Kisah Axel Yunita, Membagikan Kesehatan Melalui Sanggar Yoga Rumahan

#AkuPerempuan Karena perempuan adalah contoh bagi sekitarnya

“Saya bangga bisa membuat orang lain jadi sehat, tapi lebih bangga lagi jika itu terjadi pada keluarga saya sendiri,”

Postur tubuhnya tegap, bugar, dan terlihat sangat lentur. Dalam keseharian saat menjalankan profesinya, perempuan ini sering kali menggunakan pakaian santai. Sepotong t-shirt dipadukan dengan celana legging berbahan spandex. 

Tak lupa pula gulungan alas berbahan karet dan handuk, tersampir di pundaknya. Ialah Yunita Ernawati atau yang lebih dikenal sebagai Axel Yunita, seorang guru yoga sekaligus pemilik sanggar senam Mix Yoga di Surabaya. 

Mungkin orang lain melihat hidup wanita tersebut sudah mapan dan nyaman. Namun sebenarnya bukan hal yang mudah bagi Yunita untuk bisa menjadi dirinya yang sekarang ini. Butuh perjuangan, komitmen, dan juga pengorbanan.

1. Sebelum mengenal yoga, Yunita memang sudah memiliki passion di bidang olahraga

Kisah Axel Yunita, Membagikan Kesehatan Melalui Sanggar Yoga RumahanAxel Yunita saat ditemui oleh tim IDN Times. 9 Desember 2019. IDN Times/Izza Namira

Berkutat di bidang olahraga dan aktivitas fisik membawa kesenangan tersendiri bagi Yunita. Saat berbincang dengan IDN Times pada Senin (9/12), ia mengutarakan bahwa dulunya ia adalah seorang murid biasa di sanggar senam dekat rumah. 

Ibu rumah tangga tersebut selalu menyempatkan diri untuk senam aerobik di sela aktivitas bekerja. Ia melakukannya murni karena kesenangan, passion, dan ia mendapatkan banyak teman dari sana. 

Saat itu, Yunita telah dikaruniai satu anak laki-laki. Setelah memiliki anak kedua, ia pun keluar dari pekerjaannya sebagai admin dan pemasaran perumahan. Ia memilih mendalami aerobik dan menjadi pengajar.

2. Vertigo sempat menjegal langkah Yunita, tapi itulah yang mempertemukannya dengan yoga

Setelah beberapa tahun menjadi guru aerobik, Yunita mengaku sempat merasa tidak sehat. Kepalanya terus menerus pusing dan harus minum obat setiap hari. Ia pun divonis mengalami sakit vertigo karena sering terlalu capek.

“Saya sempat kena vertigo dan masalah asam lambung juga. Mungkin karena aerobik kan kardio terus, ya. Jadi berdampak ke sana,” katanya menjelaskan.

Sementara itu, Yunita pun melihat temannya yang berlatih yoga. Ia heran melihat gerakannya yang sama sekali berbeda dengan aerobik yang biasa dilakukannya. Terang saja, aerobik selalu diiringi oleh suara keras dengan gerakan yang bersemangat. Sementara yoga adalah kebalikannya. 

Yunita mengaku bahwa saat itu timbullah rasa penasaran dalam dirinya. Terlebih lagi, perempuan tersebut sangat menyukai tantangan dan hal-hal baru. “Olahraga seperti itu enaknya apa, sih? Tapi akhirnya saya penasaran dan ingin coba,” ujar Yunita. 

3. Yoga banyak mengubah kehidupan Yunita, termasuk dalam aspek psikologis

Kisah Axel Yunita, Membagikan Kesehatan Melalui Sanggar Yoga RumahanAxel Yunita saat ditemui oleh tim IDN Times. 9 Desember 2019. IDN Times/Izza Namira

Tak disangka-sangka, perempuan lulusan Universitas Surabaya (Ubaya) tersebut merasa sangat cocok dengan yoga. Setelah mencoba olahraga tersebut, Yunita merasakan perubahan yang baik pada tubuhnya. 

Ia tak perlu lagi minum obat vertigo karena yoga berhasil menyembuhkan penyakitnya. Bukan hanya itu, Yunita juga merasa bahwa ia menjadi lebih sabar dan tidak mudah marah dibandingkan biasanya. 

dm-player

“Dari situ saya akhirnya tahu manfaat yoga bukan hanya untuk fisik, tapi juga mengubah pola hidup. Mulai dari cara makan hingga cara kita bersosialisasi bisa terbentuk,” kata Yunita. “Dari mana? Hasilnya ya dari latihan. Semua gerakan yoga itu membutuhkan kesabaran, jadi itu tercermin juga ke kehidupan kita,”

Baca Juga: Kisah Laninka: Berusaha Ubah Standar Kecantikan Dunia dari Kursi Roda

4. Keluarga mendukung keputusan Yunita untuk mengikuti berbagai sekolah yoga agar ia bisa menjadi pengajar yang andal

Kisah Axel Yunita, Membagikan Kesehatan Melalui Sanggar Yoga RumahanAxel Yunita saat ditemui oleh tim IDN Times. 9 Desember 2019. IDN Times/Izza Namira

Ia pun memutuskan untuk mengikuti berbagai sekolah yoga. Surabaya, Jakarta, dan bahkan Malaysia ia kunjungi demi memperkaya ilmu dan skill-nya. Namun bukan persoalan mudah untuk melakukan hal tersebut. Ada yang harus ditinggalkan, yaitu keluarganya.

“Untungnya alhamdulillah suami dan anak-anak mendukung. Suami tahu saya memang suka di bidang ini. Bukan cuma dukungan ngomong aja, suami juga bantu dananya. Apalagi sekolah yoga kan ga murah, ya. Mobil satu sampai “hilang”,” kata Yunita sambil tergelak.

Semua pengorbanan tersebut terbayarkan. Kegigihan Yunita ditambah dengan dukungan penuh dari keluarga membukakan jalan baru baginya, yaitu menjadi guru yoga di sanggarnya sendiri. Ia pun kini ahli dalam berbagai jenis yoga, termasuk yoga hatha, vinyasa, hingga tarian jiwa yang sangat jarang dikuasai orang lain. 

Sanggar senam Mix Yoga di daerah Gading, Surabaya adalah markasnya. Yunita menyulap ruangan lantai satu rumahnya untuk menjadi tempatnya mengajar. Hingga kini, sudah ada puluhan perempuan berbagai usia yang menjadi murid perempuan tersebut. Sebagian adalah teman-temannya saat aerobik dulu.

5. Tak selalu mulus, terdapat suka duka yang dirasakannya selama menjadi pengajar yoga

Yunita senang karena ilmu yang ia dapatkan ketika sekolah tidak sia-sia. Ia menemukan kepuasan tersendiri dalam mengajar yoga. Terutama ketika ia mendapatkan banyak respons baik dari muridnya.

“Teman-teman banyak yang bilang kalau tubuh mereka jadi lebih enak, gak sakit lagi, dan gak uring-uringan karena belajar yoga dari saya. Itu benar-benar jadi kebanggaan tersendiri sih buat saya. Saya jadi senang bisa menginspirasi orang lain,” katanya sambil tersenyum.

Ketika ditanya soal tantangan dalam profesinya sekarang, Yunita mengaku bahwa tidak sedikit persoalan yang harus ia hadapi. Salah satunya adalah kesehatan. Beberapa minggu yang lalu, ibu dua anak itu sempat jatuh sakit, otot jantungnya melemah. Jelas saja, saat itu Yunita bisa mengajar enam kelas dalam sehari. “Saya malu karena harusnya guru yoga kan membagikan kesehatan, kok malah saya sendiri yang sakit,” ujarnya.

Tantangan berikutnya adalah masalah persaingan. Yunita mengaku memang banyak persaingan di dunia yoga. Namun ia tidak ingin memikirkannya dan terus menjalankan apa yang ia miliki dan lakukan sekarang. Prinsipnya, semua usaha pasti akan ada pembuktiannya, tinggal menunggu waktu yang pas saja dari Tuhan.

6. Menurut Yunita, perempuan adalah panutan dan contoh bagi orang-orang di sekitarnya

Kisah Axel Yunita, Membagikan Kesehatan Melalui Sanggar Yoga RumahanYunita melakukan pose-pose yoga di sanggarnya, Senin (9/12). IDN Times/Izza Namira

Walaupun disibukkan dengan aktivitasnya sebagai pengajar yoga, Yunita mengaku ia selalu meluangkan waktu untuk keluarga. Terutama untuk kedua anaknya yang kini duduk di bangku SMA dan SMP. Sebab baginya, ia harus bisa menjadi contoh dan panutan bagi orang-orang di sekitarnya.

Bagaimana pun juga, menurut Yunita, perempuan, terutama yang sudah berkeluarga harus tahu cara membagi waktu. Tidak bisa berat sebelah antara karier dan keluarga. Ini adalah komitmen yang selalu ia pegang sehingga anak tidak merasa ditinggalkan walaupun sang ibu bekerja.

“Perempuan yang sukses itu bisa membuat orang lain jadi lebih baik, dan gak lupa membawa keluarganya sendiri jadi lebih baik lagi.” kata Yunita dengan mantap sambil menutup pembicaraan. 

Baca Juga: Bu Elfira, Driver Transportasi Daring Tangguh Tulang Punggung Keluarga

Topik:

  • Izza Namira
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya