya. Ada saja orang yang mencibirnya dengan mengatakan "Kok, bisa sih dia jadi pramugari?", "Kok gak kuliah dulu?", dan sebagainya.

"Sukses tidak selalu ditentukan dari seberapa banyak dan panjang gelar dibelakang nama seseorang. Melainkan kerja keras dan rancangan Tuhan yang menentukan", tutur Mutiara.

dm-player

Sekalipun banyak yang mengatakan enaknya menjadi pramugari, Mutiara harus berjuang keras di tengah-tengah kejamnya senioritas di tempat kerjanya dan ia pun harus berhadapan dengan sistem yang keras. Ia sempat ingin menyerah ketika dihadapkan dengan dunia pekerjaan pramugari, di mana begitu banyak 'serigala berbulu domba'. Orang-orang yang rela melakukan apapun untuk mendapatkan kedudukan.

Mutiara menegaskan bahwa ketika menempuh pendidikan pun, bukan otak saja yang diasah melainkan mental dirinya juga ditempa. Ia dilatih berhadapan dengan berbagai banyak orang dengan karakter yang beragam. Para penumpang yang menganggap pramugari adalah 'pembantu' di pesawat dalam arti disuruh membawa barang-barang berat mereka dan mereka langsung duduk nyaman di pesawat.

Pernah suatu kali ia dan temannya sedang menjalani tugas penerbangan dan bertemu dengan salah satu penumpang di sebuah kota. Penumpang itu naik dan secara otoriter menyuruh awak kabin mengangkut tasnya yang begitu besar dan menaruhnya di bagasi yang terletak di atas tempat duduk penumpang. Kemudian sang penumpang langsung duduk begitu saja. Oleh karena terlalu berat, pergelangan tangan awak kabin tersebut bahkan sampai keseleo dan merasakan kesakitan yang teramat. Namun sang penumpang tak peduli karena ia menganggap demikianlah pekerjaan pramugari.

Banyak yang masih memandang keliru pekerjaan satu ini, tetapi Mutiara tidak menyerah. Banyak yang tak percaya ketika banyak para pramugari yang menceritakan betapa melelahkan mereka bekerja dan betapa jenuhnya. Menyedihkan bukan? Padahal pramugari juga manusia.

Para pramugari pun harus menjalani hari yang berat ketika mereka sakit. Mereka tidak bisa begitu saja izin karena akan mendapat teguran keras dari perusahaan, belum lagi caci maki dari atasan. Bahkan untuk peristiwa kedukaan pun, mereka tetap harus mengutamakan pekerjaan mereka, tidak seperti beberapa pekerjaan lain yang memberikan pengecualian untuk peristiwa kedukaan.

Seorang pramugari dituntut untuk bekerja dengan sangat profesional. Masih banyak juga yang mengindetikkan pekerjaan pramugari sebagai 'pekerjaan nakal'. Masih banyak yang memandang sebelah mata pekerjaan ini, Mutiara membuktikan bahwa ini semua kembali kepada pribadi masing-masing. Mereka dibayar mahal untuk waktu mereka, karena mereka begitu banyak kehilangan waktu dengan keluarga.

"Namun itulah hidup, selalu ada harga yang harus dibayar. Ada risiko besar dibalik pekerjaan saya, ada rasa jenuh dan lelah yang teramat sangat dibalik senyuman saya di depan penumpang. Saya harus bersiap dua jam sebelum keberangkatan, bahkan penerbangan subuh pun saya hadapi,"ungkap Mutiara.

Mereka rentan terkena radiasi, jet lag yang serius, juga masalah kesehatan janin. 

"Sejatinya, saya percaya tidak ada hasil yang mengkhianati proses," ujar Mutiara.

Kini Mutiara sudah menjadi Senior Flight Attendant, setelah beberapa tahun ia bekerja di perusahaannya. Ia pun mengemban tanggung jawab yang lebih besar.

4. Selalu rindu keluarga!

Kisah Febrika Mutiara, Pramugari Tangguh yang Tak Kenal Putus AsaDok. Pribadi/elle

Bagi kita yang bekerja kantoran dan di darat, barangkali tidak menyadari bahwa hal-hal kecil dan sederhana yang kita temui selama ini adalah hal yang sangat berarti. Seperti setiap Sabtu dan Minggu libur, pulang ke rumah dan bertemu saudara, keponakan yang menggemaskan, dapat mengatur rencana liburan di tanggal-tanggal tertentu seperti tanggal merah dan long weekend, dapat pergi ke kondangan di akhir pekan, pulang ke rumah dan makan masakan ibu.

Hal-hal tersebut sudah pasti tidak selalu dapat dirasakan oleh Mutiara dan rekan-rekannya yang bekerja sebagai pramugari. Mutiara pun harus rela tinggal berjauhan dengan saya dan hidup mandiri. Sementara kami selalu bersama dari kecil, bahkan semenjak di kandungan ibu, kami bersama.

Merupakan sebuah kesedihan karena saat ini kami memiliki kesibukan masing-masing dan hanya dapat bertemu setidaknya satu minggu sekali. Mutiara tidak selalu dapat berjumpa kedua orangtuanya dan berkali-kali tidak dapat mengikuti peristiwa penting dalam hidupnya karena tuntutan pekerjaan. Namun inilah yang membuatnya menjadi perempuan kuat dan menginspirasi. Ia dengan mandiri dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan membanggakan orang tuanya.

Kami sering saling merindukan belahan jiwa kami. Mutiara rela bekerja keras untuk dapat membantu saya sebagai saudara kembarnya meraih impian dan cita-citanya, termasuk dengan menempuh jenjang pendidikan yang tinggi. Oleh karena ketulusannya kepada keluarga, ia gigih menghadapi semua karena ia percaya tidak ada segala sesuatu yang sia-sia dipakai Tuhan dalam hidupnya, termasuk rasa rindunya dengan keluarga.

5. Kesempatan datang dari mana saja

Kisah Febrika Mutiara, Pramugari Tangguh yang Tak Kenal Putus AsaDok. Pribadi/elle

Kini ia telah begitu banyak berhadapan dengan berbagai macam penumpang dan rekan kerja. Hal ini membuat ia sering dipanggil dan diminta untuk berbagi pengalamannya tentang pekerjaannya di beberapa sekolah. Luar biasa sekali ia dapat menjadi insipirasi untuk generasi milenial dan juga orang-orang terdekatnya. Sekalipun banyak cibiran dan ditengah gaya hidup yang sulit, Mutiara tetap berjuang untuk membahagiakan orang tuanya dengan cara yang baik.

Ia berjuang untuk dapat menjadi Senior Flight Attendant, untuk melestarikan budaya sopan dan santun tanpa bullying kepada rekan-rekan kerja lainnya.

"Saya bercita-cita untuk dapat menciptakan suasana penerbangan yang nyaman bagi awak kabin dan penumpang tanpa harus menyombongkan diri dan berkata kasar atau ptoriter kepada rekan-rekan kerja yang beberapa tergolong baru,"  tutur Mutiara.

Saya ingin mengatakan kepada dunia bahwa pendidikan tidak melulu membatasi kesuksesanmu. Kerja keras dan kemauan yang kuatlah yang mendorong kita untuk terus maju. —Mutiara

Hidup tidak melulu memberikan apa yang kita mau, tetapi ia percaya bahwa kehadirannya harus menjadi berkat bagi orang lain, terutama untuk tidak otoriter kepada rekan-rekan kerjanya hanya karena kedudukan yang lebih tinggi.

Baca Juga: 5 Hal Mengenai Irma Suryani, Politisi Perempuan Pejuang Kaum Buruh

febrika intan elmona Photo Writer febrika intan elmona

a massive passion being content creator

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya